Cegah banjir bandang, perbaikan hulu Sungai Cimanuk kian mendesak
Merdeka.com - Perbaikan kawasan hulu di daerah aliran Sungai Cimanuk Garut tak bisa ditawar lagi. Sebab sebaik apapun penanganan di kawasan hilir, kekhawatiran kembalinya banjir di kawasan tersebut bisa saja terjadi jika hulunya rusak.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Haryadi Wargadibrata mengatakan, Indonesia memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi sehingga memerlukan kawasan hulu sungai yang baik.
"Untuk sungai misalnya, apa sih penyebabnya (bencana)? Mungkin di hulunya rusak, ada perlakukan yang kurang baik, atau budidaya kurang baik. Sehingga catchment area-nya enggak jalan, jadi larian airnya semakin tinggi," katanya, di Bandung, Rabu (5/10).
-
Bagaimana caranya agar lingkungan terhindar dari banjir? Tanaman akan menancapkan akarnya ke dalam tanah. Sehingga, lubang yang dihasilkan akar tersebut menjadi jalur air untuk masuk ke dalam tanah lebih jauh. Dengan adanya tanaman di sekitar rumah, dapat melancarkan penyerapan air hujan, yang akan menjauhkan lingkungan dari banjir.
-
Bagaimana cara mengatasi banjir? Sampai dengan sekarang, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan normalisasi jalur KA di Stasiun Semarang Tawang. Selain itu, pihaknya juga mengerahkan peralatan dan material yang diperlukan serta ratusan petugas untuk memperbaiki jalur yang terdampak banjir supaya bisa dilewati kembali oleh perjalanan kereta api.
-
Bagaimana cara mencegah banjir? Salah satu cara paling efektif untuk mencegah banjir, terutama di kawasan perkotaan, adalah dengan memiliki sistem drainase yang memadai.
-
Kenapa banjir bandang terjadi di Sumbar? Mahyeldi menjelaskan banjir bandang itu disebabkan curah hujan yang terbilang esktrem. Sementara hujan hampir tidak terjadi musim panas. Alhasil hujan ekstrem yang turun memicu banjir bandang dan longsor.
-
Mengapa banjir bandang terjadi? Di Indonesia sendiri, bencana alam ini sudah marak terjadi di hampir semua titik daerah.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Disinggung masih adanya hujan dengan intensitas yang tinggi, menurutnya diperlukan kesiapsiagaan dari semua pihak. "Yang penting kitanya harus siap siaga. Ini akan terjadi angin besar, akan terjadi hujan tinggi. Seperti di Kota Bandung, ini kan drainase dibenahi, mudah-mudahan ke depan enggak akan banjir lagi di jalan," terangnya.
Status tanggap darurat di Garut kata dia, telah berakhir pascabanjir bandang pada 20 September kemarin. Untuk Sumedang, tambahnya, saat ini sedang dibahas apakah mengakhiri atau memperpanjang status darurat.
Saat ini, yang menjadi fokus perhatian adalah rehabilitasi untuk menormalkan kembali kehidupan masyarakat. "Bagaimana memperlakukan manusia yang terkena dampak agar siap untuk mengarungi kehidupan," katanya.
Pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi (RR) ini, pihaknya bersama BPBD kabupaten melakukan penghitungan terhadap berbagai kerugian masyarakat untuk selanjutnya dilaporkan ke pemerintah pusat.
"Kita ajukan ke pusat. Kita hanya sebatas menghitung, kita memfasilitasi kabupaten/kota," terangnya. Pendataan warga beserta kerugian harta bendanya menjadi dasar penyaluran dana dari pemerintah untuk proses RR ini.
"Menginventarisir, menghitung kerusakan. Nanti perlakuannya oleh kepala daerah setempat, baik lahannya, orangnya. Camat yang tahu, KK-nya berapa, KTP-nya berapa, benar atau tidak," ujarnya.
Masa RR ini, tambah dia, belum sampai pada tahap penggantian rumah oleh pemerintah sehingga pihaknya pun belum mengetahui total kerugian akibat bencana tersebut. "Bukan mempersulit, memang kondisinya seperti itu. Ada rumus (penghitungan), rumah panggung (dihitungnya) dipisah, rumah tembok dipisah," katanya.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, hasil inventarisasi ini akan ditetapkan oleh bupati setempat untuk selanjutnya dilaporkan ke pemerintah pusat. Ini menjadi dasar bagi pemerintah pusat dalam menyalurkan dana ganti rugi.
Adapun Pemerintah Provinsi Jabar, kata dia, telah menyalurkan bantuan sebesar Rp 10 miliar, yakni Garut Rp 6,5 miliar dan Sumedang Rp 3,5 miliar. "Untuk hal-hal yang cepat, seperti untuk membeli alat-alat kesehatan rumah sakit, supaya segera pulih pelayanan kesehatannya," katanya.
Dia mengimbau, pada masyarakat agar tetap waspada mengingat kondisi cuaca yang masih seperti saat ini. "Harus waspada dengan bencana. Bagi masyarakat yang merasa ada pada kawasan rawan bencana, ketika ada gejala, ada kekhawatiran, bisa dipicu angin, cuaca, hujan, segera menyelamatkan diri," ungkapnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ancaman banjir masih terus membayangi Ibu Kota Jakarta, terlebih ketika musim penghujan tiba.
Baca SelengkapnyaHeru Budi bakal mengevaluasi fungsi Sodetan Ciliwung, Jakarta Timur agar dapat mengurangi banjir
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi cuaca ekstrem, terutama hujan dengan intensitas tinggi, terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat selama sepekan ke depan.
Baca SelengkapnyaPengerukan endapan lumpur ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah daya tampung air, terutama ketika musim penghujan.
Baca SelengkapnyaBanjir Braga, Kecamatan Sumurbandung akibat tanggul jebol dari Sungai Cikapundung.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akan memantau faktor terjadinya banjir dan kesiapan pompa saat dibutuhkan.
Baca SelengkapnyaIka memastikan pihaknya bergerak cepat melakukan penanganan sementara terhadap sejumlah titik tanggul yang bocor di kawasan pesisir Jakarta.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, masih terdapat 38 persen pekerjaan rumah dalam menyelesaikan persoalan banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaHujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta, Pramono Anung menjelaskan ada dua titik yang perlu dibereskan untuk mengurangi resiko banjir yang berada di wilayah Cipinang Melayu.
Baca SelengkapnyaPemerintah provinsi DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya dan langkah untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Baca Selengkapnya