Cara BMKG dan BRIN Paksa Hujan Turun di Laut, Bukan di Jabodetabek
Merdeka.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memodifikasi cuaca di Jabodetabek. Modifikasi ini menggunakan teknologi canggih.
Hal ini disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati merespons prediksi BRIN adanya potensi badai dahsyat memicu banjir besar di Jabodetabek pada 28 Desember 2022.
"Tentang potensi ekstrem justru kami sedang bekerja sama dengan BRIN. Ini kerja sama untuk menerapkan teknologi modifikasi cuaca,” kata Dwikorita saat konferensi pers virtual, Selasa (27/12).
-
Kenapa hujan buatan dapat memicu banjir? Hujan buatan dapat memicu bencana banjir, jika tidak tepat sasaran dan perhitungan.
-
Dimana hujan buatan dilakukan? Penaburan bahan kimia ini dilakukan menggunakan pesawan pada ketinggian 4.000 – 7.000 dengan memperhitungkan faktor arah dan kecepatan angin
-
Kenapa hujan buatan dilakukan? Hujan buatan dikatakan dapat mengatasi beberapa masalah yang terjadi di masyarakat, bukan hanya polusi udara.
-
Apa itu hujan buatan? Hujan buatan adalah upaya percepatan proses fisika yang dilakukan untuk membentuk awan yang bisa menghasilkan hujan.
-
Bagaimana hujan terjadi? Proses hujan melibatkan siklus air, di mana air menguap dari permukaan bumi, kemudian terkondensasi menjadi awan, dan akhirnya jatuh kembali ke bumi dalam bentuk tetesan air.
-
Bagaimana proses hujan buatan dilakukan? Secara umum, proses hujan buatan dilakukan dalam beberapa tahap. Mulai dari penaburan bahan-bahan kimia tertentu, tahap membangun, hingga penyemaian.
Dia menjelaskan, lewat modifikasi cuaca, BMKG dan BRIN memaksa hujan lebat hingga sangat lebat untuk turun di luar permukiman penduduk. Misalnya, di laut, danau, atau waduk.
“Berupaya agar hujan dapat dipaksa turun di laut Jawa. Atau wilayah di luar pemukiman, misal di danau atau waduk. Itu kami sedang bekerja sama untuk modifikasi cuaca," jelasnya.
Dwikorita juga meluruskan terkait kabar adanya badai yang akan menerjang Jabodetabek dan Banten pada 28 Desember 2022. Menurut dia, badai yang dimaksud adalah hujan dengan intensitas lebat.
Namun data BMKG menyebutkan hujan dengan intensitas tinggi di Jabodetabek dan Banten berpotensi terjadi pada 30 Desember 2022.
"Kalau 28 Desember itu, data menunjukan belum ada warna merah. Yang dikhawatirkan justru wilayah Jawa Tengah dan Laut Jawa, itu terjadi," ungkap dia.
Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto meminta agar masyarakat waspada terhadap cuaca ekstrem yang selalu terjadi pada saat puncak musim hujan. Beragam mitigasi pun harus dilakukan masyarakat.
"Seperti, infrastruktur di tata kelola air harus diatur. Hujan itu faktor pemicu banjir. Kalau infrastruktur bagus, seekstrem apapun tidak akan mengakibatkan banjir. Selain itu, masyarakat harus sadar iklim dan harus mengenali lingkungan tempat tinggalnya untuk melakukan mitigasi," kata dia.
Sebelumnya, BRIN menyampaikan ada potensi banjir besar di kawasan Jabodetabek pada Rabu, 28 Desember 2022. Khusus Tanggerang, diprediksi terjadi hujan ekstrem dan badai besar.
"Potensi banjir besar Jabodetabek. Siapapun Anda yang tinggal di Jabodetabek, dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember 2022," kata Peneliti Klimatologi, pada Pusat Riset Iklim, dan Atmosfir, BRIN, Erma Yulihastin, dalam unggahannya di Twitter, dikutip merdeka.com, Selasa (27/12).
Erna menjelaskan, perkiraan tersebut berdasarkan analisis data dari Satellite Early Warning System (Sadewa). Dia menerangkan, badai dahsyat dari laut akan berpindah ke darat melalui jalur barat dengan angin baratan yang membawa hujan badai dari laut, dan dari utara melalui angin permukaan yang kuat.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teknologi modifikasi cuaca itu meniru China, Korea Selatan, Thailand, dan India.
Baca SelengkapnyaBeberapa hari terakhir Jakarta dan sekitarnya dilanda hujan lebat
Baca SelengkapnyaModifikasi cuaca dilakukan guna menangani dampak polusi udara di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaOperasi hari pertama telah dilakukan sebanyak tiga kali sortie menghabiskan tiga ton NaCl .
Baca SelengkapnyaMenteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengklaim kualitas udara di wilayah Bogor membaik seusai diguyur hujan hasil modifikasi cuaca.
Baca SelengkapnyaKondisi ini biasa terjadi karena pengaruh fenomena cuaca global dan regional.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem terjadi di wilayah Bali beberapa hari terakhir. Dampaknya, sejumlah tempat mengalami banjir usai hujan mengguyur sejak pagi tadi hingga sore.
Baca SelengkapnyaBMKG memperkirakan wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dari siang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi cuaca ekstrem, terutama hujan dengan intensitas tinggi, terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat selama sepekan ke depan.
Baca SelengkapnyaMenurut Isnawa, berdasarkan hasil rapat menunjukkan musim kemarau cukup berpengaruh pada meningkatnya polutan di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaBanjir disebabkan hujan deras yang mengguyur Bandung pada Kamis (11/1) lalu.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengatakan modifikasi cuaca perlu ditingkatkan untuk memastikan pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN)
Baca Selengkapnya