Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cara kerja jaringan penebar kebencian dan hoaks

Cara kerja jaringan penebar kebencian dan hoaks Ilustrasi berita hoax. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Polri kembali mengungkap kelompok penebar ujaran kebencian dan berita bohong (hoaks) dengan nama Muslim Cyber Army (MCA). Dari pengungkapan itu, empat orang tersangka diamankan secara bersamaan di empat kota yang berbeda, yakni Jakarta, Bali, Pangkalpinang, dan Sumedang.

Para pelaku tersebut merupakan tim inti dari kelompok MCA yang belakangan gencar melemparkan isu hoaks atau berita bohong kepada masyarakat. Empat orang tersebut atas nama berinisial ML, RSD, RS dan YUS.

Namun, bagaimana cara kerja mereka hingga akhirnya menjadi satu kelompok yang menyebarkan berita bohong?

Pengamat media sosial dari Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi, Hariqo Wibawa Satria menjelaskan, kelompok penebar ujaran kebencian dan berita bohong terbagi menjadi dua, tim produksi atau distribusi.

Hariqo menjelaskan, tim produksi bertugas untuk mencari bahan berita yang nantinya akan diolah menjadi hoaks. Kemudian, produk berita bohong tersebut disebarkan melalui tim distribusi.

"Kalau mereka melakukan kedua hal itu, artinya ada maksud tertentu atau order tentu. Sehingga tinggal dilacak siapa yang punya ide membuat ini (berita hoaks) dan pemodalnya," katanya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (27/2).

Untuk proses distribusi konten hoaks dan ujaran kebencian tidak dilakukan oleh tim. Biasanya mereka menyasar daerah tertentu. Contohnya, ketika dilakukan survei, kawasan A tidak menyenangi tokoh politik tertentu. Ini menjadi modal awal tim kelompok ujaran kebencian melancarkan serangannya.

Konten hasil produksi didistribusikan dengan menyasar pengguna media sosial di wilayah yang telah ditentukan. Dari situ, konten dengan mudah menyebar melalui orang per orang. Sehingga tujuan akhirnya tercapai yakni menyerang tokoh dimaksud.

"Kalau orang tidak suka makanya mereka main sebar. Karena menyebar ditangkaplah orang itu. Makanya kalau mereka mendistribusikan, mereka korban," jelasnya.

Banyaknya informasi bohong, bukan sebuah kebetulan. Dia meyakini ada kepentingan di balik penyebaran konten kebencian. Untuk itu, Hariqo mendesak pihak berwenang untuk mengungkap aktor yang berada di balik produksi hoaks itu.

"Karena ini kan tidak seperti narkoba yang tak menggunakan internet dan perangkat komunikasi. Ini kan harusnya bisa dilacak. Misalnya dia memproduksi konten hoaks atau kampanye hitam. Kan kelihatan akun pertama yang nyebar siapa? IP address di mana? Jadi bisa dilacak," ungkapnya.

Mengenai mudahnya masyarakat terpengaruh dan ikut menyebarkan konten, Hariqo memiliki analisa sendiri. Secara moral, sesungguhnya masyarakat Indonesia sudah mumpuni. Kesiapan perangkat dan pengetahuan untuk menggunakan media sosial juga sudah tidak diragukan. Hanya saja dia menyayangkan masih kurangnya tingkat kesadaran dan empati dalam menggunakan media sosial.

Bicara soal kesadaran perilaku di media sosial, masyarakat kadang tak sadar jika aktivitas yang dilakukan dapat menyinggung orang lain. Apalagi perilaku di media sosial tidak hanya dapat dilihat secara dua arah, melainkan banyak pihak juga dapat menyaksikan. Kondisi ini yang akhirnya dimanfaatkan para penyebar kebencian.

"Misalnya orang ketika ada temen kita menikah, terus kita komen dibawahnya, 'semoga memperbaiki keturunan'. Seakan berkomunikasi, padahal tidak. Kalau ada anggota keluarga yang membaca lalu tidak terima, karena dianggap SARA, lalu dilaporkan, bisa ditangkap juga itu," katanya.

"Jadi kita belum memikirkan bagaimana kalau hoaks itu dibaca keluarga, orang lain. Bisa membuat perpecahan atau konflik tidak. Kayak kemarin gempa, malah kirim meme. Gimana empatinya. Ini belum jadi budaya," tutupnya.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Diskusi Koalisi Cek Fakta: Media Terjebak Hoaks Jika Tak Patuhi Elemen Kerja Jurnalisme
Diskusi Koalisi Cek Fakta: Media Terjebak Hoaks Jika Tak Patuhi Elemen Kerja Jurnalisme

Disinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.

Baca Selengkapnya
Kapolda Metro Jaya Sebut Berita Hoaks Cepat Menyebar, Paling Banyak Soal Politik
Kapolda Metro Jaya Sebut Berita Hoaks Cepat Menyebar, Paling Banyak Soal Politik

Berita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024
Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024

Masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.

Baca Selengkapnya
Kodam Cendrawasih: Kklaim KKB Prajurit Tertembak di Depan Kantor Bupati Hoaks
Kodam Cendrawasih: Kklaim KKB Prajurit Tertembak di Depan Kantor Bupati Hoaks

Termasuk mengangkat isu Patung Yesus yang sebenarnya telah dibahas dan telah diselesaikan oleh unsur Forkopimda dan para tokoh di Intan Jaya.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Dibanjiri Hoaks Soal Perang Hamas-Israel, Ada yang Gunakan Video Lama Bahkan Video Game untuk Sebar Berita Palsu
Media Sosial Dibanjiri Hoaks Soal Perang Hamas-Israel, Ada yang Gunakan Video Lama Bahkan Video Game untuk Sebar Berita Palsu

Beberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.

Baca Selengkapnya
Waspada Hoaks Jelang Pemilu 2024, Kenali Cirinya
Waspada Hoaks Jelang Pemilu 2024, Kenali Cirinya

Dengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Deteksi Konten-Konten Hoaks, Polres Inhil Patroli Siber Tiap Hari
Deteksi Konten-Konten Hoaks, Polres Inhil Patroli Siber Tiap Hari

Polisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kick Off Diskusi Bulanan Cekfakta, Petakan Data Hoaks Jelang Pemilu 2024
Kick Off Diskusi Bulanan Cekfakta, Petakan Data Hoaks Jelang Pemilu 2024

Sekretaris Jenderal AMSI, Maryadi mendukung kegiatan koalisi Cekfakta yang sudah terbangun sejak 2018.

Baca Selengkapnya
Polresta Pekanbaru Ingatkan Warga Waspada Hoaks Menggunakan AI
Polresta Pekanbaru Ingatkan Warga Waspada Hoaks Menggunakan AI

Menurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.

Baca Selengkapnya
Polisi Patroli Siber, Incar Penyebar Ujaran Kebencian dan Info Hoaks Terkait Pilkada
Polisi Patroli Siber, Incar Penyebar Ujaran Kebencian dan Info Hoaks Terkait Pilkada

Polisi melakukan patroli siber untuk menyisir akun-akun yang menyebarkan ujaran kebencian maupun informasi hoaks.

Baca Selengkapnya
Polresta Pekanbaru Gandeng Diskominfo untuk Sosialisasi Pemilu & Tangkal Hoaks
Polresta Pekanbaru Gandeng Diskominfo untuk Sosialisasi Pemilu & Tangkal Hoaks

Masyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.

Baca Selengkapnya
VIDEO: TKN Buka-bukaan Fakta Bansos Berstiker Prabowo Gibran
VIDEO: TKN Buka-bukaan Fakta Bansos Berstiker Prabowo Gibran "Hoaks"

TKN menilai ada yang mengatur hal ini untuk merusak elektabilitas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya