Cegah Penculikan Anak, Disdik Samarinda Minta Sekolah Atur Penjemputan
Merdeka.com - Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mengeluarkan edaran kepada sekolah mulai TK hingga SMP untuk mengatur jadwal penjemputan anak. Edaran itu untuk meredam isu penculikan anak yang meresahkan orangtua.
Edaran bersifat penting itu bernomor: 339/9025/100.01 perihal Penjemputan Peserta Didik, dan diteken Kepala Dinas Pendidikan Asli Nuryadin. Ada 7 poin dalam surat edaran tertanggal 12 Desember 2019 itu.
"Benar, edaran itu saya teken dan edarkan kepada seluruh sekolah TK hingga SMP di Samarinda," kata Asli, ditemui merdeka.com di kantornya, Kamis (19/12).
-
Dimana pemuda itu meninggal? Pemuda itu meninggal dunia usai dipatuk ular kobra pada bagian hidungnya.
-
Siapa yang gugur di halaman sekolah? Seorang pemuda TRIP bernama Moeljadi meninggal dunia di halaman sekolah dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaan RI.
-
Siapa anak Nabi Muhammad yang meninggal saat balita? Sayangnya, umur Qasim tidak lama, yaitu meninggal saat usianya belum genap 2 tahun.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Mengapa mumi remaja meninggal? Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa gadis tersebut, yang diperkirakan berusia antara 14 dan 17 tahun, meninggal karena komplikasi saat melahirkan, dengan tengkorak janin yang ditemukan di jalan lahir.
Asli menerangkan, edaran itu menyusul peristiwa hilangnya balita Ahmad Yusuf Ghazali, saat berada di dalam sekolah PAUD, Jumat (22/11) lalu. Balita Yusuf sendiri, ditemukan meninggal dunia mengenaskan, 16 hari kemudian, Minggu (8/12).
"Kejadian di PAUD itu, jadi obrolan orangtua, karena isu penculikan. Jadi kami di Disdik, mengeluarkan edaran itu. Diantaranya, bahwa sekolah harus tahu, utama anak usia dini, siapa yang menjemput saat pulang sekolah," ujar Asli.
"Edaran itu agar sekolah dan orangtua, melalui komite, melalui paguyuban orangtua, bisa saling komunikasi. Nanti, kalau tidak ada komunikasi, bisa saling menyalahkan. Nah itu, kita minimalisir," tambahnya.
Dia menggarisbawahi, edaran itu tidak sama sekali membuat resah orangtua. Melainkan, upaya pemerintah kota, agar kejadian di PAUD itu, menjadi pembelajaran bersama banyak pihak.
"Pendidikan itu kan kolaborasi antara masyarakat, orangtua dan sekolah. Kita buat formula, semua anak, mesti aman. Terlebih lagi, anak usia dini. Daripada terjadi masalah pada anak kita, dan saling menyalahkan," terangnya.
"Dan juga, kalau ada 2 pintu keluar dan masuk sekolah, mesti jadi satu supaya memudahkan kontrol, dan pengawasan. Juga, CCTV penting. Kalau ada kerjasama dan pemahaman yang baik dari sekolah dan orangtua melalui paguyuban dan komite sekolah, bisa bersama menyediakan CCTV di sekolah," tutup Asli.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bocah itu sempat dilaporkan hilang saat orang tuanya berkegiatan di Masjid Raya Al-Jabbar pada Minggu (17/12) malam.
Baca SelengkapnyaSiswa kelas VII itu meninggal dunia karena tenggelam di Sungai Cileuluy saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Baca SelengkapnyaPada 22 September 2024, korban pergi dari pondok dan pulang ke rumahnya. Tapi diantarkan kembali oleh orangtuanya tapi kabur lagi.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini belum diketahui alasan SN meninggalkan rumahnya
Baca SelengkapnyaKorban diketahui putra dari Yadi Bachman, drummer Matta Band, dan korban hilang terseret arus saat mandi di Pantai Kelingking, Rabu, (30/10) pagi.
Baca SelengkapnyaSebelum kejadian pada pagi hari, ibunya sempat mengajak anaknya ke pasar.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia 4 tahun di Jambi yang dilaporkan hilang oleh pihak keluarga ditemukan sudah jadi mayat di bawah gardu listrik.
Baca SelengkapnyaMenteri Arifah meminta agar masyarakat makin peduli dengan kondisi anak-anak di sekitarnya. Jika kepedulian masyarakat terbentuk, anak-anak akan lebih terjaga.
Baca SelengkapnyaSebelumnya bocah tersebut dinyatakan hilang lebih dari sepekan atau sejak Kamis, 11 April 2024.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaKorban atas nama BM, 14 tahun, siswa kelas 8 yang beralamat di Desa Karangharjo, Kabupaten Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPihak pondok pesantren mengantarkan jenazah korban ke rumahnya, tanpa lapor polisi.
Baca Selengkapnya