CCTV & TKP rusak jadi kendala ungkap kematian mantan Wakapolda Sumut
Merdeka.com - CCTV dan TKP rusak menjadi kendala pengungkapan kasus kematian mantan Wakapolda Sumatera Utara, Kombes (Pur) Agus Samad. Polres Malang Kota dengan didampingi Polda Jatim masih bekerja keras mengungkap penyebab kematiannya.
"Kita ambil lima lebih (CCTV), tapi kondisinya menyorot keluar TKP, jadi tidak tercover," ujar Kasat Reskrim Polres Malang Kota AKP Ambuka Putra Yudha, Selasa (27/2).
CCTV hanya menangkap motor satpam sama mobil dengan kondisi sudah terbalik. Karena itu masih dianalisa tentang kemungkinan adanya orang lain, selain korban yang memasuki rumah.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
-
Siapa yang menemukan mayat itu? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Bagaimana mayat itu ditemukan? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
"Kalau lewat belakang masih butuh tangga atau tali, tapi tidak ada bekas apa-apa," tegasnya.
Sebagian juga tidak merekam atau off dengan kabel terlepas.
Korban ditinggal istrinya sejak 12 Februari untuk mengurus bisnis restoran di Bali. Korban tidak bisa dihubungi oleh istrinya, hingga kemudian meminta tetangga untuk menggedor pintu. Kondisi jasad, berikut TKP mengundang pertanyaan penyebab kematian korban, antara bunuh diri atau korban pembunuhan.
Ambuka juga mengungkapkan, bahwa TKP pendukung mengalami kerusakan yang membuat polisi kesulitan. Sudah banyak bekas orang yang masuk ke lokasi.
"Orang-orang yang pertama kali masuk (membuat TKP) rusak. Itu menyulitkan," tegasnya.
TKP utama tidak mengalami masalah tetapi TKP pendukung sudah rusak dan tidak terlihat. Dicontohkan, kalau jejak kaki masih sedikit, memudahkan petugas, apalagi korban tingal hanya berdua.
"Kalau seandainya muncul jejak kaki ketiga atau keempat, akan mudah terlihat, tapi ini rusak," katanya.
Hingga saat ini polisi masih bekerja, beberapa kali dilakukan olah TKP untuk memastikan. Peluang antara bunuh diri dan korban pembunuhan masih fivety-fivety.
Kondisi korban yang sakit dan pernah mengeluh tidak sembuh-sembuh tentu juga menjadi bahan bagi polisi. Ditemukan obat pengencer darah dan obat asam urat.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
RN sudah tidak bernyawa dengan kondisi seutas tali tambang melilit di bagian leher korban
Baca SelengkapnyaRamadhan menyampaikan penyidik tidak akan memeriksa Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya karena tak ada kaitannya.
Baca SelengkapnyaMenelusuri Keberadaan CCTV Ungkap Tabir Kasus Mayat dalam Toren Air di Pondok Aren
Baca SelengkapnyaKapolres Sorong AKBP Edwin Parsaoran menyatakan jasad RN yang tewas tergantung ditemukan ketika kondisi rumah dalam keadaan sepi pada Senin (15/7) pukul 17.30
Baca SelengkapnyaKinerja Kepolisian Resor Bantaeng menuai sorotan karena belum mampu mengungkap pelaku.
Baca SelengkapnyaCCTV yang di lokasi kejadian turut dimankan dan kemudian dilakukan analisis oleh ahli digital forensik.
Baca SelengkapnyaPetugas telah memeriksa 14 saksi yang berada di sekitar rumah dinas korban saat peristiwa itu terjadi.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan ada empat CCTV yang mengarah ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) korban ditemukan meninggal dunia rusak.
Baca SelengkapnyaKesulitan melacak jejak digital satu keluarga itu setelah polisi melihat kondisi handphone sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaIa mengatakan, pihaknya sudah memeriksa 5 orang terkait kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaEdwin menepis penyebab bunuh diri berkaitan dengan pinjaman online alias pinjol.
Baca Selengkapnya