Cak Imin Sebut NU Tak Bisa Lepas Dari Politik
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menilai, Nahdlatul Ulama (NU) tidak akan bisa lepas dari politik bila disebut kembali ke khittahnya. Menurutnya, NU justru menjadikan perangkat politik lebih luas.
"Kalau disebut kembali ke khittah, itu bukan berarti melepaskan diri dari politik, tetapi justru menjadikan perangkat politik lebih luas,” katanya, Kamis (23/12).
Menurutnya, sudah saatnya NU mempengaruhi kebijakan politik yang lebih transformatif untuk membawa kemajuan dan perubahan di masa yang akan datang.
-
Kenapa Cak Imin dilema soal Pilkada Jakarta? Saya sejak keputusan banyak yang harus diambil, dilemanya saya tidak ikut-ikut, saya serahkan ke Desk Pilkada,' kata Cak Imin kepada wartawan di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (21/7).
-
Siapa yang menyatakan Cak Imin tak maju Pilkada? 'Gus Muhaimin tidak mungkin, ngapain (maju Pilkada Jatim),' ujar Jazilul di Jakarta, Sabtu (6/4). Ia menegaskan sampai saat ini tidak ada pembahasan mengenai Cak Imin (sapaan akrab Muhaimin Iskandar) akan maju pada Pilkada Jatim.
-
Mengapa Cak Imin tidak maju Pilkada Jatim? Gus Muhaimin tidak mungkin, ngapain (maju Pilkada Jatim), ujar Jazilul di Jakarta, Sabtu (6/4). Ia menegaskan sampai saat ini tidak ada pembahasan mengenai Cak Imin (sapaan akrab Muhaimin Iskandar) akan maju pada Pilkada Jatim.
-
Apa tekad Cak Imin di Pilpres 2024? 'Kami memiliki satu tekad dalam pemerintahan yang akan datang minimal harus dibangun 40 kota baru yang selevel Jakarta,' kata Cak Imin dalam debat Cawapres di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12).
-
Kenapa Cak Imin protes panelis debat? Cak Imin berujar, dia khawatir panelis tak bisa menunjukkan kredibilitasnya karena Universitas Pertahanan berada di bawah naungan Prabowo.'Ya terus terang saya protes, karena itu mengganggu objektivitas, karena apa pun Unhan di bawah Pak Prabowo, Menhan, karena itu saya protes syukur-syukur bisa diganti,' kata Cak Imin saat ditemui di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (4/1).
-
Apa protes Cak Imin tentang debat capres? Cak Imin memprotes soal dua panelis debat capres yang berasal dari Universitas Pertahanan.
”Kita harus membicarakan politik dalam artian yang lebih luas. Mulai dari mabadi’u khaira ummah, maqasidu syariah, sampai maslahatil ummah,” urainya.
Cak Imin menilai, istilah 'NU kembali ke khittah' justru menjadikan politik NU semakin canggih. Dia bilang, para politisi NU sudah naik kelas. Sejak era reformasi, banyak kader NU yang menjabat di eksekutif maupun legislatif.
”Karena demokrasi dan reformasi telah melahirkan kebebasan untuk menentukan arah politik yang kemudian warga NU terorganisir maupun pribadi menjadi kekuatan politik sehingga akhirnya jabatan-jabatan publik bisa diambil melalui pemilihan secara langsung,” tuturnya.
Kendati begitu, Cak Imin mengatakan ada konsekuensi dari pemilihan langsung yang tidak mudah. Termasuk kecenderungan pragmatisme politik yang melahirkan-produk politik yang tidak efektif.
Menurutnya, politik besar yang menjadi khittah adalah bahwa NU harus bisa membaca lebih luas lagi posisi perjuangan politiknya yang sudah tidak lagi pada level jabatan publik. Tetapi sudah level kebijakan-kebijakan publik yang efektif dan tepat dalam memenuhi tuntutan-tuntutan mabadi’u khaira ummah, maqasidu syariah, sampai maslahatil ummah sesuai visi dan misi NU.
”Dari situlah saya yakin peran politik NU sangat cerah. Masa depan NU sangat luas apabila semua kekuatan solid di dalam satu kekuatan yang kokoh. Kalau tidak, akan terulang lagi perceraiberaian seperti yang terjadi di masa Fusi di dalam sebuah parpol maupun di masa proses marginalisasi politik Orde Baru yang akhirnya tidak produktif sama sekali,” urainya.
Menurutnya, perjuangan NU akan sangat efektif dilakukan melalui jalur politik. Baik perjuangan di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial bahkan keagamaan.
Dia mencontohkan sejak era Mendikbud Muhammad Nuh dan dilanjutkan M Nasir sebagai Menristekdikti, perguruan tinggi NU berkembang sangat pesat meski masih jauh dari target NU.
”Inilah efektivitas kekuasaan dalam melahirkan target-target perjuangan. Justru khittah tadi yang membuat kita memiliki peran perjuangan di pemerintahan, kenegaraan, dan politik,” tandas Wakil Ketua DPR itu.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nusron Wahid mengatakan, isu soal LFP dan nikel sudah menjadi bahasan umum. Dia keras menilai Cak Imin berbahaya jika diberi amanah
Baca SelengkapnyaNusron Wahid mengatakan, isu soal LFP dan nikel sudah menjadi bahasan umum.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, kompetisi politik sudah semakin pragmatis. Dia ingin pemilihan dikembalikan kepada nilai-nilai dari tujuan berbangsa dan bernegara.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengatakan setuju dengan PBNU tidak boleh terlibat politik praktis seperti yang disampaikan Ketum PBNU Gus Yahya.
Baca SelengkapnyaCak imin menilai pelaksanan Pilkada saat ini merusak tatanan demokrasi.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Cak Imin saat Silaturahmi Kebangsaan Tokoh Lintas Agama Bersama Muhaimin Iskandar di Kelenteng Kong Miao, TMII, Jakarta, Kamis (14/9).
Baca SelengkapnyaCak Imin menilai kepala daerah langsung dipilih presiden berbahaya.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Rakyat Protes karena Presiden Tidak Netral
Baca SelengkapnyaCak Imin mengomentari soal ajakan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, untuk tidak mendukung pasangan yang didukung Ustaz Abu Bakar Ba'asyir.
Baca Selengkapnyaetapi ia menyatakan bersama Anies Baswedan bertekad untuk membawa perubahan.
Baca SelengkapnyaBelakangan, muncul isu Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tandingan.
Baca SelengkapnyaCak Imin menekankan pentingnya perubahan dalam setiap laku politik di tengah disrupsi.
Baca Selengkapnya