Campur tangan asing bikin terorisme di Indonesia tumbuh subur
Merdeka.com - Kemunculan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah menarik jutaan penduduk di seluruh dunia untuk bergabung. Para anggotanya tak hanya berasal dari Timur Tengah dan Asia, tapi juga telah merambah Eropa, Amerika dan bahkan Indonesia. Organisasi teror ini telah menjelma menjadi raksasa yang setiap saat bisa menjadi ancaman bagi dunia.
Alhasil, jaringan terorisme menjadi lahan untuk mengeruk keuntungan sekaligus posisi tawar bagi yang memiliki kepentingan. Hal itulah yang terpatri dalam benak mantan jihadis atau kombatan yang sempat terlibat dalam jaringan Dr Azhari dan Noerdin M Top, Machmudi H alias Yusuf.
"Mestinya mereka ada. Mereka akan menjadi panutan kalau mereka ikut yah. Tapi kalau mereka yang tidak ikut akan tetap menjadi panutan. Artinya ada dua pilihan. Jadi kalau bisa ya tidak usah bergabung (ISIS)," ungkap Yusuf dalam seminar 'Peran Media Dalam Mencegah Radikalisme dan Terorisme' di Aula Kantor Kesbangpolinmas Provinsi Jateng di Jalan Ki Mangunsarkoro, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (4/12).
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Kenapa sukarelawan Indonesia ingin melawan Israel? Saat Israel, Inggris dan Prancis menyerbu Mesir tahun 1956, mereka menyatakan kebulatan tekad untuk ikut perang.
-
Mengapa Jepang menyerang Indonesia? Jepang menilai bahwa keberadaan negara sekutu akan menghambat ekspansinya di kawasan Asia.
-
Apa yang dipertaruhkan di Indonesia vs Irak? Kemenangan di laga ini akan menjadi penentu satu tiket terakhir di Grup F yang akan melaju ke babak selanjutnya.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
Dalam seminar, Yusuf yang merupakan kombatan jaringan Noerdin M Top dan Dr Azhari ini juga menggambarkan bagaimana peran jaringan jihadis ditunggangi dengan kepentingan-kepentingan negara-negara lain yang jauh dari Indonesia. Hal tersebut, sambungnya, dimaksudkan untuk menghindarkan konflik di negara yang banyak mengandung potensi konflik.
"Seperti yang pernah terjadi di Poso, ternyata banyak kepentingan dari negara-negara lain yang tidak mau konflik tersebut melebar ke negaranya. Oleh karena itu, banyak negara yang mau memberikan donasi ke jaringan jihad di Indonesia, biaya mujahidin itu enggak sedikit. Tak hanya itu, propaganda yang digembar-gemborkan ISIS di Indonesia bahwa mereka akan menyatukan mujahidin adalah hal yang aneh, karena caranya adalah malah memerangi kelompok mujahidin lainnya " ujar Yusuf usai acara diskusi.
Yusuf menambahkan, bahwa dirinya bergabung dengan jaringan mujahidin ketika masih berusia 22 tahun. Hal itu dia ungkapkan lantaran merasa sangat penting untuk mengetahui lebih dalam soal wacana muslim yang terjadi di luar negeri.
"Saya merasa tertarik untuk ikut usai melihat konflik dunia tentang perang Iraq lawan Amerika dan konflik perang Bosnia. Hal itu kemudian mengajak saya untuk semakin berani terjun dan mempelajari tentang jihad. Namun belakangan saya dapati banyak sekali kepentingan yang masuk ke dalam gerakan jihad yang ada di Indonesia," ujarnya.
Yusuf juga berpesan kepada anak-anak muda yang masih bingung dengan gerakan-gerakan jihad yang ada di Indonesia. Sebelum masuk lebih dalam, dapat mempelajari tentang isu-isu atau landasan ideologi satu kelompok sebelum terjerumus.
Terkait persaingan antar kelompok mujahidin, Yusuf mengatakan bahwa memang banyak sekali persaingan antar kelompok mujahidin karena perbedaan paham. Bahkan, lanjutnya, antar kelompok bisa saling serang hingga berbuntut panjang.
Bagi Yusuf, hal tersebut akan semakin mencuat ketika peran media yang sudah terbilang banyak tak dapat lagi dibendung. Yusuf beranggapan, bahwa ini akan semakin berimbas besar ketika tak dilakukan kontrol khusus.
Jurnalis senior, Hendro Basuki mengatakan bahwa peran media massa masih sangat minim untuk memberikan perspektif lain dalam memandang kasus terorisme.
"Alih-alih memberikan informasi, bisa jadi malah menakut-nakuti masyarakat," ungkap Pengurus PWI Pusat Bidang Pendidikan tersebut.
Ketua Forum Komunikasi Pencegahan Teroris (FKPT) Jawa Tengah Najahan Musyafak mengatakan, selain lewat media massa, banyak media propaganda seperti buku, website, media sosial, pengajian, diskusi, serta infiltrasi kelembagaan seperti sekolah, majelis ta'lim, dan ormas kepemudaan dan mahasiswa.
"Hal itu perlu mendapat pengawasan berupa kontra radikalisasi di kalangan masyarakat dan deradikalisasi di lingkungan simpati dan jihad. Oleh karena itu, perlu adanya peran media massa untuk memberikan informasi yang bermuatan kontra radikalisasi supaya masyarakat mendapatkan informasi tambahan tentang radikalisme dan terorisme," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaNoor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaPentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia
Baca SelengkapnyaMasyarakat dan Pemerintah diharapkan memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap gerakan kelompok terlarang.
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaKetiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaJenderal Sigit mengatakan saat ini gerakan terorisme menjadi lebih berbahaya karena bergabung dengan jaringan narkoba atau narkotika.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaIndonesia adalah negara dengan keragaman yang majemuk.
Baca Selengkapnya