Buwas tanggapi serius curhatan Fredi, mau habisi petugas BNN nakal
Merdeka.com - Curhatan terpidana mati FrediBudiman kepada Koordinator KontraS Haris Azhar tahun 2014 lalu menjadi heboh belakangan ini. Di curhatan tersebut, Fredimenjelaskan adanya kucuran dana yang salah satunya dari Badan Narkotika Nasional (BNN).
Menanggapi hal tersebut, Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso pun geram. Dia berharap Haris bisa bekerja sama dengan memberikan bukti-bukti otentik akan kebenarannya.
"Saya harap ada buktinya dan saya tidak pernah bermain-main dalam hal ini. Saya akan tindak tegas. Saya harap saudara Haris bekerja sama mengungkap apakah ada rekaman atau apa, tim saya sedang bekerja tim yang ada untuk penelusuran," kata Komjen Buwas di Gedung BNN, Jakarta Timur, Selasa (2/8).
-
Bagaimana KPK menemukan bukti keterlibatan Hasto? 'Ini karena kecukupan alat bukti, penyidik baru yakin kemudian setelah pada tahap proses pencarian DPO HM (Harun Masiku) ada kegiatan pemanggilan, pemeriksaan, penyitaan terhadap barang bukti elektronik,' jelas Setyo.
-
Bagaimana KPK menyita barang Hasto? Penyitaan itu dilakukan oleh salah seorang penyidik bernama Rossa Purbo Bekti. Handphone Hasto disita dari tangan asistennya, Kusnadi bersamaan dengan sebuah buku catatan dan ATM dan sebuah kunci rumah.
-
Apa yang dilakukan oleh tersangka HW? Ia disangka telah melakukan tindak pidana korupsi pengadaan barang dengan nilai kerugian sebesar Rp9 miliar.
-
Kenapa Hasto melapor ke Dewas KPK? Hasto yang sudah kepalang 'baper' langsung membuat laporan ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK. Penyidik Rossa dilaporkan atas dugaan pelanggaran peraturan Perdewas tentang kode etik dan pedoman berprilaku.
-
Siapa yang disebut membongkar kebusukan hakim? Video tersebut mengandung narasi bahwa Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD bersama DPR membongkar kebusukan hakim MK saat pelaksanaan Pilpres.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Dalam hal ini, Buwas mengungkapkan, pihak BNN sudah mengambil langkah internal ingin bekerja sama dengan Haris untuk menyampaikan secara utuh dengan bukti otentik yang ada. Sebab kalau tidak ada bukti, maka jatuhnya fitnah.
"Paling saya butuh keterangan ada kejadian itu kapan, di mana, jam nya. Kalau disampaikan, kita bisa menemukan kira-kira siapa. Katakan kalau benar sistem yang mengirim uang saat itu, dan siapa saksi. Itu mudah.
"Kalau penelusuran gampang, mudah, kita kerja sama PBHTK, kemarin kita telusuri rekam jaringan freddy untuk TPPUnya," tambahnya.
Jika nantinya Haris bisa memberikan bukti dan benar adanya bahwa anggota BNN terlibat, Buwas mengatakan pihaknya langsung tindak tegas beri hukuman. Kasus ini pun sudah dilakukan koordinasi dengan Kapolri dan TNI.
"Tapi saya belum bisa memastikan, saya yakin saudara Haris punya bukti. Beliau tak main-main soal kasus ini, apa yang dia tahu saya minta dia berikan," ucapnya.
Soal pengungkapan Haris, Buwas menyambutnya optimis, yakni niat baik Haris dalam citra lembaga hukum. Namun sayang, Haris tak ungkapkan saat Freddy belum dieksekusi.
"Mungkin Haris niatnya baik, tapi ada aturan. Seyogyanya kalau dia tahu sejak tahun 2014, kenapa enggak disampaikan saat itu? Karena itu masih hangat, Fredimasih ada. Sekarang kan kita baru mengungkap, tapi semua baru katanya-katanya," tutur Buwas.
"Untuk sementara, kapan dan waktunya kejadian kita baru bisa telusuri agenda perintah dan surat tamu. Sekarang kita baru mau minta Kepala Lapas apa benar anggota BNN yang melakukan itu. Anggota BNN juga manusia, apa saja bisa terjadi. Namun kembali lagi, kalau Haris tak mau menyampaikan di publik asal ada barang buktinya, kita bisa bicarakan internal. Karena itu penting," tutupnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saling Teriak, Ribut Keras Kuasa Hukum Haris & Fatia Adu Mulut Lawan Jaksa di Sidang
Baca SelengkapnyaDugaan penyiksaan para terpidana itu terjadi saat Iptu Rudiana yang saat itu menjabat Kanit Narkoba mengusut kasus pembunuhan Vina dan anaknya, Eky.
Baca SelengkapnyaKuasa hukum menyebut, ada kesalahan dalam proses penyitaan barang bukti milik staf Hasto, Kusnadi.
Baca SelengkapnyaDuduk Perkara Hakim Padang Diduga Ancam Aktivis Perempuan Hingga Dilaporkan ke KY
Baca SelengkapnyaSeorang anggota polisi melepaskan tembakan usai diancam golok orang tak dikenal. Ini kronologinya.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Politik dan Keamanan, Budi Gunawan mengungkapkan bahwa telah menerima laporan dari Kapolri Listyo Sigit dan Kapolda atas kasus polisi tembak
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, pelaku mengirimkan sebuah peluru aktif disertai surat berisi ancaman dan pemerasan
Baca SelengkapnyaMassa Aksi Kamisan mendesak penegak hukum untuk menghentikan kriminalisasi terhadap pembela HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman yakin Kapolri Listyo Sigit Prabowo akan menindak tegas terhadap pelaku, tanpa pandang bulu
Baca SelengkapnyaDirektur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, tidak mempersoalkan laporan yang dilayangkan oleh Staf Sekjen PDIP itu
Baca Selengkapnya