Cara Pemkot Surabaya Kelola PKL: Relokasi ke Sentra Wisata Kuliner
Merdeka.com - Pedagang kaki lima atau biasa disebut PKL, sering kali menjadi buah persoalan tersendiri diberbagai kota besar di Indonesia. Wacana penataan kembali PKL agar kota menjadi lebih enak dipandang dan tertib mengemuka.
Pengalaman semacam ini juga pernah dialami oleh kota Surabaya. Sebagai kota metropolis terbesar kedua setelah Jakarta, Surabaya juga memiliki masalah dengan para pedagang kaki lima.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Pemerintah Kota Surabaya, Widodo Suryantoro menceritakan, bukan persoalan mudah melakukan penataan terhadap para pedagang kaki lima. Namun, bukan berarti hal tersebut tidak dapat dilakukan.
-
Dimana PKL itu direlokasi? PKL itu sebelumnya berdagang di trotoar rumah sakit.
-
Kapan PKL di Indonesia mulai diterapkan? Prakerin mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan kurikulum SMK tahun 1994.
-
Kapan PKL dilakukan? Biasanya, PKL diberikan pada siswa setelah melewati tahun ketiga di sekolah.
-
Kenapa PKL direlokasi? Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmennya dalam mendukung misi Pemerintah Kota Bandung untuk dapat memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan menghadirkan lokasi berjualan yang layak dan aman bagi para PKL sekaligus tempat makan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat sekitar.
-
Di mana PKB dibentuk? Partai Kebangkitan Bangsa merupakan salah satu partai politik yang dibentuk pada era Reformasi 1998, tepatnya pada 23 Juli 1998.
-
Dimana saja SPKLU di Indonesia? Beberapa lokasi SPKLU yang ada di Indonesia meliputi:SPKLU di Stasiun Pengisian BBM Pertamina: Pertamina telah mendirikan 135 SPKLU yang tersebar di 28 provinsi, yang dapat diakses melalui aplikasi MyPertamina.SPKLU di Jalan Tol: Terdapat di beberapa jalan tol seperti Jakarta-Cikampek dan Surabaya-Mojokerto, lokasi dapat dilihat melalui aplikasi tol online.SPKLU di Pusat Perbelanjaan dan Hotel: Banyak pusat perbelanjaan dan hotel yang juga menyediakan fasilitas SPKLU.
Seperti halnya yang pernah dilakukan oleh Pemkot Surabaya saat melakukan penataan PKL. Saat itu, di berbagai wilayah di Surabaya, banyak dipenuhi PKL. Mereka banyak berjualan di area para pejalan kaki alias trotoar, di taman, pinggir jalan dan lokasi lain.
"Mereka biasanya berjualan di tempat-tempat yang terlarang, seperti trotoar, pinggir-pinggir jalan dan lain sebagainya," ujarnya, Rabu (28/8).
Dalam mengatasi persoalan penataan PKL, Pemkot Surabaya memiliki solusi tersendiri. Namun, dia mengakui, hal itu hanya berlaku untuk para PKL yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Surabaya.
"Ya kita kan menaungi warga Surabaya. Para PKL dengan identitas warga Surabaya, kita rangkul. Untuk warga luar Surabaya, kita kembalikan ke daerah asal masing-masing," katanya.
Salah satu caranya, Pemkot membentuk sentra-sentra PKL. Saat ini, sudah ada sekitar 44 sentra PKL yang berdiri di seluruh wilayah Surabaya. 44 sentra PKL tersebut menampung sekitar 1.300 lebih PKL binaan.
"Sentra PKL itu sekarang kita namai sentra wisata kuliner. Kita menampung sekitar 1.300 pedagang," tambahnya.
Tidak hanya sekedar menempatkan para PKL tersebut ke dalam sentra-sentra kuliner, Pemkot Surabaya juga memberikan manajemen yang modern. Ia mencontohkan, dalam hal administrasi keuangan, sentra kuliner tersebut membangun satu layanan pembayaran laiknya kasir.
Dengan adanya manajemen tersebut, para PKL sudah tidak perlu lagi memusingkan masalah transaksi pembayaran. "Jadi mereka hanya perlu meningkatkan pelayanan saja. Mereka tidak perlu pegang uang, melayani sambil pegang uang kan tidak higienis, jadi transaksinya langsung dengan kasir," tegasnya.
Ia juga bercerita, jika merelokasi para pedagang tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Halangan pertama, para PKL tersebut banyak yang enggan berpindah tempat sesuai keinginan Pemkot karena takut sepi pembeli.
Untuk mengatasi persoalan itu, Pemkot pun melakukan sosialisasi dengan memasang pemberitahuan soal relokasi pedagang. "Ya banyak alasan lah, tapi setelah kita tata dengan lebih baik, kita sosialisasikan dengan baik, semua akhirnya ya berjalan dengan baik pula," katanya.
Lalu, apakah semua sentra PKL tersebut sukses? Ia mengakui tidak semuanya sukses, meski terhitung kecil. Ia mencontohkan ada salah satu sentra PKL yang sepi, lantaran ditinggal pedagang. Dia menganalisis, hal itu dikarenakan para pedagang tersebut komoditi yang dijual memang tidak membutuhkan tempat.
Mereka cenderung menjajakan barang dagangannya dengan cara mobile. "Mereka ada yang tidak butuh tempat, menjajakan secara mobile. Sehingga tidak terpakai," ujarnya.
Kini, manfaat yang diperoleh dari penataan ini tidak hanya dirasakan oleh para PKL. Namun, tata kota juga menjadi lebih baik, bersih dan indah.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada 140 lapak kuliner, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat tersedia dengan harga yang terjangkau.
Baca SelengkapnyaKawasan Jalan Sultan Agung jadi salah satu spot kulineran yang menarik di Kota Bandung
Baca SelengkapnyaRelokasi ini diharapkan tidak hanya membawa dampak positif bagi pedagang dan masyarakat, tetapi juga menciptakan kondisi lalu lintas.
Baca SelengkapnyaPj Wali Kota Kediri juga memberikan pesan agar manajemen pengelolaan pasar harus lebih profesional
Baca SelengkapnyaSelain melakukan rekayasa lalu lintas, Pemprov DKI meminta pekerja di Jakarta untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Baca SelengkapnyaKaltim memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pariwisata, baik alam, budaya, maupun sumber daya alam.
Baca SelengkapnyaSidoarjo merupakan salah satu penyangga utama Kota Surabaya, dan termasuk dalam kawasan Gerbangkertosusila.
Baca SelengkapnyaPara penjual makanan ini berjualan menggunakan sepeda motor dan mobil di beberapa titik kawasan puncak. Tak sedikit di antaranya sampai melewati marka jalan
Baca SelengkapnyaPKL dibekali pengetahuan dan pemahanan terkait bahan pangan yang aman sehingga peredaran bahan berbahaya dapat dihilangkan
Baca SelengkapnyaGedung ini diresmikan untuk menyiapkan SDM yang terampil di bidangnya.
Baca SelengkapnyaRevitalisasi trotoar kawasan Glodok ini untuk memberikan ruang bagi pejalan kaki yang selama ini digunakan untuk PKL dan parkir motor liar.
Baca SelengkapnyaKeberadaan KEK Setangga ditujukan untuk mempercepat penciptaan lapangan kerja dan pembangunan perekonomian di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu
Baca Selengkapnya