Cegah abrasi, Kota Semarang bangun sabuk pantai 4,8 kilometer
Merdeka.com - Abrasi pantai tampaknya masih menjadi permasalahan klasik bagi kota-kota besar di Indonesia, tak terkecuali Kota Semarang. Saat ini, Pemkot Semarang tengah mengebut pembangunan sabuk pantai beberapa kilometer di dekat pemukiman padat penduduk.
Kepala Bidang Pengelolaan Kelautan dan Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Semarang, Siswanto, mengatakan saat ini tengah mengebut pembuatan sabuk pantai sejauh 2,8 kilometer di Kelurahan Mangunharjo.
"Sekarang kami bangun sabuk pantai di Mangunharjo, Tambaklorok dan Trimulyo Genuk. Sebab, pembuatan sabuk pantai di sana sangat urgent untuk menyelamatkan pemukiman penduduk setempat dari dampak abrasi yang kian mengkhawatirkan," ujar Siswanto di Semarang Jawa Tengah, Senin (6/10).
-
Apa saja dampak banjir Semarang? Banjir yang menggenangi Stasiun Semarang Tawang membuat perjalanan kereta api terganggu
-
Kenapa Semarang banjir? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Dimana banjir Semarang terjadi? Sejumlah wilayah yang terdampak banjir antara lain Jalan Kaligawe di Kelurahan Muktoharjo, Kelurahan Tambakrejo, Kelurahan Sambirejo, Kelurahan Krobokan, dan Kelurahan Kudu.
-
Apa kerugian banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
-
Bagaimana dampak banjir terhadap kereta api di Semarang? 'Dengan demikian, tidak memungkinkan untuk dilewati perjalanan kereta api,' katanya.
-
Gimana Pemkot Semarang atasi banjir Kaligawe? Sementara itu Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto mengatakan bahwa pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mengerahkan pompa bergerak untuk mengurangi debit banjir.
Menurut Siswanto, sesuai grand design Kota Semarang sabuk pantai sangat memungkinkan dibangun membentang sejauh 4,8 kilometer di wilayah pesisir. Dengan upaya ini, dia berharap ke depan dapat menekan abrasi.
Lebih lanjut, Siswanto mengungkapkan, sabuk pantai sepanjang 4,8 kilometer itu tersebar di 20 titik bagian barat Kota Semarang dan 28 titik bagian timur. Untuk mengoptimalkan fungsinya, pemkot kini telah membangun sebagian sabuk pantai dengan fondasi terbuat dari ratusan buis beton.
Disinggung mengenai biaya yang dibutuhkan untuk merampungkan proyek ini, Siswanto menyebut bahwa estimasi satu titik menghabiskan Rp 600 juta. Maka untuk 4,8 kilometer biaya pembuatannya mencapai Rp 20 miliar lebih.
"Untuk tahun depan, kami nanti melanjutkan pembuatan Satrimuluo dan Tambaklorok," tukas Siswanto.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat 3 tahapan pembangunan Tanggul Laut Pulau Jawa yang akan dikerjakan.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian tinggi tanggul laut Jakarta dilakukan secara rutin dua tahun sekali supaya air laut tidak meluap ke daratan ketika pasang.
Baca SelengkapnyaJokowi Tinjau Pembangunan Tanggul di Tombok Loro: 30 Tahun Minimal Bisa Menahan Rob
Baca SelengkapnyaKenaikan permukaan air laut sebesar berkisar 1 sampai 15 cm per tahun di beberapa lokasi
Baca SelengkapnyaPengerjaan proyek itu bukanlah sesuatu yang mudah.
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah mengkaji pembangunan proyek tanggul laut raksasa, atau Giant Sea Wall di pesisir Pantura Jawa luar Jakarta.
Baca SelengkapnyaDinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah mengungkap garis pantai utara Jawa Tengah mengalami pergeseran dampak abrasi sejauh 5 kilometer dari titik awal.
Baca SelengkapnyaKeterbatasan APBN membuat pemerintah meminta swasta ikut serta pengadaan jaringan air pipa.
Baca SelengkapnyaPembangunan drainase itu tersebar di Jalan Asem Baris Raya, Jalan KH Abdullah Syafei, Jalan Ciputat Raya-Jalan RA Kartini, dan Jalan Kalibata Timur.
Baca SelengkapnyaBambu-bambu tersebut dipasang di pesisir pantai kawasan Pelabuhan Marunda Center Terminal (MCT) Jurong Port JV, Tarumajaya, Bekasi.
Baca SelengkapnyaPembangunan tanggul pantai dan muara sungai telah dijalankan secara strategis sejak 2020 silam
Baca SelengkapnyaDinas Lingkungan Hidup (DLH) mencatat penurunan muka tanah atau land subsidence di pesisir Kota Semarang berkisar 7-13 cm per tahun.
Baca Selengkapnya