Cegah aksi terorisme, TNI gelar latihan besar-besaran di Poso
Merdeka.com - Upaya pencegahan terhadap merebaknya aksi terorisme di Indonesia, terus dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Salah satunya dengan kembali melakukan pelatihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Poso, Sulawesi Tengah.
Panglima TNI Jendral Moeldoko mengatakan, pelatihan berskala besar tersebut dimulai hari ini dan langsung dipimpin olehnya.
"Saya mensinyalir, di Poso, seolah-olah kelompok radikal itu nyaman di sana. Saya khawatir orang-orang yang pergi ke Irak dan Suriah, akan pulang dan bermarkas di Poso. Untuk itulah TNI latihan besar-besaran di sana," ujar Moeldoko saat ditemui di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (30/3).
-
Siapa yang diusulkan Moeldoko untuk dilatih di pusat pelatihan? Kepresidenan Moeldoko mengusulkan Indonesia menjadi pusat pelatihan petani muda Asia Pasik kepada Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).
-
Apa saja program pelatihan yang diusulkan Moeldoko? 'Yang meliputi pelatihan berjenjang dari hulu hingga hilir dengan melibatkan dunia usaha, kementerian/lembaga, Bank Sentral Indonesia, asosiasi petani, dan organisasi kepemudaan,' sambungnya.
-
Siapa yang melatih intelijen Indonesia? Tak lama kemudian, agen-agen Mossad mulai melatih dinas intelijen Indonesia dan sejumlah personel militer.
-
Siapa yang ikut dalam pelatihan ini? Sumber daring mengungkapkan bahwa sebagian besar peserta adalah wanita berusia 35 hingga 55 tahun. Seorang wanita berusia 54 tahun, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, menceritakan bahwa ia telah mengembangkan perasaan terhadap teman sekelas putranya dan menyatakan kekhawatiran mengenai menurunnya daya tariknya.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
Menurut Moeldoko, latihan tersebut sengaja digelar khususnya setelah beberapa warga negara Indonesia diketahui bergabung dengan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Ini yang tidak boleh, itulah kenapa TNI sekarang latihan di sana," imbuhnya.
Moeldoko mengaku telah berulang kali menegaskan bahwa ISIS adalah sebuah ancaman potensial yang harus ditangani serius oleh semua instansi negara. Menurut dia, jika tidak ditangani dengan tepat, paham ISIS dapat menjadi ancaman faktual yang merusak nasionalisme.
"Prajurit TNI telah diinstruksikan untuk bertindak tegas terhadap pelaku teror," tandasnya.
(mdk/siw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka diketahui berlatih guna menghadapi situasi darurat sekaligus berbagai ancaman dari luar.
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaTNI menggelar latihan bersama yang diikuti ribuan prajurit.
Baca SelengkapnyaTak disangka satuan khusus dari Pasukan elite 3 Matra TNI & Polri tergabung dalam Badan ini.
Baca SelengkapnyaSigit menyebut bahwa ada kelompok yang terafiliasi dengan teroris menumpang aksi saat terjadi perbedaan pendapa
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaKabagbanops Densus 88 Polri, Kombes Pol Aswin Siregar mengungkapkan, pegawai BUMN terduga teroris ISIS berinisial DE berencana melancarkan aksi.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono terjunkan pasukan elite TNI guna mengawal pagelaran KTT ASEAN ke-43 pada 5-7 September 2023 nanti di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan setelah mereka berangkat mengikuti program jihad global dan telah kembali ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKarena sejauh ini anggotanya masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap para pelaku.
Baca Selengkapnya"Dampak perang Israel-Palestina tentunya juga membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris,
Baca Selengkapnya