Butuh uang, pria ini culik anak tetangga & minta tebusan lewat surat
Merdeka.com - Gara-gara terjerat utang dan butuh tambahan modal buat usahanya, seorang pedagang kelontong di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Makassar nekad menculik anak mantan tetangganya, Sabtu siang, (25/6) sekira pukul 12.00 Wita. Tidak cukup 24 jam, pelaku yang bernama Joni, (34 thn) akhirnya berhasil diringkus polisi dari jajaran Polsek Tamalate dipimpin Ipda Sugiman, Minggu pagi tadi, (26/6) pukul 06.30 Wita.
Kini Joni telah meringkuk dalam sel tahanan di Mapolsek Tamalate. Sementara korban bernama Muhammad Alan Nautika, (6) didampingi ibunya, Asrini, (26) tengah menjalani pemeriksaan dengan penyidik.
Asrini menyebutkan Muhammad Alan Nautika yang menjadi korban penculikan itu adalah anak pertamanya dari dua bersaudara. Baru tahu jika putra sulungnya itu diculik setelah menerima secarik kertas dari teman anaknya, Muhammad Alan Nautika.
-
Siapa yang meminta tebusan USD 8 juta? 'Mereka minta tebusan USD 8 juta,' ujar dia.
-
Bagaimana anak ini mencari uang? Mampu mengumpulkan uang hingga Rp150 ribu untuk digunakan membantu orang tua yang berprofesi sebagai nelayan.
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Kenapa pelaku meminta uang dari korban? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
Di kertas itu tertulis kalimat jika anaknya diculik dan dimintai uang tebusan Rp 85 juta. Tertulis juga di atas secarik kertas itu nomor kontak pelaku.
"Setelah terima secarik kertas itu saya langsung lapor ke polisi dan polisi lalu menelpon nomor hp yang ada di kertas itu," tutur Asrini, ibu dari Muhammad Alan Nautika.
Sementara Joni, pelaku yang sempat ditemui di ruang Perwira Unit (Panit) II, Ipda Sugiman mengaku, terpaksa menculik karena sangat butuh uang. Dia pilih anak mantan tetangganya itu karena tahu, Tahiruddin bapak dari korban adalah seorang pelaut yang dinilainya punya uang banyak.
Kata Joni, awalnya bocah Alan didapatinya main di depan rumahnya di BTN Hasri Barombong Blok H2 No 18, Kecamatan Tamalate. Dia langsung mengajak Alan pergi dengan bujukan bahwa dia adalah pamannya untuk diajak beli sepatu. Alan pun naik ke sepeda motor dan dibawa makan dulu. Sebelumnya dia menitip secarik kertas ke seorang anak kecil untuk diberikan ke orang tua Alan.
"Habis makan, saya bawa main ke wahana permainan anak-anak di Trans Studio. Alan asyik main, saya tinggalkan sebentar dan rencana nanti jemput lagi sambil tunggu uang tebusan," tutur Joni.
Kemudian masuk telepon yang menanyakan soal uang tebusan. Setelah lama bicara, Joni tahu kalau yang bicara itu anggota Polisi. Dia pun tidak jadi menjemput Muhammad Alan Nautika di trans studio.
Sementara bocah enam tahun ini dikembalikan ke rumahnya oleh salah seorang karyawan trans studio malam harinya sekira pukul 21.00 Wita karena wahana permainan itu sudah hendak ditutup. Karyawan ini berhasil menemukan kediaman keluarga Alan karena bocah ini sudah bisa menghafal alamat rumahnya sendiri.
Adapun Ipda Sugiman menjelaskan, pelaku berhasil dideteksi berdasarkan petunjuk CCTV kompleks perumahan BTN Hasri Barombong. Meski dalam rekaman CCTV itu, pelaku mengenakan jaket, helm tetapi keluarga korban langsung mengenali pelaku bahwa dia adalah Joni, mantan tetangga di BTN Hasri Barombong.
Bersama dua anggota polisi lainnya, kata Ipda Sugiman, dia langsung ke rumah Joni masih di kawasan Kelurahan Barombong, melakukan penangkapan. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku melihat korban bermain bersama temannya. Kemudian mendekat dengan modus bertanya alamat. Saat itu korban dibawa pergi.
Baca SelengkapnyaAF ditangkap di kediamannya di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Baca SelengkapnyaPelaku sempat meminta sejumlah uang kepada ibu korban. Lantaran tidak kunjung diberi, tersangka nekat menculik dan menyandera anak korban.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga motif pria berinisial IJ (54) penyandera bocah di Pejaten karena urusan dengan ibu korban.
Baca SelengkapnyaPelaku nekat mencuri karena terjerat utang pinjaman online yang bunganya setiap hari bertambah.
Baca SelengkapnyaDia nekat kabur dari rumah demi menghindari tagihan utang. Di tanah perantauan, sosoknya tinggal di gubuk sederhana.
Baca SelengkapnyaKorban dikurung dan disiksa selama 10 hari di pelbagai tempat negara bagian Malaysia, termasuk Penang.
Baca SelengkapnyaKorban enggan membayar utang yang dijanjikan sehingga keduanya cekcok mulut.
Baca SelengkapnyaHal itulah yang membuat korban akhirnya percaya sehingga mentransferkan sejumlah uang ke rekening si penelepon.
Baca SelengkapnyaKorban yang tidak menaruh curiga langsung masuk ke rumah pelaku SR, yang sudah menyiapkan golok.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap pelaku inisial FA (24) dan menjebloskannya ke jeruji besi.
Baca SelengkapnyaDari keterangan RAD, dia tega menjual anaknya pada pria hidung belang karena terlilit utang pinjaman online (pinjol). Jumlah utang RAD mencapai Rp 100 juta.
Baca Selengkapnya