Cegah Covid-19, Barak Pengungsi Gunung Merapi di Glagaharjo Dipisah Sekat Kayu

Merdeka.com - Sebanyak 133 orang warga Kalitengah Lor, Desa Glagaharjo, Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan, Kabupaten Sleman yang masuk dalam kelompok rentan diungsikan ke Barak Pengungsian Glagaharjo sejak Sabtu (7/11). Masyarakat yang terpaksa mengungsi akibat aktivitas siaga Gunung Merapi ini di antaranya adalah lansia, anak-anak, ibu hamil dan difabel.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto menyebut, sebanyak 113 orang dari kelompok rentan diungsikan ke Barak Pengungsian Glagaharjo.

"Ini semua pengungsi dari Kalitengah Lor. Kita ada kelompok rentan 133 terdiri dari lansia ada 95 orang dan anak-anak ada 30 orang kemudian ibu hamil ada 3 orang. Sementara untuk difabel ada 5 orang," ujar Joko di Barak Pengungsian Glagaharjo.

Kecuali Suami Istri

Joko menerangkan, jika Barak Pengungsian Glagaharjo saat ini dipasang partisi kayu untuk membuat sekat-sekat pemisah bagi para pengungsi. Joko menyebut, ada 80 partisi yang dibuat bagi para pengungsi.

"Ini kita buat ada 80 partisi. Ukurannya 1,5 meter dikali 2,4 meter satu partisinya. Satu partisi hanya boleh diisi oleh satu orang, kecuali jika dia suami istri," ungkap Joko.

Joko menerangkan, pihaknya sengaja membuat partisi atau sekat untuk pembatas dari masing-masing pengungsi. Tujuannya, kata Joko, untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

"Agar masing-masing pengungsi tetap menjaga jarak. Sesuai protokol kesehatan. Selain itu kita juga siapkan tempat cuci tangan atau wastafel di beberapa titik," ungkap Joko.

Joko menambahkan, terkait protokol kesehatan, Barak Pengungsian Glagaharjo pun juga tidak akan diisi penuh oleh pengungsi. Joko menerangkan, pihaknya hanya akan menggunakan 50 persen dari kapasitas total di Barak Pengungsian Glagaharjo.