Cegah Spekulan, Satgas Covid-19 Riau Pantau Harga Obat di Apotek Hingga Rumah Sakit
Merdeka.com - Satgas Covid-19 Riau bakal memantau penjualan obat-obatan baik di apotek maupun rumah sakit dan klinik. Langkah ini sebagai antisipasi ketidakwajaran harga di tengah kekhawatiran masyarakat akan naiknya kasus penyebaran Covid-19.
"Kami akan melakukan pemantauan harga obat-obatan di Riau agar tetap dijual pada harga yang rasional," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Riau, dr Indra Yovi Selasa (6/7).
Masyarakat tetap harus mendapatkan obat - obatan dengan harga rasional. Dia menegaskan, tidak boleh ada yang memanfaatkan situasi.
-
Kenapa pelaku jual obat di Tasikmalaya? 'Mereka memanfaatkan kondisi pelajar yang masih labil dengan iming-iming bisa tidur nyenyak setelah mengonsumsi obat ini,' jelasnya.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana pelaku jual obat di Tasikmalaya? 'Awalnya mereka menyebarkan informasi dari mulut ke mulut, menawarkan obat ini dengan janji tidur yang nyenyak,' tambahnya.
-
Siapa yang jadi target penjualan obat di Tasikmalaya? Kasat Narkoba Polres Tasikmalaya, AKP Beni Firmansyah, menjelaskan bahwa ketiga tersangka menargetkan pelajar sebagai pasar untuk obat terlarang yang mereka jual.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana Kemenkes RI memperkuat kesiapsiagaan? Kemenkes berkomitmen untuk mengoptimalkan daftar patogen prioritas ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat surveilans rutin, termasuk program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections).
"Kami khawatir ada pihak yang mengambil keuntungan di tengah kekhawatiran akan meningkatnya kasus positif corona harian di Riau. Meskipun sekarang belum terjadi lonjakan, kita berharap angka kasus penyebaran harian tidak terjadi," ujar Yovi.
Satgas Covid-19 Riau mengklaim terus melakukan berbagai upaya antisipasi. Salah satunya dengan menjaga agar tidak terjadi lonjakan kenaikan harga obat-obatan di Riau.
"Kami berharap PPKM Darurat yang dilakukan di Jawa dan Bali berhasil. Dengan demikian Riau tidak begitu dikhawatirkan dengan potensi lonjakan kasus penyebaran corona," jelasnya.
Sejumlah langkah antisipasi sudah dilakukan. Salah satunya menjaga tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit, mempersiapkan ruang isolasi mandiri, serta menjaga ketersediaan oksigen di rumah sakit.
"Kami juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat di Riau untuk selalu patuh dan taat pada protokol kesehatan," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polri memastikan untuk stok beras di beberapa daerah masih aman.
Baca SelengkapnyaPolisi mendatangi sejumlah pedagang di pasar tersebut.
Baca SelengkapnyaSatuan Tugas (Satgas) Pangan Polri memastikan, bahan pokok penting tersedia selama bulan suci Ramadan. Harganya juga dipastikan akan stabil.
Baca SelengkapnyaTaruna menyebut, harga obat yang beredar di RI 400 persen lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaPolisi mendatangi pasar untuk memantau harga pangan dan mencegah peredaran uang palsu
Baca SelengkapnyaBeberapa komoditas yang menjadi perhatian khusus dalam rapat tersebut yaitu minyak goreng dan bawang merah, yang terus mengalami kenaikan harga.
Baca SelengkapnyaHarga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen RSUD Dr. Pirngadi Medan lantaran ketiadaan stok obat di RS itu.
Baca SelengkapnyaLonjakan disinyalir akibat berkurangnya stok akibat musim kemarau dan tidak sebanding dengan permintaan pasar.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaKenaikan tarif layanan medis ini untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan untuk memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan.
Baca SelengkapnyaPermasalahan resistensi mikroba akibat konsumsi antibiotik diperkirakan bisa diatasi dengan pengaturan penjualan.
Baca Selengkapnya