Cari CVR Lion Air JT610, KNKT Pakai Sederet Metode Ini
Merdeka.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih terus mencari Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. KNKT sudah menggunakan berbagai macam metode untuk mencari CVR.
"Saat ini belum kita temukan adalah CVR. Ini adalah area yang kita cari. Ini sekitar 300 meter itu sudah kita tapi sampai saat ini kita belum temukan tanda-tanda," kata Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/11).
"Selanjutnya tim KNKT melanjutkan pencarian CVR dengan beberapa metode dengan menggunakan air resolution sonar sub bottom profiling untuk deteksi benda apa saja yang terendam dalam lumpur," ungkapnya.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Mengapa ilmuwan belum mencapai dasar Lubang Biru Taam Ja'? Saat ini, para ilmuwan belum mencapai dasar Lubang Biru Taam Ja' di Teluk Chetumal, Meksiko, yang menurut pengukuran baru mungkin terhubung ke labirin gua dan terowongan bawah laut.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Kenapa Pelita Air batal terbang? 'Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,' katanya.
KNKT, kata Soerjanto, juga masih melibatkan penyelam dan juga beberapa kamera bantuan mencari CVR Lion Air JT610. Namun penyelam tidak bisa menjangkau kedalaman lebih dari 25 meter.
"Karena kita tidak berani menyelam dengan sistem scuba karena emang hal ini untuk ke dalam di bawah 25 meter itu tidak disarankan. Dan kami akan gunakan penyelam-penyelam yang safety untuk lakukan penyelamatan di antara 25-35 meter," ujarnya.
Dia menambahkan, di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air juga terdapat pipa dan kabel. Sehingga perlu pelibatan kapal khusus untuk membantu pencarian.
"Lokasi jatuhnya pesawat dengan pipa-pipa Pertamina dan kabel-kabel di bawah laut sehingga diperlukan kapal-kapal yang memiliki kemampuan dinamik posisi jadi engga perlu buang jangkar. Karena khawatir arus permukaan cukup kuat dimana airnya kalau jangkarnya nanti merusak pipa dan kabel," ucapnya.
Di tempat yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, KNKT akan menerbitkan preliminary report untuk disampaikan ke keluarga korban. Laporan ini berasal dari hasil investigasi sementara pencarian Lion Air JT610.
"KNKT akan menerbitkan preliminary report sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 62 Tahun 2013 Pasal 39 ayat 2 huruf B yaitu 30 hari setelah kecelakaan sebelumnya KNKT bersama Kemenhub atau instansi pemerintah lainnya dan Lion Air JT610 akan menyampaikan hasil investigasi sementara kepada keluarga korban," kata Budi Karya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaKNKT akan memeriksa seluruh serpihan dan menganalisis percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Baca SelengkapnyaKapal pembawa material BTS hilang kontak dalam perjalanan Timika (Papua Tengah)-Lokpon, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Baca SelengkapnyaSeorang penumpang melompat dari KMP Pratita ke Selat Bali, Senin (7/8) petang. Pria itu dilaporkan masih hilang.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaPesawat Smart Air dengan nomor penerbangan PK-SNN mengalami kecelakaan sehingga jatuh di kawasan Bukit Narif Krayan Tengah
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan menghadapi kendala saat mengevakuasi korban pesawat kargo Smart Aviation di Hutan Kaltara.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi terkendala air tanah yang keruh serta lubang yang sempit
Baca SelengkapnyaKNTK sementara melakukan pengecekan apa sebenarnya masalah utama sehingga pesawat batal terbang.
Baca Selengkapnya