Capaian Besar, LIPI Temukan 'Kecoak' Laut Raksasa Pertama dari Laut Dalam RI
Merdeka.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan dan mendeskripsikan kecoak laut raksasa atau jenis baru krustasea (udang-udangan) Bathynomus raksasa yang pertama dari laut Indonesia. Binatang laut itu ditemukan berada di Selat Sunda dan selatan Pulau Jawa pada kedalaman 957-1259 meter di bawah permukaan laut.
"Penemuan jenis baru merupakan capaian besar seorang taksonomis apalagi jenis spektakuler dari sisi ukuran bahkan ekosistem di mana jenis tersebut ditemukan," kata Pelaksana Tugas Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Cahyo Rahmadi, seperti dilansir Antara, Rabu (15/7).
Spesimennya dikoleksi pada kegiatan ekspedisi South Java Deep Sea Biodiversity Expedition (SJADES) yang merupakan ekspedisi LIPI bersama National University of Singapore dengan koordinator penelitian Dwi Listyo Rahayu dan Peter Ng pada tahun 2018.
-
Kenapa penemuan spesies baru ini penting? Menurut para ilmuwan, temuan ini sangat penting karena mempelajari lebih banyak soal bagaimana spesies ini hidup dapat membantu para ahli menemukan cara terbaik untuk melindungi ikan ini.
-
Siapa yang menemukan spesies baru ini? Ahli paleontologi dari Universitas Flinders, Brian Choo dan rekan-rekannya, telah mendeskripsikan genus dan spesies baru ikan tetrapodomorph Devonian berdasarkan beberapa tengkorak dan kerangka postkranial yang hampir lengkap.
-
Bagaimana spesies baru ini diidentifikasi? Spesies baru ini diidentifikasi dari ukuran tubuh, tekstur dan ciri-ciri fisik halus lainnya, kata studi tersebut.
-
Mengapa penemuan ini penting bagi paleontologi? Catatan theropoda non-unggas Kapur Australia, yang kurang dipahami daripada di benua lain, kini diperkaya dengan penemuan ini.
-
Dimana spesies baru ditemukan? Keberadaan F. valecensis di Eropa membuktikan bahwa kelompok mamalia karnivora seperti Anictis telah hadir sejak awal periode ini.
-
Apa penemuan langka yang ditemukan oleh para ilmuwan? Para ilmuwan menemukan peristiwa super langka di dunia, di mana mereka menemukan dua bentuk kehidupan yang bersatu untuk menciptakan bagian sel baru.
Penemuan jenis baru Bathynomus raksasa ini telah dipublikasikan pada jurnal ZooKeys tanggal 8 Juli 2020. Penemuan jenis baru Bathynomus raksasa itu dinilai menjadi capaian penting keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu taksonomi yang relatif sepi peminat.
Cahyo menuturkan penemuan jenis baru tersebut menunjukkan betapa besar potensi keanekaragaman hayati Indonesia yang belum terungkap.
"Masa depan pengungkapan keanekaragaman hayati Indonesia berkejaran dengan laju kepunahan jenis dan mungkin juga taksonom sebagai garda terdepan," tuturnya.
Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Conni Margaretha Sidabalok menuturkan pemilihan istilah raksasa sebagai nama jenis mengacu pada ukuran tubuh yang masuk dalam kategori besar (giant) dan sangat besar (super giant) yang dapat mencapai ukuran di atas 15 centimeter di usia dewasa.
"Ukurannya memang sangat besar dan menduduki posisi kedua terbesar dari genus Bathynomus," ujarnya.
Sangat Penting Bagi Riset
Conni mengatakan beberapa penelitian terdahulu telah menemukan lima jenis Bathynomus berkategori super giant di Samudera Hindia dan Pasifik.
"Penemuan Bathynomus pertama dari laut dalam Indonesia ini sangat penting bagi riset taksonomi krustasea laut dalam, mengingat langkanya riset sejenis di Indonesia," tuturnya.
Bathynomus merupakan salah satu ikon krustasea laut dalam dengan ukuran relatif besar dan tampilan keseluruhan yang khas.
Bathynomus memiliki tubuh pipih dan keras, walaupun tidak memiliki karapaks atau cangkang keras yang melindungi organ dalam pada tubuh krustasea. Matanya berukuran besar, pipih, dan memiliki jarak cukup lebar di antara keduanya.
Organ di bagian kepala adalah sepasang antena panjang, sepasang antena pendek di ujung kepala, serta mulut dan anggota tubuh yang bermodifikasi untuk alat makan di segmen bagian bawah kepala. Bathynomus memiliki tujuh pasang kaki jalan dan lima pasang kaki renang.
Identifikasi Bathynomus raksasa dilakukan dari holotype jantan berukuran 363 milimeter dan paratype betina berukuran 298 milimeter.
"Secara umum, Bathynomus raksasa paling mirip dengan Bathynomus giganteus dan Bathynomus lowryi dalam rentang ukuran dan karakter di bagian ekor atau pleotelson," ujar Conni.
Conni mengatakan perbedaan dengan dua jenis tersebut terdapat pada karakter antena, organ ujung kepala, tekstur permukaan, duri ekor dan beberapa karakter lain.
Conni menjelaskan ekspedisi SJADES juga memperoleh empat spesimen Bathynomus pra-dewasa dan muda dari perairan Selat Sunda dan selatan Jawa.
"Spesimen tersebut tidak dapat kami identifikasi ke tingkat jenis, karena karakter diagnostik jenis biasanya belum berkembang pada tahap pra-dewasa atau lebih muda. Tetapi yang pasti spesimen ini bukan Bathynomus raksasa karena adanya perbedaan bentuk ekor, ekor samping dan duri ekor," tutur Conni.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Turunkan Kamera Bawah Laut, Ilmuwan Kaget Lihat Makhluk Bercahaya di Laut Dalam
Baca SelengkapnyaFosil ini terawetkan dengan baik karena terkubur di dalam sedimen.
Baca SelengkapnyaKepiting raksasa berusia 8,8 juta tahun ditemukan menjadi fosil di dalam batu.
Baca SelengkapnyaFosil Ichthyosaurus ditemukan bocah asal Inggris pada 2020 lalu.
Baca SelengkapnyaIkan ini sulit dikenali dan diteliti karena hidup di kedalaman 2.600 meter.
Baca SelengkapnyaHewan ini disebut sebagai laba-laba laut, yang merupakan kerabat jauh dari kepiting kuda dan arachnida.
Baca SelengkapnyaPenampakan monster laut di zaman dinosaurus yang ukurannya sebesar paus orca.
Baca SelengkapnyaMakhluk laut ini ditemukan terperangkap dalam jala yang ditebar nelayan.
Baca SelengkapnyaSebuah penemuan menarik di dunia paleontologi telah terjadi di Texas, Amerika Serikat, dengan spesies dinosaurus ornithopoda berukuran kecil. Simak disini!
Baca SelengkapnyaHeboh Penemuan Fosil Gigi Megalodon 10.000 Kaki di Bawah Laut
Baca SelengkapnyaEkspedisi Greenland mengungkap Timorebestia, fosil cacing raksasa, menulis ulang sejarah predator prasejarah.
Baca SelengkapnyaMereka menelusuri gua-gua laut terpencil yang sebelumnya tidak diketahui. Kedalamannya lebih dari 8.200 kaki.
Baca Selengkapnya