Cegah informasi hoax dan ujaran kebencian, Kemenkominfo dekati kelompok agama
Merdeka.com - Pemerintah berupaya melakukan pencegahan terhadap informasi hoax dan ujaran kebencian melakukan pendekatan ke kelompok-kelompok yang berlatarkan agama. Karena hal itu dinilai paling efektif untuk menangkalnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, selama ini pemerintah baru melakukan penindakan setiap ada informasi hoax dan ujaran kebencian. Untuk itu, kini pihaknya tengah berupaya melakukan pencegahan.
"Kesannya selama ini kita, pemerintah, selalu blokir, blokir dan blokir. Blokir itu capek bos. Belum urusan ngeblokirnya, belum urusan sama yang diblokir. Kemenkominfo punya cara bagaimana supaya konten-konten negatif tidak berkembang selain blokir, yaitu literasi," katanya dalam seminar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Selasa (17/10).
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
-
Kapan Kominfo mulai pantau isu hoaks? Total sejak bulan Agustus 2018, sudah 12.547 konten isu hoaks yang telah ditangani Kementerian Kominfo. Berdasarkan kategori, sejak Agustus 2018 hingga Desember 2023, isu hoaks paling banyak berkaitan dengan sektor kesehatan.
-
Siapa yang tangani isu hoaks di Kominfo? Tim AIS Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Mengapa penghindaran berita meningkat? Para penulis laporan ini memperkirakan kenaikan angka ini disebabkan oleh berita perang di Ukraina dan Timur Tengah. Saat ini, penghindaran berita berada pada tingkat rekor tertinggi.
-
Siapa yang memimpin diskusi tentang pencegahan hoax di Pekanbaru? Kolaborasi ini terwujud dalam diskusi santai antara Satreskrim Polresta Pekanbaru, dipimpin oleh Kasat Reskrim Kompol Bery Juana Putra, dan sejumlah admin media sosial di salah satu kafe di Pekanbaru.
Untuk melakukan literasi, Kemenkominfo membagi beberapa objek dengan segmentasi geografis dan beberapa kelompok masyarakat yang ada seperti suku, agama, budaya dan golongan lainnya.
"Literasi itu harus harus kita lakukan kepada masyarakat. Masyarakat itu dibuat segmentasi berdasarkan geografisnya, tatanan masyarakatnya," ujarnya.
Lebih lanjut, Rudi mengaku, jika dirinya telah melakukan kunjungan ke organisasi-organisasi keagamaan. Karena itulah cara yang ampuh untuk menangkal beberapa konten negatif yang berbau hoax dan ujaran kebencian.
"Salah satu yang paling efektif pendekatan keagamaan. Makanya Kominfo melakukan pendekatan ke kelompok agama. Misalnya di kalangan umat Islam, umat lebih dengar Rudi apa Kiai? Ya kiai lah. Maka saya minta tolong. Salah satunya MUI (Majelis Ulama Indonesia)," jelasnya.
Dengan adanya pendekatan terhadap kelompok-kelompok keagamaan, itulah yang akhirnya dirinya mendorong MUI untuk membuat fatwa tentang bagaimana cara bermedia sosial yang baik dan tak menimbulkan isu hoax atau ujaran kebencian.
"Maka keluarlah fatwa. Salah satunya bagaimana umat harus tabayun terlebih dahulu saat mendapatkan informasi dari media sosial," katanya.
"Saya juga sudah datang ke Parisada Hindu, ke konferensi umat Katolik, pertemuan dengan PGI. Itu baru pendekatan ke agama. Nanti ada ke tokoh-tokoh lain," tutup Rudi. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkominfo Wanti-Wanti Buzzer, Bakal Tindak Tegas Konten Rendahkan Martabat Orang
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan patroli siber untuk menyisir akun-akun yang menyebarkan ujaran kebencian maupun informasi hoaks.
Baca SelengkapnyaPentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar patroli siber untuk mengatasi serangan berita-berita hoaks dan fitnah selama Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaSelain literasi digital, Khofifah mengatakan upaya yang bisa ditempuh dalam rangka melawan ujaran kebencian adalah melakukan filter.
Baca SelengkapnyaKonten negatif berupa berita bohong dan intoleransi dapat merusak keutuhan bangsa.
Baca SelengkapnyaNasriadi juga mengimbau kepada seluruh tim sukses dan pendukung calon agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaOrganisasi kelompok anti-Pancasila sudah dibubarkan, tapi sel-sel mereka masih terus bergerak di bawah tanah.
Baca SelengkapnyaMenkominfo meyakinkan revisi UU jilid II, bukan untuk mengkriminalisasi masyarakat yang menyampaikan kritik dan pendapat.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, jika pihaknya sudah menurunkan beberapa berita atau informasi yang dianggap hoaks atau tidak benar.
Baca Selengkapnya