Cara Melindungi Anak dari Ancaman Covid-19
Merdeka.com - Hampir dua tahun Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Data Kementerian Kesehatan 16 Februari 2022, 14 persen dari total kasus Covid-19 di Indonesia merupakan anak-anak.
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Erna Mulati mengatakan peran orang tua sangat penting di tengah pandemi Covid-19. Orang tua harus menjaga kesehatan anak yang merupakan aset berharga bangsa.
"Merupakan kewajiban kita bersama dan juga pemerintah demi mendapatkan generasi cerdas yang berkualitas. Salah satu pemenuhan hak tumbuh dan berkembang yaitu hak untuk diperhatikan masalah kesehatannya, intervensi kesehatan pada kelompok anak dari balita sampai dengan usia 18 tahun,” katanya dalam diskusi virtual, Rabu (23/2).
-
Apa jenis kanker yang paling sering menyerang anak di Indonesia? Di Indonesia, jenis kanker yang paling banyak menyerang anak-anak adalah leukemia (kanker darah), lymphoma (kanker kelenjar getah bening), dan tumor otak.
-
Siapa yang paling sering terkena kanker anak? Menurut data dari World Health Organization (WHO), secara global ada sekitar 400 ribu anak dan remaja yang terkena kanker setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, angka tersebut mencapai 11 ribu kasus setiap tahun.
-
Kapan anak paling sering terkena penyakit? Anak-anak sering berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang mungkin terkontaminasi oleh kuman penyebab penyakit.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang terkena kanker anak? Leukemia, lymphoma (kanker kelenjar getah bening), dan tumor otak adalah beberapa jenis kanker yang paling umum menyerang anak-anak di Indonesia.
-
Siapa yang terdampak pneumonia anak? Mycoplasma pneumonia adalah infeksi yang menular melalui droplet di udara saat batuk atau bersin, menyerang tidak hanya anak-anak usia sekolah tetapi juga orang dewasa.
Erna menuturkan, orang tua harus melindungi anak dari ancaman Covid-19 melalui vaksinasi. Data terbaru, jumlah anak usia 6 sampai 11 tahun yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama sebesar 65,6 persen. Sementara yang sudah mendapatkan dosis kedua sebanyak 25,85 persen.
Sedangkan untuk anak usia 12 sampai 17 tahun yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama tercatat 91,73 persen dan dosis kedua 72,7 persen.
"Berdasarkan data orang yang terinfeksi Covid-19 pada periode 21 Januari 2022 sampai 6 Februari 2022 sekitar 69 persen belum melakukan vaksinasi. Adanya strategi percepatan vaksinasi yang terdiri dari kerja sama dari berbagai lintas kementerian, komunitas, sektor dan juga berbagai pihak yang mempunyai komitmen tinggi dalam upaya meningkatkan cakupan vaksinasi," jelasnya.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa berdasarkan data internal IDAI, kini sedang terjadi peningkatan kasus infeksi Covid-19 Omicron pada anak, terutama di wilayah luar jawa.
"Berdasarkan survei IDAI internal dari 70 kasus di awal Januari hingga 14 Februari sudah naik 350 kali lipat. Ini sudah melewati puncak dari gelombang yang pernah kita capai di Juli 2021. Jadi kalau dari data kasus anak-anak itu sudah lewat dan percepatannya sangat cepat," terangnya.
Pimprim mengimbau para orang tua untuk tidak panik saat anak terinfeksi Covid-19. Namun orang tua tidak boleh menganggap remeh lantaran masih ada risiko masalah kesehatan yang fatal.
Dia mencatat ada beberapa laporan yang diterima dokter anak terkait kasus Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) bisa menyebabkan gagal jantung dan diabetes melitus, juga bisa merusak organ-organ lain. Potensi anak mengalami MIS-C beberapa waktu kemudian setelah Covid-19 berakhir masih bisa terjadi.
"Dengan demikian yang perlu dilakukan upaya mencegah agar anak tidak terpapar dengan covid varian apa pun. Jadi hati-hati terhadap potensi long covid atau MISC yang bisa menimpa bahkan ketika swabnya sudah negative,” ujarnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani mengatakan pada umumnya gejala yang muncul pada bayi yang terinfeksi Omicron berupa batuk terus-menerus disertai dengan nafas yang pendek. Kemudian, adanya penurunan intensitas buang air kecil, bayi menolak untuk disusui dan juga mengalami demam tinggi meski telah diberikan obat penurun panas.
Sementara pada anak yang usianya lebih besar atau pada balita, gejala infeksi Covid-19 Omicron paling sering dilaporkan alami pilek, sakit kepala, demam dan yang paling umum adalah mengeluh sakit tenggorokan.
Untuk menjaga imunitas anak di tengah pandemi Covid-19, Head of Medical Affairs & CME Darya- Varia Laboratoria dr. Sherly Indriani menyarankan para orang tua untuk memberikan asupan vitamin C dan juga Zinc. Misalnya yang terkandung dalam Imunped.
Untuk anak usia 1 hingga 2 tahun, dosis Imunped yang diberikan sekitar 1 ml per hari. Kemudian sirup untuk anak 2 sampai 6 tahun dosisnya 2,5 ml per hari dan sirup untuk anak 7-12 tahun dosisnya 5 ml per hari.
Sementara Business & Marketing Director PT Prodia Widyahusada Tbk, Indriyanti Rafi Sukmawati mengatakan pihaknya terus melayani masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Dia menyebut telah menyediakan klinik khusus anak usia 0 sampai 18 tahun dengan layanan yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan perkembangan setiap tahapan usia atau dikenal dengan Prodia Children Health Centre.
Layanannya meliputi panel pra vaksinasi Covid-19 pada anak, telekonsultasi dokter, vaksinasi untuk anak (non Covid-19), dan pengambilan darah di mobil.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota
Baca SelengkapnyaSurvei pada 2023 menunjukkan kesehatan mental generasi Z lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial dan boomers.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaJika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.
Baca SelengkapnyaBiasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.
Baca SelengkapnyaVirus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca SelengkapnyaKelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng.
Baca SelengkapnyaMasker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca SelengkapnyaTindak kejahatan seksual dengan anak sebagai korban adalah yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca Selengkapnya