Cara-cara culas petugas SPBU rugikan masyarakat
Merdeka.com - Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) lakoni praktik curang seperti sudah menjadi rahasia umum. Meski demikian, tetap saja pembeli dibuat geram oleh ulah tersebut.
Bagaimana tidak, konsumen tidak mendapatkan haknya sesuai dengan nominal uang yang dibayarkan.
Vice Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro menegaskan praktik culas petugas SPBU sudah barang tentu merugikan Pertamina. Agar tak terulang, pihaknya siap menerima masukan dari pelanggan.
-
Apa saja jenis kecurangan yang dilakukan oknum SPBU? Sepanjang Satgas RAFI 2024, tercatat adanya beberapa kasus diantaranya pemalsuan produk Pertamax di SPBU di Jakarta, Tangerang, dan Depok serta tercampurnya Pertalite dengan air di salah satu SPBU di Bekasi.
-
Siapa yang merasa ditipu? 'Bud, gue bener-bener apes banget hari ini.' Budi: (penasaran) 'Kenapa, Ndi? Ceritain dong, biar gue bisa bantu.' Andi: 'Lo tahu kan, gue lagi cari hape baru? Nah, gue nemu yang murah banget di situs belanja online.'
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
"Kami prihatin kok ini terjadi di SPBU Pertamina. Ini sangat berat, secara materi dan reputasi kami sangat dirugikan," ujar Wianda.
Dia berharap, oknum pengelola SPBU diberi hukuman seberat-beratnya. Dengan begitu, bisa memberikan efek jera terhadap pengelola SPBU lain yang berniat curang.
"Kami mendukung apa pun proses dari kepolisian. Kalau oknum-oknum ini terbukti melakukan pidana,mohon diproses secara hukum agar jadi efek jera," katanya.
"Kasus ini berlawanan dengan visi Pertamina yang ingin memberi jaminan takaran di SPBU-SPBU Pertamina, kepuasan pelanggan sangat penting Ini bukan hal yang didukung Pertamina," tandasnya.
Berikut berbagai cara culas petugas SPBU mengelabui konsumen yang dihimpun merdeka.com:
Curangi pembeli, SPBU di Rempoa kurangi takaran BBM
Polda Metro Jaya membongkar praktik curang petugas SPBU di kawasan Rempoa, Tangerang Selatan. SPBU dengan kode 34-12305 itu menggunakan alat canggih berupa alat pengendali jarak jauh atau remote kontrol untuk mengurangi jumlah takaran BBM. Alat ini bisa mengelabui pemeriksaan Metrologi Legal dari Pertamina."Mereka menggunakan alat yang cukup canggih berupa remote. Bisa dibuat normal. Begitu alat dinyalakan mereka kemudian bermain," kata Kasubdit Sumdaling Diskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Ade Vivid di lokasi.Saat ini, lanjut Ade, tiga pengelola dan dua orang pengawas SPBU telah ditetapkan sebagai tersangka menggunakan mesin digital regulator stabilizer merek Bostech. Alat ini berfungsi untuk mempengaruhi daya arus listrik yang mengalir dari dispenser pengisian BBM ke tangki kendaraan milik konsumen.Kemudian, lanjutnya, pelaku menggunakan komponen tambahan merek Omron yang dimasukkan dalam dispenser pengisian BBM. Sehingga, alat ini dapat mempengaruhi putaran mesin dalam dispenser pengisian BBM sehingga jumlah BBM yang keluar dari Nozzle tidak sebagaimana mestinya."Pelaku kemudian menggunakan pengendali jarak jauh atau remote control dari yang diaktifkan dari ruangan kantor di lantai dua," tuturnya.
Petugas seting kecepatan arus & jumlah BBM yang dikeluarkan
Salah satu petugas SPBU di kawasan Jakarta Timur, MAK mengakui berbagai cara diupayakan pihak SPBU untuk meraup keuntungan dengan cara culas. Meskipun, tak dapat dipukul rata, namun hampir sebagian besar petugas SPBU berlakon culas.Pria berusia 30 tahun yang sudah menjadi petugas SPBU sejak tahun 2004 ini paham betul cara culas SPBU untuk mengelabui konsumennya.Salah satunya adalah dengan memainkan mesin dispenser pengisian BBM. Menurut MAK, mesin dispenser pengisian bahan bakar terkadang suka dimainkan untuk menangguk keuntungan. Caranya ialah dengan memainkan flow meter yaitu alat untuk mengatur kecepatan arus dan jumlah BBM yang dikeluarkan oleh pompa dispenser sesuai angka. Biasanya ini bakal diketahui jika si pengisi bensin jeli dengan jumlah pembeliannya.Misal, jika si pembeli mengisi bensin sebanyak dua liter. Bensin yang dituangkan melalui selang dispenser sejatinya tidak berisi jumlah tersebut, namun sudah dikurangi. Di sini menurut MAK, disinyalir dispenser pengisian BBM sudah di modifikasi entah oleh pegawainya atau secara sengaja dilakukan pemilik SPBU.Meski untuk mengetahui kecurangan ini perlu adanya alat ukur lebih terperinci seperti yang dilakukan Badan Metrologi, namun pembeli juga bisa mengetahuinya jika dia jeli dengan kapasitas tangki motor dengan spesifikasi mesin sepeda motor belum di modifikasi. "Kalau kaya begitu, mesinnya pompa bensinnya memang bermasalah," ujar MAK saat berbincang dengan merdeka.com.Menurut MAK, pemeriksaan dengan pengukuran dispenser pompa BBM ini biasanya disebut dengan Tera Ulang atau pengkalibrasian ulang dispenser Mesin Pompa SPBU. Biasanya pengukuran ini dilakukan oleh Badan Metrologi atau dari pihak PT Pertamina selaku pengawas. Setiap hari SPBU juga melakukan pengukuran tersebut, untuk mengetahui mesin dispensernya sudah sesuai atau belum. Dalam Undang-undang Metrologi Legal dan SK DJPDN nomor 37/PDN/KEP/3/2010, tentang syarat teknis meter arus volumentrik batas kesalahan maksimum yang diizinkan 0,5 persen atau 100 mililiter per 20 liter.
Istilah main keong di kalangan petugas SPBU culas
Siapa yang tidak kesal jika anda sebagai konsumen mengisi tangki BBM kendaraan seharga Rp 15.000 namun hanya mendapatkan jatah Rp 13.000. Hal itulah yang kerap dilakoni beberapa petugas SPBU. MAK, pria berusia 30 tahun yang sudah sejak tahun 2004 ini tak segan-segan mengungkapkan praktik culas di internalnya.Ditemui merdeka.com, MAK mengungkap jika kecurangan berupa mengelabui pelanggan dengan mengurangi takaran tidak sesuai jumlah pembelian disebut main keong. Misal jika pembeli membeli BBM dengan nominal Rp 15.000 kemudian pegawai SPBU buru-buru dikembalikan ke angka 0, bensin yang masuk hanya sekitar Rp 13.000."Bahasanya maen keong, kalo misalnya beli Rp 15 ribu terus di kasih cuma Rp 13 ribu, terus mesinnya buru-buru di netralin ke angka 0 lagi, pembeli enggak tahu kalo yang masuk ke tangkinya cuma Rp 13 ribu," ujar MAK. Biasanya modus ini dilakukan pegawai SPBU ketika terjadi antrean panjang dan saat pembeli lengah. Di wawancara terpisah, salah seorang pegawai SPBU berisial BM, 29 tahun dengan pangkat pengawas punya penjelasan berbeda soal praktik kecurangan di SPBU. Menurut dia kecurangan di SPBU harus dilihat dulu titik persoalannya. Misal jika kecurangan itu dilakukan melalui mesin dispenser pompa bensin, bisa jadi memang mesin tersebut eror bukan lantaran disengaja."Bisa dibilang ada kecurangan dasarnya apa dulu," ujar BM melalui pesan Blackberry. BM bekerja sebagai pegawai SPBU sudah hampir 10 tahun. Dia pun sudah beberapa kali pindah tempat dan saat ini bekerja di salah satu SPBU daerah Kota Tangerang.
ÂÂ
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina Patra Niaga langsung melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap operator SPBU tersebut.
Baca SelengkapnyaDia dipecat setelah viral video dugaan pungli dengan meminta biaya administrasi sebesar Rp5 ribu ke pembeli.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga telah melakukan pengecekan langsung ke SPBU 54.801.53 dan juga meminta keterangan langsung.
Baca SelengkapnyaAda pun wilayah pemasaran BBM dan Liquified Petroleum Gas (LPG) di Bali berada di bawah koordinasi Pertamina Patra Niaga Wilayah Jatimbalinus.
Baca SelengkapnyaTerdapat alat khusus yang dipasang menyerupai soket.
Baca SelengkapnyaViral Candaan Sekelompok PNS ke Petugas SPBU, Mau Isi Bensin Rp10 Ribu dan Ngaku Tak Punya Duit
Baca SelengkapnyaKonsumen mengungkapkan ketidakpuasannya atas biaya tambahan yang disebut sebagai biaya admin sebesar Rp5.000.
Baca SelengkapnyaGas Elpiji 3kg yang tidak sesuai sudah dilakukan pengamanan berupa penyegelan untuk sementara tidak diedarkan kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaMulai sekarang, Pertamina akan rajin sidak SPBU demi lindungi konsumen.
Baca SelengkapnyaSetelah menurunkan Pertalite sebanyak 1.800 liter, pelaku menerima uang sebesar Rp14 juta.
Baca SelengkapnyaKecurangan pengukuran SPBU dapat mengganggu jalannya persiapan mudik Lebaran
Baca SelengkapnyaAda-ada saja kelakuan warga +62 yang buat geleng kepala.
Baca Selengkapnya