Cerita AKP Ibrahim Kena Batu dan Bertahan di Balik Kobaran Api Asrama Brimob
Merdeka.com - AKP Ibrahim Sadjap anggota Polri telah menjadi korban pada aksi 21-22 Mei 2019 kemarin. Ia merupakan Kasubdit KBR Jajaran Polda Metro, yang saat itu berada di Asrama Brimob, Petamburan, Jakarta Barat.
Ia pun mulai menceritakan awal mula Markas Komando Asrama Brimob diserang oleh sekelompok massa, sekitar pukul 02.00 WIB, Rabu (22/5). Ketika itu, ia sedang bergantian beristirahat bersama dengan anggota lainnya.
"Jadi waktu itu awalnya kebetulan karena kami siaga satu jadi yang tidak terploting di Bawaslu, standby di kantor. Sekitar jam 2 karena standby di kantor dibangunin sama piket. Izin Komandan markas diserang," kata Ibrahim di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (27/5).
-
Bagaimana anggota polisi terluka? Dia memaparkan, provokator dalam peristiwa itu sudah diamankan di Polresta Jambi.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Kenapa polisi ini disekap? 'Kejadian itu berawal dari rasa sakit hati pelaku AI terhadap istri korban. Karena telah memberitahukan tempat tinggal dan alamat bekerja tersangka terhadap orang yang mencarinya,' ujar Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Rabu (8/11). Kemudian, AI menceritakan hal ini kepada N dan S dan disepakati oleh para pelaku untuk melakukan tindakan percobaan pembunuhan terhadap korban.
-
Bagaimana polisi disekap? 'Dalam prosesnya pada Rabu (18/10), AI menghubungi korban untuk menemui dirinya dengan menggunakan satu kendaraan. Alasannya untuk menemui rekan bisnis. Saat itu, pelaku telah menyiapkan tali ties, lakban hingga senjata tajam jenis badik untuk menyerang korban,' ungkap Kompol Mikael.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Bagaimana Pegawai Konveksi di Jakbar terjatuh? Lalu korban (CSC) masuk ke dalam lift sehingga mengakibatkan benturan keras di kepala,' kata Ade Ary.
Ia pun saat itu langsung bergegas memakai perlengkapan seperti memakai pelindung badan dan pala. Sebelum mengetahui markas mereka diserang, ia mengira terjadi tawuran biasa antar kampung yang ternyata mengarah ke Asrama Brimob.
"Di mako itu kan samping-sampingannya asrama Polri, jadi kami bertahan di situ. Kami sisir dorong massa sebelah Tanah Abang ke kiri, sebelah Slipi diserang juga. Jadi kami bertahan yang di lorong mobil kebakaran, karena belum ada mobil baracuda, kami bertahan di belakang mobil-mobil (yang kebakaran) itu," ujarnya.
Ibrahim menyebut, jumlah anggota polisi yang saat itu berjaga di Asrama Brimob hanya berjumlah 60 orang saja. Ia pun sempat merasa kewalahan dalam menangani para perusuh tersebut.
"Sudah kami beri peringatan, kami sampaikan hampir tersulut emosi, cuman sama Kadem-Dandem perintahkan jangan ada keluarkan senjata tajam. Tidak ada untuk persiapan PHH. Jadi logistik disuruh ambil ke gudang peluru karet, semua amunisi dalam keadaan terdesak ganti peluru karet. Tidak ada peluru tajam, karena peluru karet jaraknya tidak jauh, tidak bisa terjangkau. Jadi Mereka dengan bebasnya," sebutnya.
Lalu, selama dua jam mereka menahan serangan dari para perusuh. Akhirnya, sekitar pukul 04.00 WIB, bantuan pengurai massa pun datang dari arah Slipi, Jakarta Barat. "Jadi sisi kanan itu keusir sama pengurai massa. Karena bantuan sudah ada, kami dorong massa di Tanah Abang mundur sampai RS Pelni," ucapnya.
"Waktu kami bertahan, saya ingat di depan RS Pelni pukul mundur pas amunisi gas air mata karena tidak diperkenankan untuk tajam. Ketika amunisi hampir habis, sampai setengah enam saya ingat metro satu (Kapolda Metro Jaya) ada di Petamburan. Sekitar 10 menit kemudian perintah Kaden tidak ada suara tembakan. Peluru karetkan dikokang sekali bunyi, jadi tidak ada suara tembakan, itu perintah metro satu," sambungnya.
Ia menjelaskan, saat menahan massa di depan RS Pelni dengan menggunakan gas air mata saja. Ternyata, amunis gas air mata yang mereka miliki hanya tinggal bersisa dua saja.
"Sudah bertahan saja gimana caranya bertahan, waktu itu sudah pecah berkumpul lagi mereka. Sudah ada provokator di depan maju serang, maju serang, saya mau tidak mau tembakan karet terpaksa karena sudah ganas, jenderal. Demi Allah tidak ada sama sekali peluru tajam," jelasnya.
Dan di sinilah saat Ibrahim terjatuh dan terkena lemparan batu dari massa. Ia kala itu sedang meminta mundur pasukannya, karena mengingat sudah tak ada lagi amunisi yang ia miliki.
"Anggota yang masih nembak di depan saya tarik, kamu lari, kamu ikat tembakan, kamu lari. Artinya saya paling belakang, ketika saya lari, HT jatuh kan ada mic kecil kesandung dengan HT, kelilit lah. Saya jatuh, batu-batu sudah ini prak kena juga, saya sudah setengah pingsan, anggota saya narik saya. Kalau tidak ditarik mungkin saya sudah dikeroyok," ungkapnya.
"Ketika bangun tangan saya tidak bisa digerakkan. Senjata saya miringin saya lari dengan tangan kanan sudah tidak bisa gerak," sambungnya.
Lalu, ketika ia berhasil mundur dan menghindari massa usai terjatuh ia sempat menemukan sejumlah karung yang ternyata sudah terisi batu yang cukup banyak. Selain itu, beberapa massa yang pihaknya amankan memiliki tato di beberapa bagian tubuh.
"Sekitar enam mobil di parkiran terbakar semuanya waktu. Kami dorong maju karena supaya massa ini pecah, jadi mereka mundur di lorong adapun beberapa pendemo kami tangkap bertato. Waktu kami tangkap kan sempat dia kabur bajunya robek bertato. Ada beberapa karung isinya batu, karung bulog," pungkasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nasib nahas dialami seorang anggota Brimob Polda Kepri setelah terkena busur panah saat mengamankan penggusuran pemukiman ilegal di Batam, Kepulauan Riau.
Baca SelengkapnyaBeruntung nyawa korban berhasil diselamatkan setelah dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPolisi meringkus pelaku penyiraman air keras terhadap anggota Brimob saat tawuran di kawasan Mall Basura, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaKericuhan terjadi saat eksekusi lahan di Jalan Baru, Payo Selincah, Jambi Timur, Kota Jambi, Senin (18/12). Seorang anggota Polri terluka dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaKorban AP dikeroyok di sebuah indekos di Kelurahan Oesapa Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang
Baca SelengkapnyaAipda Ibrohim disebut berusaha membubarkan sekelompok remaja tersebut karena diduga hendak melakukan tawuran.
Baca SelengkapnyaKejadian berawal saat korban duduk main handphone di tembok jembatan saluran air.
Baca SelengkapnyaKapolsek Tarogong Kidul, Kompol Alit Kadarusman, menyebut pelaku sudah ditangkap dan kasus sedang diselidiki.
Baca Selengkapnya