Caleg gagal ancam bunuh timses jika tak kembalikan 'wani piro'
Merdeka.com - Ada-ada saja yang dilakukan calon legislatif (caleg) berinisial SM daerah pemilihan Prabumulih. Karena gagal duduk sebagai anggota DPRD, caleg tersebut meminta kembali uang wani piro yang diberikan sebelumnya. Bahkan, caleg itu mengancam akan membunuh tim sukses (timses) tersebut jika tak tak dipenuhi.
Timses yang mendapat ancaman tersebut sebanyak dua orang. Yakni Komaini (52), warga Jalan Sepatu, Gang Aris, RW 06 Kelurahan Karangraja, Kecamatan Prabumulih Selatan, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Satu orang lain bernama Samsudin, Ketua RW 6, atau sekampung dengan Komaini.
Kedua tim sukses itu diminta kembali uang sebesar Rp 130 juta yang diberikan pelaku pada 8 April lalu untuk dibagikan kepada warga sebagai wani piro. Sayang suara yang ditargetkan sebanyak 600 suara di RW mereka gagal didapatkan. Caleg itu hanya mendapatkan 200 suara sehingga gagal lolos sebagai legislator. Akhirnya sang caleg menjemput kedua korban beberapa jam usai perhitungan suara di TPS.
-
Siapa yang mengembalikan uang Rp40 miliar? 'Telah berhasil mengupayakan penyerahan kembali sejumlah uang sebesar USD 619.000 dari tersangka AQ, sehingga total penyerahan uang tersebut senilai USD 2.640.000 atau setara dengan Rp40 miliar,' tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangannya, Selasa (21/11/2023).
-
Siapa yang kehilangan uang? Cerita Korban Ferry Setiawan (36), warga Kelurahan Sidokumpul, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menceritakan apa yang ia alami.
-
Siapa yang menerima uang pungli? Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjatuhkan sanksi etik terhadap PLT Karutan periode 2020-2021, Ristanta. Ia terbukti terlibat dalam praktik pungutan liar (pungli) dengan menerima sejumlah uang Rp30 juta dari para tahanan.
-
Siapa yang menolak uang suap ratusan juta? Jujurnya Jenderal TNI Tolak Uang Suap Ratusan Juta Banyak pejabat tersandung kasus korupsi, tapi Mayjen Eddie M Nalapraya justru tak tergiur uang suap.
-
Siapa aja yang stres berat pasca pemilu? Setidaknya ada 10 orang yang terdiri dari timses dan panitia Pemilu (KPPS/PPS/PPK) di Ponorogo yang terindikasi stres berat.
-
Siapa yang dapat uang? Jumlahnya kemudian dibagi lagi berdasarkan waktu setiap orang di pabrik.
Komaini mengaku, dirinya sempat disekap pelaku selama dua hari yang dikawal lima bodyguar di sebuah kawasan di Prabumulih setelah pencoblosan, 9 April yang lalu. Pelaku rencananya hendak membunuh korban.
Namun, pembunuhan itu gagal lantaran sang caleg gagal masih ngotot korban mengembalikan uang sebanyak Rp 130 juta yang diberikan kepada warga sebagai wani piro itu.
"Saya disekap selama dua hari. Saya bebas setelah keluarga saya menyerahkan lima suku emas (33,5 gram) dan sejumlah uang kepada pelaku. Dia ancam bunuh saya jika tak mengembalikan uang itu," ungkap Komaidi, Senin (28/4).
Topik pilihan: Koalisi Partai Islam | Pilpres
Dikatakan Komaini, adapun lima bodyguard dan kakak ipar caleg yang melakukan pengancaman yakni berinisial UM, AT, AD, AN, SD dan sang kakak ipar ED. "Mereka mengancam akan menembak saya. Padahal uang itu betul-betul saya bagikan, catatannya juga ada," ungkapnya.
Sedangkan Samsudin, disandra selama beberapa jam. Namun, ia dilepaskan karena istri korban menyerahkan tebusan sebesar Rp 30 juta. "Istri saya terpaksa menyerahkan uang itu agar saya dibebaskan," kata dia.
Tragisnya, kedua korban masih diminta memberikan sisa uang tersebut berjumlah Rp 60 juta. Janji pengembalian uang ini ditulis dalam sebuah surat pernyataan untuk diselesaikan dalam tempo secepatnya.
Jika tidak dikembalikan para anak buah caleg akan melakukan eksekusi pembunuhan. "Kami takut. Kami ingin melaporkan kejadian ini ke polisi," tegas Komaini.
Sementara itu, SM, sang caleg, membantah telah melakukan pengancaman terhadap kedua korban. "Jika memang benar mendapat pengancaman mengapa tidak melapor ke polisi," katanya singkat.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Soalnya kabar yang menyebut uang Rp900 juta dipakai Briptu WR buat judi online masih didalami.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi di Kampung Kalimo, Distrik Waris, Kabupaten Keroom, Papua.
Baca SelengkapnyaPengakuan itu disampaikan Supriyani saat diperiksa Propam Polda Sultra.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, Laksamana Yudo memastikan akan mengawal langsung proses hukum
Baca SelengkapnyaDua begal di Garut babak belur diamuk massa setelah merampas tas berisi Rp125 juta. Mereka tertangkap setelah ditabrak pemotor yang sedang melintas.
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaLegislator Partai Amanat Nasional (PAN) itu melaporkan dua orang yakni pria berinisial MMT dan wanita berinisial FA alias Syarifah.
Baca SelengkapnyaIa melancarkan aksi tipu-tipu dengan membuka praktik pengobatan alternatif di rumah kontrakannya yang ada di sekitar Kota Pacitan.
Baca Selengkapnya