Cerita Anggiet Ariefianto selesaikan aplikasi beasiswa dalam 5 jam
Merdeka.com - Ketiadaan biaya bukan menjadi penghambat keinginan untuk bersekolah di luar negeri. Hal itu dialami oleh Anggiet Ariefianto. Anggiet berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah.
Menurut Anggiet, orang tuanya tidak sanggup menyekolahkannya ke luar negeri. Bahkan untuk melanjutkan sekolah ke universitas swasta di Indonesia pun tak sanggup.
Meski demikian, Anggiet mendapat dorongan dari orang tuanya untuk terus menimba ilmu dan menjadikannya sebagai investasi masa depan. Oleh sebab itu, Anggiet lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar, kursus, dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan menuntut ilmu.
-
Bagaimana Ajeng Kamaratih belajar banyak bahasa? Mantan finalis Miss Indonesia, pembaca berita, dan presenter televisi, Ajeng Kamaratih hobi belajar bahasa asing.
-
Apa saja manfaat belajar bahasa asing? Belajar bahasa asing membawa sejumlah manfaat yang meluas, tidak hanya terbatas pada kemampuan komunikasi. Berikut beberapa manfaat belajar bahasa asing:
-
Kenapa belajar bahasa asing membantu karier? Manfaat belajar bahasa asing yang paling utama untuk membantu memperluas relasi dan meningkatkan peluang karier di dunia kerja. Menguasai bahasa asing, membuka pintu untuk berkomunikasi dengan orang dari berbagai budaya di seluruh dunia. Ini tidak hanya meningkatkan kemampuan networking, tetapi juga memberikan keunggulan dalam dunia bisnis internasional. Banyak perusahaan mencari karyawan yang dapat berbicara lebih dari satu bahasa untuk menghadapi tantangan global.
-
Kenapa siswa belajar Bahasa asing? 'Mereka kalau malam juga katanya sering belajar percakapan dengan yang lain. Mereka ingin kerja di luar negeri,' kata Ayu dikutip dari kanal YouTube Musyafa Musa.
-
Bagaimana caranya belajar bisa bermanfaat? Ambillah pelajaran di masa lalu, jadikanlah motivasi untuk masa yang akan datang
-
Siapa yang kuliah ke luar negeri? Anak sulung Nana Mirdad dan Andrew White itu akan melanjutkan pendidikan di UWA Business School, Perth, Australia.
"Semua difasilitasi orang tua saya. Berbagai informasi sekolah di luar negeri, buku-buku IELTS dan TOEFL selalu tersedia di rumah," tutur Anggiet seperti tercantum dalam buku 'Beasiswa Erasmus Mundus: The Stories Behind', Selasa (21/4).
Gigihnya orang tua Anggiet untuk mendorong anak-anaknya sukses di dunia pendidikan sudah dirasakan oleh kakak-kakak Anggiet yang juga penerima beasiswa internasional. "Saya, kakak-kakak dan ipar-ipar saya semua minimal bergelar S2 dari luar negeri, semua melalui beasiswa. Bagi keluarga saya, memperoleh beasiswa untuk S2 dan S3 di luar negeri adalah suatu keharusan," imbuh Anggiet.
Awalnya, Anggiet hanya mendaftar program Network on Humanitarian Assistance (NOHA) karena iseng dan sebagai alasan untuk tidak kembali ke Indonesia. "Saat itu saya sedang berada di China dalam rangka riset melalui beasiswa ASF Ford Foundation dan informasi NOHA tiba-tiba muncul di milist mahasiswa," jelas Anggiet.
Anggiet pun mempelajari dengan seksama tawaran beasiswa tersebut. Untuk mendaftar NOHA, Anggiet berhasil menuntaskan semua persyaratan dan mengirimkannya hanya dalam waktu 5 jam. Tentu saja, Anggiet sudah terlebih dahulu memiliki kesiapan dokumen yang dibutuhkan untuk aplikasi beasiswa.
Kesempatan belajar di luar negeri melalui jalur beasiswa dimanfaatkan Anggiet untuk mempelajari budaya lokal, berkunjung ke tempat-tempat sejarah negara tersebut dan mempelajari kebiasaan warga lokal. Oleh sebab itu, Anggiet selalu menghindari komunitas Indonesia di luar negeri agar bisa beradaptasi dengan budaya lokal tanpa melupakan budaya Indonesia.
"Menurut saya beasiswa itu lebih dari sekadar memperoleh gelar," tutup Anggiet.
(mdk/siw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP).
Baca SelengkapnyaIndra, nama samaran, menceritakan perjalanan dari awal sampai selesai magang
Baca SelengkapnyaAnies menegaskan, dengan tidak kembali ke Indonesia bukan berarti mereka tidak berkontribusi
Baca SelengkapnyaLetda Inf Enzo telah menyelesaikan pendidikannya di Akademi Militer. Ia menceritakan pengalamannya selama masa pendidikan.
Baca SelengkapnyaPada 23 Agustus 2023 Alif berangkat menuju AS untuk mengikuti semester fall pertamanya di Columbia University yang akan dimulai pada awal September 2023.
Baca SelengkapnyaONE APP nantinya bisa meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris para calon penerima Beasiswa BPI dan membantu dosen menemukan universitas punya kualitas tinggi.
Baca SelengkapnyaPerempuan ini membagikan kisahnya hijrah ke Belanda untuk jadi babysitter
Baca SelengkapnyaPerjuangannya menempuh pendidikan tinggi dilalui dengan kerja keras dan pengorbanan.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan mengunjungi SMP Negeri 5 Yogyakarta yang merupakan tempatnya dulu bersekolah, Senin (24/7).
Baca Selengkapnya