Cairan Diduga Sperma ditemukan di Celana Bocah Korban Pencabulan Kakeknya di Jembrana
Merdeka.com - Terkait kasus dugaan pencabulan yang dilakukan Pekak Gula (65), asal Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, terduga pelaku persetubuhan terhadap NKP (9), anak autis yang terhitung masih cucunya ternyata pengakuannya berbelat-belit kepada polisi. Kakek itu tetap ngotot membantah telah menyetubuhi korban di kebun sebelum dipergoki ibu korban.
Dia mengaku hanya melakukan pelecehan dengan memasukan jari telunjuk tangan kanannya ke kemaluan korban. Padahal barang bukti yang diamankan polisi berupa celana dalam korban diduga berisi cairan sperma pelaku.
"Hingga saat ini pelaku kakek tidak mengaku telah menyetubuhi korban. Pelaku mengaku hanya memasukan jari telunjuk tangan kanannya ke kemaluan korban," ucap Kanit Reskrim Polsek Mendoyo Ipda Gusti Ngurah Arta Kumara, Senin (26/11).
-
Siapa yang memperkosa anak kandungnya? Ali Arwin, ayah kandung yang tega memperkosa putrinya hingga hamil dan melahirkan akhirnya dimunculkan ke publik.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Bagaimana pelaku memperkosa korban? Ketiganya dilakukan penahanan selama proses pemeriksaan berlangsung. Berkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
-
Kenapa pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? Lebih lanjut, dia mengungkapkan AR sendiri tinggal sementara di rumah korban dan pelaku mengaku melakukan kekerasan seksual untuk kepuasan pribadi.
-
Kenapa pelaku melakukan pemerkosaan? Tersangka melakukan kekerasan seksual di sekitar rumah dan di kebun. Modusnya, memanfaatkan kondisi korban yang rentan. Tersangka sebelumnya melakukan hal serupa pada korban lain. Sempat dinikahi namun kemudian bercerai.
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? 'Pamannya melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak empat kali kali sehingga korban hamil dan sudah melahirkan,' kata Tri.
Karena itu, lanjut Artha Kumara, pihaknya akan mengirim barang bukti berupa celana korban yang diduga berisi cairan sperma pelaku ke laboratorium forensik (labfor) untuk mengetahui jenis cairan yang ada pada celana korban. Sambil menunggu hasil visum dari dokter.
Hasil pemeriksaan labfor dan visum et revertum tersebut akan membuktikan apakah korban telah disetubuhi oleh pelaku. Namun demikian sejak kemarin pihaknya telah menahan pelaku karena melakukan pelecehan seksual terhadap korban.
"Kita lihat nanti hasil visum dan hasil pemeriksaan labfor terhadap barang bukti. Tapi pelaku sudah kami tahan dari kemarin," tutup Artha Kumara.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat pencabulan terjadi, istri pelaku turut memegani tangan korban.Seusai dicabuli, korban disuruh berjalan jongkok oleh terduga pelaku.
Baca SelengkapnyaDiduga bayi tersebut hasil dari hubungan terlarang dan sengaja dibuang.
Baca SelengkapnyaPolisi yang mendapat laporan pencabulan tersebut menangkap pelaku dan ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaPelaku merekam adegan persetubuhan antar anaknya dengan pacarnya di sebuah kontrakan.
Baca SelengkapnyaBayi itu diketahui merupakan hubungan antara JR dengan NJ dan akhirnya mengamankan keduanya.
Baca SelengkapnyaRibut hebat terjadi antara mereka dan barulah korban menceritakan kejahatan ayah kandungnya itu.
Baca SelengkapnyaPelaku mencabuli korban sejak Agustus 2021 hingga Desember 2022.
Baca SelengkapnyaPengakuan pelaku telah memperkosa korban dua kali di dua lokasi berbeda
Baca SelengkapnyaPelaku berusia 70 tahun itu sudah tetapkan sebagai tersangka
Baca SelengkapnyaDugaan pemerkosaan yang menimpa balita berinisial AG itu terjadi di Jalan Pembina Kampung Baru, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaPencabulan ini dilakukan setelah pelaku menonton video porno dan tak kuat menahan nafsu.
Baca SelengkapnyaKondisi korban anak saat ini ketakutan dan merasa trauma. Apalagi setelah mengetahui kasus ini viral.
Baca Selengkapnya