Cegah Stunting, Generasi Muda Diminta Menikah di Usia Ideal
Merdeka.com - Ketua DPR RI Puan Maharani menuturkan, penyebab stunting merupakan isu multi dimensi yang membutuhkan solusi terintegrasi. Salah satunya adalah mengenai masalah pernikahan dini.
Untuk itu, dia meminta generasi muda merencanakan pernikahan dengan baik. Pernikahan kurang terencana dengan baik bisa menjadi salah satu penyebab anak kelak dilahirkan tidak tumbuh dengan baik atau mengalami stunting.
"Yang perlu diperhatikan adalah pernikahan dilakukan di usia ideal, karena dapat mengurangi risiko berat lahir rendah. Selain itu para calon ibu harus menjaga kesehatan dan asupan gizinya selama hamil serta di 1.000 hari pertama pasca kelahiran," katanya dalam diskusi 'Strategi Penurunan Stunting dari Hulu' yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Perpustakaan Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Senin (20/12).
-
Mengapa Kemenkominfo berfokus pada pernikahan dini dalam pencegahan stunting? Salah satu faktor penyebab stunting adalah menikah di usia muda atau menikah dini. Hal ini karena ibu yang hamil di usia terlalu muda belum siap secara fisik dan mental sehingga bayi berisiko besar lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan terkena stunting.
-
Bagaimana Kemenkominfo membantu calon pengantin untuk mencegah stunting? Marroli menjelaskan salah satu pencegahan stunting yang bisa dilakukan oleh calon pengantin adalah mengonsumsi makanan bergizi, menjalani diet sehat, mengonsumsi rutin Tablet Tambah Darah (TTD), serta menjaga kebersihan diri.
-
Gimana pengaruh pernikahan usia belia buat perempuan? Perempuan yang menikah di usia muda menghadapi berbagai risiko, terutama dalam hal kesehatan fisik dan mental. Banyak studi yang menunjukkan bahwa anak perempuan yang menikah sebelum usia 18 tahun lebih rentan mengalami komplikasi saat kehamilan dan persalinan.
-
Kenapa pernikahan di usia muda jadi masalah? Banyak yang beranggapan bahwa risiko hanya menimpa perempuan karena mereka yang seringkali menjadi korban dari pernikahan anak. Namun, laki-laki yang menikah di usia belia juga menghadapi konsekuensi serius yang sering kali diabaikan.
-
Apa penyebab stunting pada anak dari keluarga menengah ke atas? Namun, pada keluarga menengah ke atas, penyebab stunting sering kali berbeda. Menurut Survei Status Gizi Nasional 2021 yang melibatkan 23.957 anak, salah satu penyebab utama stunting di kelompok ini adalah kurangnya waktu untuk menyusui, yang berdampak langsung pada pemenuhan gizi anak.
-
Apa kesalahan parenting yang bisa menghambat perkembangan anak? Melibatkan Anak pada Terlalu Banyak Kegiatan Meski kegiatan-kegiatan ini baik untuk perkembangan anak, terlalu banyak aktivitas bisa mengganggu pola tidur anak dan kesehatan mental mereka.
Dia berbagi dengan generasi muda Blitar tentang peran pernikahan dan kehamilan terencana terhadap penurunan stunting.
Kegiatan ini dihadiri 1000 peserta merupakan program sosialisasi BKKBN terhadap Generasi Berencana alias Genre. Sekaligus memperkenalkan aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) yang memfasilitasi pembinaan calon pengantin dan para calon ibu agar mempersiapkan kehamilan dengan lebih baik.
Peserta diharapkan menjadi agen komunikasi yang mampu mengedukasi lingkungan sekitarnya tentang pentingnya perencanaan sebelum menikah dan hamil. Sosialisasi ini penting karena angka stunting di Indonesia terus bergerak di atas 20 persen.
"Artinya, Indonesia sudah masuk kategori kronis stunting," ujar Puan.
Data Kementerian Kesehatan pada tahun 2018 menunjukkan, 1 dari 3 balita di Indonesia menderita stunting atau kurang gizi kronis. Sementara prevalensi stunting di Indonesia berada di urutan 115 dari 151 negara di dunia di mana tantangan yang ada, kata Puan, yakni terkait pengetahuan tentang gizi dan nutrisi belum merata.
"Edukasi seperti ini penting, jadi nanti kalau menikah, yang dipikirkan bukan hanya foto pre-weddingnya tapi juga bagaimana supaya bisa lebih sehat," ujarnya.
Permasalahan gizi dan nutrisi sendiri telah lama menjadi perhatian Puan. Ia menilai selama ini masyarakat terus diimbau untuk makan makanan yang baik, namun masalah sebenarnya lebih besar dari itu.
"Seringkali bukan masyarakat tidak mau makan bergizi, tapi karena kendala biaya, prioritas anggaran juga kurangnya informasi tentang gizi dan nutrisi," kata Puan.
Mantan Menko PMK itu menambahkan, peningkatan tren gaya hidup sehat di tengah masyarakat saat ini sebenarnya bisa dijadikan momentum yang baik untuk mensosialisasikan pengetahuan gizi ke seluruh lapisan masyarakat. Hanya saja, menurut Puan, hal ini membutuhkan gotong royong semua pemangku kebijakan.
"Bukan hanya untuk mengedukasi namun memastikan rakyat memiliki kemudahan untuk mengakses asupan bergizi," tutup Cucu Proklamator RI Bung Karno tersebut.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu faktor penyebab stunting adalah menikah di usia muda atau menikah dini
Baca SelengkapnyaSejak 2019 Kemenkominfo telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan prevalensi stunting
Baca SelengkapnyaIbu yang hamil di usia terlalu muda belum siap secara fisik dan mental sehingga bayi berisiko stunting.
Baca Selengkapnya"Jangan menikah dini! siapkan mental dan fisiknya,” kata Ganjar
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai risiko jika melakukan pernikahan dini.
Baca SelengkapnyaKetika dewasa anak stunting akan mengalami central obes
Baca SelengkapnyaDitegaskan Menkes Budi, penyediaan alat kontrasepsi ini bukan untuk pelajar, namun untuk orang menikah di usia sekolah
Baca SelengkapnyaPemkot Surabaya minta anak muda pilih pasangan hidup yang tepat dan tidak buru-buru menikah sebagai upaya cegah stunting. Simak penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaGenbest Talk di Kabupaten Tanah Datar ini adalah salah satu rangkaian dari kampanye Genbest.
Baca SelengkapnyaRemaja memiliki peranan penting dalam menurunkan angka stunting.
Baca SelengkapnyaKemenpora dan BKKBN Edukasi Program Keluarga Muda Berdaya
Baca SelengkapnyaPeriode Emas 1000 HPK penting dipahami sebagai salah satu upaya untuk menekan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting.
Baca Selengkapnya