Cara Dokter di Pelosok Cegah Pernikahan Usia Dini dan Risiko Melahirkan Muda
Merdeka.com - Tingginya konsekuensi akibat kehamilan dan persalinan pada remaja yang menikah usia dini menjadi salah satu masalah kesehatan di Tanah Air.
Dokter Puskesmas di Subang, dr. Faizal Akbar Farid Musliem punya cara tersendiri untuk menekan pernikahan dini. Demi, mencegah risiko kematian pada kehamilan usia muda yang tinggi di Indonesia.
Menurut Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012, 21% populasi penduduk Indonesia terdiri dari remaja berusia 10-19 tahun, dan separuh dari jumlah itu adalah remaja putri dan banyak dari mereka yang harus mengalami resiko kehamilan di usia muda, baik yang diinginkan maupun tidak.
-
Bagaimana Kemenag DIY menekan pernikahan dini? Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (Kemenag DIY) menggencarkan sosialisasi pendewasaan usia pernikahan bagi pelajar SMA/MA untuk menekan angka pernikahan usia dini.
-
Dimana Kabupaten Trenggalek jadi rujukan cegah pernikahan anak? Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, memilih Trenggalek sebagai rumah rujukan belajar praktik baik yang di selenggarakan pada tanggal 1 Agustus 2023 di Kabupaten Trenggalek.
-
Mengapa Kemenkominfo berfokus pada pernikahan dini dalam pencegahan stunting? Salah satu faktor penyebab stunting adalah menikah di usia muda atau menikah dini. Hal ini karena ibu yang hamil di usia terlalu muda belum siap secara fisik dan mental sehingga bayi berisiko besar lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan terkena stunting.
-
Kenapa ustaz FS mengajak korban menikah? 'Pada awal Maret 2024, tersangka mengajak korban untuk menikah secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya, dengan alasan agar korban hanya dimiliki olehnya,' kata Yudha Prastya, Jumat (2/8).
-
Mengapa Kemenkominfo mengimbau remaja untuk tidak menikah dini? Ia juga mengimbau, remaja tidak menikah di usia dini karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan ibu maupun anak. Hal ini karena, para remaja masih membutuhkan gizi maksimal hingga usia 21 tahun. Bila nutrisi ibu tidak mencukupi selama kehamilan maka bayi akan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan sangat berisiko terkena stunting.
-
Apa program Kabupaten Trenggalek untuk cegah pernikahan anak? TP PKK Trenggalek Sejahterakan Hak Anak Lewat Program Desa Nol Perkawinan di Bawah Umur Seluruh kader terus bergerak membangun komitmen di semua lini PKK sampai pada tingkat dasa wisma
Di Indonesia remaja putri usia 10-14 tahun telah menikah sebanyak 0,2 persen atau sekitar 22.000 orang. Semua pihak dituntut untuk berperan mencegah kasus pernikahan dini yang masih tinggi termasuk, pihak pemerintah dan tenaga Kesehatan.
Dia mengatakan, peran bidang yang bertugas di pelosok desa sangat menentukan. Sosok bidan sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko yang terjadi pada kehamilan usia remaja. Karena bidan dikenal sebagai petugas kesehatan yang lebih dekat dengan masyarakat.
"Dalam melaksanakan salah satu peran Bidan yaitu Edukator, bidan dapat melaksanakan bimbingan atau penyuluhan, pendidikan pada remaja, keluarga, dan masyarakat, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi termasuk mengenai pernikahan usia dini dan kehamilan usia remaja," ujar dr Faizal, Senin (3/7).
Faizal menjelaskan, pernikahan dini atau menikah di usia kurang dari 20 tahun adalah realita masalah kesehatan, terutama negara berkembang. Idealnya, pernikahan dilakukan oleh seorang laki-laki dengan usia minimal 25 tahun dan usia minimal wanita 20 tahun.
"Karena secara biologis alat-alat reproduksi pada usia kurang dari 20 tahun masih dalam proses menuju kematangan sehingga belum siap melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya, jika terjadi kehamilan kemudian melahirkan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan," jelas Faizal.
Selain itu, pada bayi juga dapat terjadi berat badan lahir rendah atau berat badan bayi lahir besar. Ada pula risiko pada ibu yaitu dapat meninggal yang salah satunya dapat disebabkan oleh perdarahan pada saat proses persalinan.
Apabila calon pengantin perempuan usia di bawah 20 tahun namun tetap ingin menikah akan disarankan untuk menunda kehamilan terlebih dahulu. Orang tua, guru, Bidan dan tenaga Kesehatan lainnya harus aktif memberikan edukasi dan melakukan pemantauan terhadap pasangan usia dini.
"Sebagai seorang dokter, saya tentunya akan berusaha terus mengedukasi masyarakat dan terus bekerja sama salah satunya dengan Bidan-bidan desa untuk terus berperan aktif melakukan pendekatan dan promosi kesehatan kepada masyarakat. Sehingga besar harapan akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang resiko pernikahan usia dini dan dapat melakukan pemeriksaan pra nikah secara menyeluruh," tutur Faizal. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ditegaskan Menkes Budi, penyediaan alat kontrasepsi ini bukan untuk pelajar, namun untuk orang menikah di usia sekolah
Baca SelengkapnyaPencegahan pernikahan dini dan pemahaman kesehatan reproduksi merupakan isu penting bagi remaja yang perlu diperhatikan.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi menunjukkan keseriusan dalam mencegah dan menanggulangi pernikahan dini yang marak terjadi.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai risiko jika melakukan pernikahan dini.
Baca SelengkapnyaSebagian besar penyebab pernikahan dini adalah kasus hamil di luar nikah
Baca SelengkapnyaBKKBN menegaskan prinsip pemberian kontrasepsi untuk mencegah kehamilan pasangan usia subur di bawah 20 tahun
Baca SelengkapnyaPenyediaan alat kontrasepsi bagi pelajar dan remaja diatur dalam PP Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan UU nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.
Baca SelengkapnyaBKKBN memuji usia perkawinan di provinsi Maluku Tenggara
Baca SelengkapnyaDokter cantik 'kode keras' ingin segera dilamar setelah menjalani sumpah dokter.
Baca SelengkapnyaKadang dia harus terdampar lantaran cuaca yang tidak bersahabat.
Baca Selengkapnyadokter Hasto fokus membangun SDM berkualitas meski di desa terpencil
Baca SelengkapnyaIbu yang hamil di usia terlalu muda belum siap secara fisik dan mental sehingga bayi berisiko stunting.
Baca Selengkapnya