Cabuli putri kandung, ayah bejat dihukum 12 tahun penjara

Merdeka.com - Perbuatan Hendianto benar-benar di luar batas. Dia mencabuli AN, putri kandungnya, setelah mencekokinya dengan film porno.

Akibat perbuatan itu, Hendianto diganjar 12 tahun penjara. Hukuman itu dijatuhkan majelis hakim yang diketuai Berlian Napitupulu di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa (3/5) sore.

Selain hukuman 12 tahun penjara, Henduanto juga dijatuhi denda Rp 1 miliar. Jika tidak membayarnya, dia dikenakan subsider 3 bulan kurungan.

Hendianto telah terbukti melakukan perbuatan yang diatur dan diancam dengan Pasal 81 ayat (3) UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana diubah dengan UU No 35 Tahun 2014.

"Mengadili, menyatakan terdakwa Hendianto telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain," kata Berlian.

Hukuman yang dijatuhkan majelis hakim sama dengan tuntuan jaksa. Menyikapi putusan ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan terdakwa menyatakan masih pikir-pikir apakah akan menerima atau mengajukan banding.

AN merupakan putri kandung Hendianto dari istri keduanya, Sri Rahmawati. Namun AN tinggal bersama ibunya setelah pasangan itu berpisah rumah.

AN pertama kali dicabuli Hendianto saat duduk di bangku kelas III SMP pada 2013. Perbuatan itu dilakukan di rumah sang ayah di Jalan Ampera, Medan.

Awalnya, AN dijemput Hendianto di rumah Sri Rahmawati, Jalan Sengon, Medan. Setelah jalan-jalan dengan sepeda motor, anak perempuan itu dibawa singgah ke rumahnya yang sedang kosong.

Di rumah itu, terdakwa langsung memutarkan video porno di komputer. AN yang melihat video itu dibujuk rayu dan dipaksa berhubungan badan.

Pencabulan itu terulang beberapa kali. Namun perbuatan bejat sang ayah terbongkar setelah AN bercerita pada pamannya saat berada di Padang. Kejadian ini pun dilaporkan ke Mapolresta Medan pada 2015.