Cegah gerakan radikal, Pangdam Hasanuddin minta waspadai indekos dan masjid
Merdeka.com - Untuk mengantisipasi gerakan kelompok radikal dan penyebaran paham radikalisme, Panglima Kodam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Agus Surya Bakti meminta kepada masyarakat mewaspadai indekos dan menjaga masjid sebagai tempat yang sakral. Masjid kata dia merupakan tempat ibadah dan harus dijaga dari penetrasi kelompok-kelompok tersebut.
Hal ini disampaikan Agus di depan para pejabat utama Kodam, pejabat utama Polda, kapolres-kapolres dan para lurah, kades dari Makassar dan kabupaten-kabupaten terdekat serta ratusan Babinsa, Bhabinkamtibmas yang mengikuti apel besar yang diisi pemaparan antisipasi gerakan radikal dan radikalisme. Acara berlangsung di balai Manunggal Prajurit Jenderal Sudirman, Senin, (4/6).
Selain Agus, pembicara lain adalah pejabat Gubernur Sulsel Sumarsono dan Kapolda Sulsel Irjen Umar Septono.
-
Siapa yang diimbau TNI-Polri untuk menjaga keamanan? Mereka mengimbau agar warga berpartisipasi aktif dalam kegiatan siskamling.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Siapa yang mengimbau masyarakat untuk waspada? Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman dalam mengenali ciri-ciri uang mutilasi untuk menghindari uang rupiah yang dirusak secara sengaja tersebut.
-
Apa pesan yang diberikan Kapolri? Kapolri memberi arahan agar Theodore bisa mempersiapkan segalanya sebelum berdinas seusai dilantik sebagai perwira. 'Kemarin saya bisa diberikan kesempatan berbincang-bincang sama Bapak Kapolri. Di situ Bapak Kapolri menitipkan pesan ke saya terutama untuk bagaimana kelanjutan pada saat dinas dan bekal apa saja yang perlu saya persiapkan,' kata Theodore.
-
Bagaimana Kapolri dan Panglima TNI menjamin keamanan misa agung? Berdasarkan pantauan merdeka.com, Kapolri bersama Panglima TNI turut meninjau area SUGBK sekira pukul 14.40 WIB. Mereka memasuki lokasi didampingi para pejabat utama (PJU) dari masing- masing institusi. Selama proses peninjauan, terlihat keduanya mengecek segala kesiapan pada area SUGBK yang telah dilakukan sterilisasi oleh personel TNI dan Polri.
Mantan deputi I bidang pencegahan, perlindungan dan deradikalisasi BNPT ini memaparkan fenomena kelompok-kelompok radikal yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia.
Menurutnya, orang menjadi radikal dan radikalisme itu diawali dengan mempersiapkan diri. Sebelum merancang sebuah aksi teror, selalu didahului survei, rapat-rapat, berkumpul di rumah kos misalnya. "Hari-harinya penjual bakso, tiap hari bawa gerobak yang penghasilannya hanya Rp 50 ribu, Rp 100 ribu. Tapi kalau malam mereka berkumpul, banyak sandal di depan kosnya, 5 sampai 10 pasang lalu beli nasi goreng 10 bungkus. Itu uangnya dari mana," tuturnya.
Kemudian di masjid, tambahnya, kadang-kadang sangat berbahaya karena masjid dijadikan sebuah tempat untuk bersembunyi, menghindarkan diri dari kejaran petugas. Di Sulsel pernah terjadi, seorang pelarian dari Bima, dikejar-kejar Densus 88 Antiteror lalu dia menumpang di salah satu masjid.
"Pengakuan pelarian ini kalau dia berasal dari daerah tapi tidak punya biaya. Lalu mulailah bantu-bantu di masjid menyapu, mengepel dan oleh pengurus masjid diberi tumpangan bahkan diberi makan. Mulailah pelarian ini mengaji dan suaranya enak mengundang simpati. Diberi kesempatan azan, baca Alquran hingga diangkat jadi khatib dan dijadikan tempat belajar agama. Dia lalu dianggap ustaz padahal di daerah lain dia seorang pembunuh yang dikejar-kejar polisi," papar Agus.
"Fenomena seperti ini yang terjadi di masjid jadi tolong jaga masjid. Masjid itu tempat yang sakral, jangan digunakan untuk melakukan kegiatan yang tidak baik. Demikian juga dengan kos-kosan, harus diwaspadai," tukasnya.
Agus berpesan, tugas semua pihak saat ini adalah bagaimana mengidentifikasi orang-orang, terutama kelompok-kelompok yang eksklusif, menjauhkan diri atau tidak mau menyatu dengan masyarakat.
"Alihkanlah perhatian pada orang-orang yang keluar dari sistem, keluar dari pergaulan kita, yang mulai menyendiri harus diperhatikan. Banyak cara yang bisa dilakukan antara lain perkuat Siskamling, aktifkan wajib lapor 24 jam bagi pendatang. Ini jangan jadi jargon saja tapi harus diimplementasikan di lapangan," tandasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca Selengkapnya"Sebenarnya kita mengawasi semua kegiatan, mulai dari masjid lembaga pemerintah, dari upaya radikalisme," kata Wapres.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, masjid harus menjadi tempat mempersatukam keberagaman Indonesia.
Baca SelengkapnyaDensus 88 memberikan pemahaman kepada para personel Polri dalam kegiatan pencegahan bahaya paham radikal.
Baca SelengkapnyaPerlu adanya upaya penyuluhan kepada para pengurus terkait hal tersebut.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaKemenag Surabaya akan berkoordinasi dengan Kepolisian saat di singgung apakah akan mengeluarkan larangan resmi terhadap Ustaz Syafiq berceramah di Surabaya.
Baca SelengkapnyaBripka Rosdimansah mengingatkan masyarakat akan larangan kampanye politik di tempat ibadah saat menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaKepolisian menegaskan kepada semua pihak agar tidak melakukan kampanye politik di dalam tempat ibadah.
Baca SelengkapnyaAgama harus mejadi perekat, maka tempat ibadah bukan menjadi tempat pemecah belah.
Baca SelengkapnyaGerakan salafisme-wahhabisme merupakan cikal bakal lahirnya radikalisme agama hingga pintu masuknya terorisme.
Baca SelengkapnyaSelain penguasaan literasi yang baik, seorang ulama juga harus memiliki akhlak dan karakter yang santun, tenang, dan tidak mudah menghasut.
Baca Selengkapnya