Catut Nama Perwira Polisi, Penipu dari Sidrap Peras RSU Siloam Kupang
Merdeka.com - Aksi penipuan via handphone tidak hanya menyasar masyarakat umum. Manajemen rumah sakit yang menangani kasus Covid-19 pun turut menjadi sasaran pelaku.
Percobaan penipuan itu dialami manajemen RSU Siloam Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka dimintai uang pengamanan dari pria yang mengaku sebagai perwira Kepolisian.
Berdasarkan informasi dihimpun, Senin (19/7), manajemen RSU Siloam Kupang mendapat telepon dari seseorang yang mengaku bernama Iptu Dominggus dari Polsek Kelapa Lima, Polres Kupang Kota. Pria itu menelepon menggunakan nomor handphone 082347612121, lalu menanyakan soal kasus pengambilan paksa jenazah pasien Covid-19 di rumah sakit itu pada Sabtu (17/7) lalu.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Dimana modus penipuan ini terjadi? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Bagaimana pelaku menjalankan modus penipuan ini? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
"Iptu Dominggus mengaku dari Polsek Kelapa Lima dan mengaku hendak memproses insiden pengambilan paksa jenazah pasien covid-19 di RSU Siloam Sabtu lalu," ujar Direktur RSU Siloam Hans Lie didampingi Juliandro DM Mesada, salah seorang manajer di RSU Siloam Kupang, Senin (19/7).
Awalnya Iptu Dominggus menelepon ke costumer service di 853900. "Penelepon mengaku dari Polsek Kelapa Lima atas nama Dominggus Duran, sehingga costumer service memberikan nomor handphone Juliandro Mesada," ungkapnya.
Penelepon menyebut Kapolda NTT marah-marah karena pasien Covid-19 lolos dari RSU Siloam Kupang. Penelepon juga menjanjikan kalau 15 orang polisi siap disiagakan di setiap rumah sakit untuk berjaga setiap hari. Namun dia meminta dana operasional sebesar Rp5 juta setiap bulan selama masa pandemi."Kami berterima kasih sekali kalau polisi mau berjaga di rumah sakit. Saya langsung menelepon Kapolres Kupang Kota menyampaikan terima kasih. Kapolres malah heran terima kasih untuk apa dan penjagaan oleh siapa," cerita Hans.
Pihak RSU Siloam Kupang juga sempat bingung karena rumah sakit itu berada di wilayah hukum Polsek Oebobo, sedangkan penelepon mengaku dari Polsek Kelapa Lima.
"Awalnya Iptu Dominggus yang mengaku dari Polsek Kelapa Lima menanyakan insiden ambil paksa jenazah pasien Covid-19 oleh pihak keluarga, namun ujung-ujungnya Iptu Dominggus malah meminta uang Rp5 juta," jelas Hans.
Pria yang mengaku sebagai Iptu Dominggus itu terus mendesak pihak RSU Siloam Kupang agar segera menyetor uang dengan alasan sudah diminta Kapolsek Kelapa Lima. Dia sekurangnya 18 kali menelepon Juliandro.
"Terakhir dia menelepon saya pukul 13.00 Wita dan mendesak terus untuk meminta uang," tambah Juliandro.
Manajemen sempat mengarahkan agar penelepon datang langsung ke RSU Siloam Kupang untuk pembayaran menggunakan kuitansi. "Penelepon agak memaksa. Kami dari pihak RSU Siloam minta surat resmi, tapi penelepon beralasan hanya meminjam uang. Jika dana operasional para kapolsek telah cair, maka akan diganti. Dari situ kami mulai curiga," tandas Hans.
Kebetulan di Polsek Kelapa Lima ada perwira bernama Ipda Dominggus Duran. Namun dia sudah enam bulan pindah tugas menjadi Kapolsek di Polres Timor Tengah Utara.
Ipda Dominggus Duran yang dikonfirmasi kaget dengan kejadian itu. Dia menyatakan bukan pemilik nomor handphone yang dipakai pelaku.
"Saya tidak memiliki nomor handphone seperti itu dan saya sudah lama pindah tugas. Sangat aneh kalau saya campur dengan urusan di wilayah hukum Polres Kupang Kota. Ini pasti perbuatan oknum tidak bertanggung jawab yang mencatut nama saya," ungkapnya.
Kapolres Kupang Kota AKBP Satrya Perdana P Tarung Binti langsung memerintahkan kapolsek Kelapa Lima Kompol Sepuh Siregar menemui pimpinan RSU Siloam Kupang. Dia disuruh menjelaskan kalau pihak kepolisian tidak pernah meminta uang seperti itu. "Itu perbuatan oknum tidak bertanggung jawab dan kami klirkan dengan pihak RSU Siloam Kupang," jelas Satrya.
Satrya memastikan hal itu merupakan penipuan. "Itu adalah murni penipuan. Kita sudah cek, penelepon yang mengaku anggota Polsek Kelapa Lima tinggalnya di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan," ungkapnya.
Dia berterima kasih kepada RSU Siloam Kupang yang bisa berkoordinasi dan mengecek kebenarannya. Kapolres Kupang Kota juga meminta agar masyarakat selalu berhati-hati dengan berbagai modus penipuan, apalagi yang mengatasnamakan kepolisian.
Sebelumnya, Sabtu (17/7), memang ada insiden di RSU Siloam Kupang. Salah seorang pasien Covid-19 meninggal dunia dan jenazahnya diambil paksa keluarga dan dibawa pulang ke rumah duka di Kelurahan Airmata Kota Kupang, untuk disemayamkan dan dimakamkan.
Polisi dan Satgas Covid-19 Kota Kupang harus turun menemui keluarga memberikan penjelasan dan pemahaman, serta meminta agar jenazah dimakamkan sesuai protokol Covid-19 di TPU Fatukoa, Kota Kupang.
Saat itu keluarga bertahan dan tetap menganggap kalau kerabat mereka meninggal dunia bukan karena Covid-19. Namun setelah berdebat selama beberapa jam, akhirnya pihak keluarga bersedia jenazah dimakamkan sesuai protokol kesehatan dan penanganan Covid-19.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Iptu Supriadi ditangkap karena diduga terlibat penipuan dan penggelapan Rp1,2 miliar dengan modus iming-iming bisa meloloskan calon taruna Akpol.
Baca SelengkapnyaPolisi mengiming-imingi korban bisa bekerja di PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Baca SelengkapnyaTNI gadungan diamankan karena terbukti lakukan penipuan hingga puluha juta.
Baca SelengkapnyaSeragam lengkap dinas Polri itu ternyata dibeli oleh pelaku dari Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaModus pelaku adalah menjanjikan korban masuk menjadi anggota TNI
Baca Selengkapnyakepada masyarakat apabila mendapatkan pesan dari oknum tersebut dapat segara melaporkan melalui ke pihak KPK melalui call center 198
Baca SelengkapnyaPengungkapan kasus ini setelah mantan camat yang jadi korban penipuannya melapor.
Baca SelengkapnyaTiga pegawai bank gadungan melakukan penipuan online, hingga menyebabkan dua korban mengalami kerugian Rp970 juta.
Baca SelengkapnyaPolres Bogor hingga kini masih mendalami kasus tersebut, termasuk mencari tahu keterlibatan pihak-pihak lain dalam aksi YS.
Baca SelengkapnyaRahmanudin mengaku dapat mengurus surat mengatasnamakan TNI dan mengaku dari Badan Intelijen Strategis (BAIS)
Baca SelengkapnyaJurus sakti Intel gadungan ini saat beraksi hingga membuat banyak wanita terpedaya.
Baca SelengkapnyaTim khusus bentukan Polresta Kendari melakukan penangkapan terhadap penipu agen BRI Link bernama Panjul. Saat ditangkap ia bersembunyi di dalam lemari pakaian.
Baca Selengkapnya