Butuh Gugus Tugas yang Berisi Pemuda-Pemudi Asli Daerah Atasi Masalah Papua
Merdeka.com - Ketua Eksponen Muda Lintas Iman Indonesia (EMLI) Indonesia, Adhyaksa Dault menyayangkan terjadi Kerusuhan di Papua beberapa waktu lalu. Dia pun menyarankan ada pembentukan gugus tugas atau task force untuk mengatasi masalah di Papua.
"Artinya dibuat task force pun itu diikutsertakan comunity-coumunity leader di sana, jadi bukan tingkat formal, bukan tingkat gubernur, bukan bupati itu struktural, tapi comunity leader untuk dikumpulkan, untuk task force disana," ujar dia di Jakarta, Minggu (1/9).
Adhyaksa menuturkan, baiknya gugus tugas tersebut diisi oleh pemuda-pemudi di Papua. Pasalnya orang Papua paling mengerti kondisi wilayahnya.
-
Bagaimana solusi penyelesaian konflik Papua? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Siapa yang mengapresiasi kinerja Kejagung? Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni mengapresiasi kinerja Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam mengungkap sejumlah kasus dugaan tindak pidana korupsi yang mengakibatkan kerugian negara bernilai fantastis.
-
Siapa yang mengapresiasi kesiapan Polda Jateng? Kesiapan Polda Jateng dalam menyambut Pemilu 2024 ini mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Politikus NasDem tersebut menilai, penempatan personel kepolisian di tiap TPS dapat menjaga kondusifitas di lapangan.
-
Siapa yang beri apresiasi ke Polri? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini. Dalam survei tersebut Polri menempati urutan teratas setelah TNI sebagai lembaga yang memiliki citra terbaik. 'Kami dari DPP PMPI sangat mengapresiasi hasil rilis dari survei dari rilis Litbang Kompas terkait dengan citra positif lembaga negara,' ujar Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Pencinta Tanah Air Indonesia (PMPI) Khusniyati, Sabtu (22/6).
-
Siapa yang memuji keputusan Polri? Keputusan tersebut mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni.
-
Bagaimana Satgas BAKTI mengatasi kendala di Papua? Sementara itu, terdapat 297 lokasi lainnya yang masih dalam tahap pembangunan karena menghadapi kendala masalah keamanan di wilayah Papua.
"Sehingga mereka tidak bisa cuma seminggu dua minggu, tapi dia harus ada dan stay. Jadi perpanjangan tangan, jaringan daripada Pemerintah pusat yang ada di papua, sehingga mereka akan komunikasi. Jadi kalau ada api baru muncul, bisa langsung disiram, tidak perlu sampe kejadian kayak kemarin, kita ini bangsa yang besar, kami dan kita semua ini bersahabat, karena kita cinta NKRI," ungkapnya.
Kendati demikian, pada dasarnya Adhyaksa berterima kasih dengan kinerja TNI-Polri yang sudah menyelesaikan kisruh di Papua dengan baik. Dia menilai aparat sudah cepat tanggap menangani masalah di sana.
"Saya kira itu adalah ungkapan dari kita semua, pentingnya ada upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan sudah dilakukan, kami sampaikan terima kasih dengan cepat tanggapnya Polisi dan TNI di sana," ucapnya.
Di tempat yang sama, sekretaris EMLI-Indonesia, Viktus Murin juga menyayangkan ada Kerusuhan di Papua. Dia pun meminta para provokator yang sengaja memboceng kerusuhan di Papua dihukum berat.
"Bersamaan dengan itu, para penegak hukum di ranah pengadilan hendaknya menjatuhkan hukuman berat bagi siapapun pelaku tindakan provokasi yang membonceng sentimen SARA dan tindakan intoleransi," ujar Viktus.
Selain itu, Viktus juga meminta TNI dan Polri yang berada di Papua menahan diri. Kemudian menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih persuasif.
"Warga masyarakat bumi cendrawasih Papua sesungguhnya adalah warga Indonesia yang berkarakter Bhineka Tunggal Ika, yang menjunjung tinggi kemajemukan, berjiwa besar dan atau patriotik, serta mengutamakan perdamaian dan persaudaraan sebangsa-setanah air," tandasnya.
Adhyaksa Dault melanjutkan, terkait adanya keterlibatan pihak asing dalam kerusuhan di Papua dan Papua Barat, pihaknya minta petugas keamanan untuk mewaspadai hal itu.
"Karena kalau kita lihat, dari video-video yang beredar, infiltrasi sudah masuk, dari asing kan. Memprovokasi kadang-kadang, dilihat dari media sosial yang beredar," kata Koordinator EMLI Indonesia Adhyaksa Dault di Jakarta, Minggu (1/9/2019).
"Jadi kita harus hati-hati itu," tambah Adhyaksa.
Dirinya menegaskan, tak ada satu pun orang yang cinta Indonesia ingin Papua pindah. "Persoalan Papua ini memang sensitif. Kita enggak mau Papua lepas dari Indonesia, tetap NKRI," pungkasnya.
Sumber: Liputan6.com
Putu Merta Surya Putra
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam kajian Percepatan pembangunan Papua tersebut, TNI telah mendapat amanah untuk menjalankan tiga tugas.
Baca SelengkapnyaPanglima Agus mengatakan separatis Papua, semakin lama semakin berbahaya.
Baca SelengkapnyaBuntut kejadian itu, belasan prajurit dari satuan Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya jalani pemeriksaan internal
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyerahkan risalah serah terima jabatan Kasad ke Jenderal Maruli.
Baca SelengkapnyaBerikut momen haru kepulangan 400 personil Pamtas RI-PNG disambut keluarga.
Baca SelengkapnyaDalam lawatannya ke Tanah Papua, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan mengutamakan pendekatan lembut
Baca SelengkapnyaDanrem menekankan kepada prajurit Satgas yang baru agar melaksanakan tugas secara profesional dan proporsional.
Baca SelengkapnyaBelakangan ini sejumlah peristiwa gejolak kerusuhan kembali terjadi di tanah Papua.
Baca SelengkapnyaCalon Panglima, Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan strategi dalam mengatasi konflik di Papua
Baca SelengkapnyaPemerintah dan aparat diharapkan dapat memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat di Bumi Cenderawasih.
Baca SelengkapnyaPatridge menilai, personel TNI-Polri dalam Satgas Damai Cartenz ini layak menerimanya.
Baca SelengkapnyaTerkait pernyataan Panglima TNI tersebut, nampaknya dinilai bukan untuk menyelesaikan masalah, melainkan memperpanjang konflik di Papua.
Baca Selengkapnya