Cegah Omicron Terus Naik, Perlu Pengendalian Mobilitas Masyarakat Jelang Ramadan
Merdeka.com - Pemerintah perlu memantau pergerakan masyarakat terutama menjelang Ramadan dan Lebaran. Harapannya, kerumunan yang terjadi tidak membuat kasus positif akibat varian Omicron terus melonjak.
"Bulan puasa, ada aktivitas yang menyebabkan masyarakat berkumpul mulai dari salat tarawih, sampai nanti saat Hari Raya," ujar Pakar mikrobiologi Universitas Indonesia (UI) Prof. dr. Amin Soebandrio, Ph.D mengatakan, di sebuah webinar. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (24/2).
Berkaca dari pengalaman tahun lalu, kata Amin, pemerintah telah berhasil mengendalikan mobilitas masyarakat selama bulan Ramadan. Namun saat Idul Fitri, terjadi peningkatan mobilitas sehingga kasus Covid-19 di Indonesia mengalami puncaknya pada Juni-Juli 2021.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
"Kita belajar dari pengalaman itu. Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga. Kalau semua bisa disiplin, menerapkan 5M, di sisi lain pemerintah juga konsisten 3T, itu akan sangat luar biasa," kata Amin.
Varian Omicron, lanjut Amin, sebenarnya muncul pertama kali di Afrika Selatan pada November 2021 dan bukan turunan dari varian Delta yang muncul pada gelombang kedua.
"Kalau melihat negara-negara lain, prediksi puncak kasus Covid-19 khususnya varian Omicron, muncul dalam dua sampai tiga bulan sejak kasus pertama terdeteksi. Kemungkinan pola yang sama juga terjadi di Indonesia," jelas Amin.
Amin mengatakan, varian Omicron memang menyebabkan penularan COVID-19 menjadi lebih cepat. Pasalnya, varian tersebut memiliki jumlah mutasi yang lebih banyak dibandingkan varian-varian yang muncul sebelumnya. Mutasi tersebut dapat membuat Omicron bisa lebih beradaptasi dengan lingkungannya.
Meski demikian, Amin mengatakan mutasi tidak selalu dapat menguntungkan virus. Pada varian Omicron, mutasi umumnya tidak menimbulkan morbiditas atau gejala klinis yang berat.
"Pada dasarnya, risiko infeksi memiliki rumus, yaitu keganasan virus dikalikan dengan dosis virus, kemudian dibagi dengan kekebalan. Kekebalan terbentuk dari vaksinasi maupun infeksi alami ketika seseorang terpapar virus," ujar Amin.
Berdasarkan studi yang dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, Kementerian Kesehatan, dan LBM Eijkman, lebih dari 70 persen populasi masyarakat Indonesia telah memiliki antibodi walaupun belum pernah dinyatakan positif Covid-19 maupun tervaksinasi. Sementara itu, dari populasi yang telah terkena Covid-19 dan tervaksinasi, 90 persen di antaranya telah memiliki antibodi.
Sehingga, menurut Amin, selain memantau pergerakan masyarakat, vaksinasi juga menjadi hal yang sangat penting untuk mengendalikan Covid-19.
"Inilah pentingnya menuntaskan vaksinasi. Kita harapkan dengan upaya itu, kita bisa betul-betul menurunkan jumlah kasus tanpa ada puncak-puncak lainnya," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya