Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Diminta Tuntaskan Operasi Tinombala Buru Ali Kalora

Merdeka.com - Pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst, Harits Abu Ulya mengatakan tantangan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon Kapolri yakni menuntaskan Operasi Tinombala untuk menangkap teroris kelompok Ali Kora di Poso, Sulawesi Tengah.
Menurut dia, ada banyak tugas yang harus diselesaikan Komjen Sigit ketika sudah dilantik menjadi Kapolri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggantikan Jenderal Idham Azis, di antaranya menyelesaikan sisa-sisa kasus pada masa Jenderal Idham yang menjadi perhatian publik.
"Terutama kasus terbunuhnya enam orang FPI, dan kasus perburuan teroris di Poso dengan Operasi Tinombala yang berjilid-jilid itu serta separatisme OPM," kata Harist di Jakarta, Selasa, (19/1).
Terpenting, kata Harist, Komjen Sigit harus mampu membangun citra Polri mulai dari top leader sampai bawah itu bisa diterima masyarakat dengan baik. Salah satunya dengan melakukan reformasi internal Polri.
"Realitas masyarakat bawah itu memang ada distrust, ketidakpercayaan terhadap Polri. Jadi, butuh kerja keras untuk ditumbuhkan kepercayaan masyarakat ini, bagaimana bisa memastikan Polri itu promoter (profesional, modern dan terpercaya)," ujarnya.
Di samping itu, Harist mengatakan Komjen Listyo Sigit sebagai calon Kapolri diharapkan punya integritas yang baik dan bisa on the track. Sebab, hal ini dikaitkan juga dengan isu primordial bahwa penduduk Indonesia mayoritas muslim.
"Kalau bisa profesional, dan membawa institusi ini bekerja sebagai pelayan publik dan penegak hukum, bukan sebagai pelayan kekuasaan, bukan sebagai alat kekuasaan. Maka, ini bisa menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada Polri. Tentu, masyarakat masih punya harapan ada keadilan yang bisa tegak untuk semua pihak tanpa pandang bulu," jelas dia.
Jadi, Harist mengatakan bahwa isu terorisme yang digencarkan sebagai tantangan bagi Komjen Sigit karena beragama non muslim tentu sangat tidak relevan dan terlalu mengada-ada, bahkan kebablasan.
"Ada Pak Listyo atau tidak, isu teroris ktu memang sudah menjadi isu global. Jadi, tidak menunggu Pak Listyo yang non muslim menjadi Kapolri, tidak relevan dan enggak korelatif. Jadi kalau jualan isu teroris menjadi ancaman bagi Kapolri non muslim, itu terlalu mengada-ada," tandasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya