Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Antasari sebelum Rp 6,7 T mengucur ke Century

Cerita Antasari sebelum Rp 6,7 T mengucur ke Century Antasari Azhar datangi Polda Metro Jaya. ©2017 Merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Sambil duduk dan menonton televisi Antasari Azhar menerima kedatangan kami di rumahnya, kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (11/4) siang. Dia tengah sendiri. Hanya ada asisten rumah tangga.

"Anak dan cucu saya sedang di luar kota," kata Antasari membuka pembicaraan.

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tampak santai. Hanya mengenakan kaus putih dan celana jins. Segelas kopi menemaninya.

Tanpa basa basi, Antasari berbagi cerita. Menanggapi kembali mencuatnya kasus bailout Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun. PN Jakarta Selatan mengabulkan praperadilan sekaligus meminta KPK memeriksa dan menetapkan mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono sebagai tersangka.

Dia masih ingat betul hari itu. Kamis, 9 Oktober 2008. Antasari memenuhi undangan dari Istana Negara. Rapat terbatas. Tidak tahu materi yang akan dibahas. Hanya beberapa pejabat negara yang hadir.

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD), Jaksa Agung Hendarman Supandji, Ketua BPK Anwar Nasution, Kepala BPKP, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sri Mulyani dan Menteri Koordinator bidang Polhukam Widodo A.S, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi.

Rapat dimulai pukul 09.00 WIB. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin langsung. Poin penting yang disampaikan soal ancaman dari krisis global.

"Saya tidak ingin Indonesia mengalami kejadian seperti 1998. Kira-kira begitu ucapan Pak SBY," ujar Antasari menirukan pernyataan SBY.

"Maka kita perlu terobosan-terobosan," tambah Antasari kembali menirukan SBY.

Antasari masih belum mengerti maksud pernyataan itu. Tidak spesifik disebutkan terobosan yang akan diambil pemerintahan SBY untuk mengantisipasi agar tak terjadi krisis. Semua yang datang terdiam.

Pandangan SBY lalu mengarah pada Antasari. Lantas meminta pendapatnya. "Bagaimana menurut Ketua KPK?" tanya SBY.

"Saya katakan, kalau kebijakan itu demi kepentingan rakyat, saya dukung. Tetapi, kata saya, jika ada oknum-oknum yang coba bermain, saya sikat. Bahasa saya saat itu ya saya sikat," kata Antasari.

Antasari sempat memerhatikan wajah kepala negara. Sedikit ada perubahan usai mendengar pernyataannya. Dia juga sempat melirik ke arah Hatta Rajasa.

"Sepertinya Pak Hatta ingin memberi saya kode, tapi saya pura-pura tidak lihat," katanya.

Lalu SBY bertanya pada Jaksa Agung Hendarman Supandji.

"Kalau Jaksa Agung hanya bilang, 'Saya dan Pak Antasari itu satu guru satu ilmu'," kata Antasari menirukan ucapan Hendarman.

Setelah itu, SBY memerintahkan Menko Perekonomian Sri Mulyani untuk menyiapkan terobosan. Tak lupa berpesan agar memerhatikan yang disampaikan Antasari dan Hendarman.

Seingatnya, rapat siang itu berlangsung dua jam. Setelah rapat, Hatta menghampiri Antasari. Dikatakan Hatta, pernyataan Antasari terlalu keras. Namun itu disampaikan sambil bergurau.

"Pak Antasari cocoknya jadi Jaksa Agung," kata Antasari menirukan Hatta.

Selang satu pekan setelah rapat di Istana, Antasari kedatangan tamu. Ajudannya menyampaikan, Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono ingin bertemu. Antasari menerima Boediono di ruang kerjanya. Hanya empat mata. Dalam pikirannya, ini sebagai bentuk tindak lanjut dan koordinasi pencegahan korupsi pejabat bank sentral.

Pembicaraan awal berlangsung normatif. Boediono menyampaikan harapannya agar tidak ada lagi pejabat BI yang tersangkut kasus korupsi di masa kepemimpinannya. Ketika itu beberapa petinggi BI memang diciduk lembaga antirasuah. Salah satunya besan SBY, Aulia Pohan.

Antasari menyambut baik komitmen Boediono. Dia juga punya harapan yang sama.

Setelah berbincang panjang lebar, Boediono mulai menyampaikan rencana memberi suntikan dana Rp 4,7 triliun untuk Bank Indover. Bank yang berada di Belanda itu adalah anak perusahaan BI. Antasari berpikir. Lalu menyampaikan pandangannya pada Boediono. Intinya, menolak rencana itu.

"Kalau pepatah di daerah saya, itu sama saja seperti mengisi air di ember bocor. Sebanyak-banyaknya air yang dituang, akan keluar dari ember," kata dia.

"Indover itu bermasalah. Saya katakan ke Pak Boediono, 'Kalau sampai di-bailout, KPK bertindak," tegasnya.

Setelah pertemuan dan pembicaraan itu, tak ada kabar dari Boediono soal rencana bailout Indover. Antasari berinisiatif menghubungi Boediono melalui sambungan telepon. Antasari mendapat kabar rencana itu tidak dijalankan.

Beberapa bulan berlalu, tak ada lagi kontak dengan Boediono. Tiba-tiba seorang rekan Antasari bertamu ke KPK. Dari situ Antasari mendapat kabar pemerintah memberi dana talangan ke Bank Century Rp 6,7 triliun. Dia terkejut. Langsung mencari informasi. Antasari mendapat data bahwa bank milik Robert Tantular itu hanya butuh suntikan dana Rp 1 triliun.

Antasari berinisiatif menghubungi Boediono via telepon. Alasannya jelas. Sesuai arahan Presiden SBY dalam rapat 9 Oktober, kebijakan terkait penyelamatan ekonomi dikonsultasikan dengan KPK.

Ternyata Boediono sedang berada di Amerika Serikat. Antasari langsung meminta staf Boediono agar disambungkan dengan salah satu petinggi BI. Pembicaraan berlanjut dengan Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang Pengawasan Siti Chalimah Fajriah.

"Saya pesan ke Bu Siti ada hal penting harus disampaikan, 'kalau Pak Boediono pulang saya ingin bicara soal perbankan'," tuturnya.

Antasari heran dengan kebijakan ini. Karena tidak sesuai arahan SBY agar setiap langkah yang diambil dikoordinasikan dengan KPK. "Ternyata tak dilakukan."

Cerita ini juga pernah disampaikan Antasari saat diundang oleh Timwas Century di DPR pada Rabu, 12 September 2012. Saat itu Antasari masih menjalani hukuman di Lapas Tangerang atas kasus pembunuhan Direktur PT Rajawali Putra Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.

Atas izin kepala Lapas, Antasari memenuhi undangan DPR. Di situ dia menceritakan bahwa rapat terbatas di Kantor Presiden tidak secara khusus membahas proses bailout Bank Century.

Belum juga kejanggalan terjawab, Antasari dijebloskan ke penjara Polda Metro Jaya. "Dari tahanan saya baca koran Boediono jadi calon wakil presiden," katanya.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bukan diam saja dengan pernyataan Antasari di depan Timwas Century. SBY langsung menanggapi pernyataan Antasari soal rapat terbatas itu. SBY menegaskan tak sedikitpun membahas krisis Bank Century, apalagi sampai proses bailout.

"Malam ini di hadapan Allah SWT, saya katakan bahwasanya saya katakan sama sekali tidak ada tidak menyinggung Bank Century apalagi bailout Bank Century," kata SBY.

Boediono juga pernah menyampaikan pembelaannya. Dia tak merasa ada yang salah dengan kebijakannya memberikan bailout kepada Bank Century saat menjabat Gubernur Bank Indonesia (BI).

Menurut dia, data tentang membengkaknya dana talangan dari Rp 632 miliar sampai Rp 6,7 triliun bukan tanggung jawab BI. Itu seluruhnya wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan pengawas bank.

BI dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) hanya bertanggung jawab sampai pada penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik sehingga harus diberikan bailout. Alasannya, jika tidak diselamatkan maka ekonomi nasional bakal terguncang di era krisis global pada 2008.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Hasil Pertemuan Jokowi-SBY di Istana Merdeka, Sabtu Pagi
Ini Hasil Pertemuan Jokowi-SBY di Istana Merdeka, Sabtu Pagi

Pertemuan tersebut secara khusus membahas soal peran SBY sebagai penasehat khusus aliansi sedunia untuk membasmi Malaria

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pidato Bamsoet di MPR, Berkali-kali Sapa Prabowo Ungkap Ancaman Mengerikan
VIDEO: Pidato Bamsoet di MPR, Berkali-kali Sapa Prabowo Ungkap Ancaman Mengerikan

Ketua MPR Bambang Soesatyo menyampaikan pidato dalam sidang tahunan di Gedung MPR/DPR, Jakarta pada Jumat, 16 Agustus2024.

Baca Selengkapnya
AHY Ungkap Isi Pembahasan Antara Gibran dan SBY di Cikeas
AHY Ungkap Isi Pembahasan Antara Gibran dan SBY di Cikeas

Kedatangan Gibran ke Cikeas didampingi AHY dan melakukan pertemuan secara tertutup.

Baca Selengkapnya
AHY Temui Jokowi di Istana Usai Hadiri Rapat Pleno Penetapan Presiden di KPU, Ini yang Dibahas
AHY Temui Jokowi di Istana Usai Hadiri Rapat Pleno Penetapan Presiden di KPU, Ini yang Dibahas

KPU resmi menetapkan Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih 2024-2029

Baca Selengkapnya
VIDEO: SBY Marah Tunjuk Kader Demokrat Ngobrol saat Beri Arahan di Sragen Jateng
VIDEO: SBY Marah Tunjuk Kader Demokrat Ngobrol saat Beri Arahan di Sragen Jateng

Peristiwa tidak disangka terjadi ketika SBY mendadak marah sampai menunjuk ke arah kader.

Baca Selengkapnya
Pimpinan MPR RI Bertemu SBY di Cikeas, Ini yang Dibahas
Pimpinan MPR RI Bertemu SBY di Cikeas, Ini yang Dibahas

Pimpinan MPR RI Bertemu SBY di Cikeas, Ini yang Dibahas

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Isi Pertemuan dengan SBY di Istana Bogor
Jokowi Ungkap Isi Pertemuan dengan SBY di Istana Bogor

Pembicaraan yang dilakukan selama satu jam tersebut tentu membahas tentang 2024.

Baca Selengkapnya
Sebelum Temui Jokowi, SBY Bertemu JK Bahas Masa Depan Bangsa
Sebelum Temui Jokowi, SBY Bertemu JK Bahas Masa Depan Bangsa

JK mengatakan, pertemuan dengan SBY membahas soal masa depan bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Thomas Bocorkan Isi Pembicaraan, Sri Mulyani Meminta Perintah Prabowo Subianto
VIDEO: Thomas Bocorkan Isi Pembicaraan, Sri Mulyani Meminta Perintah Prabowo Subianto

Sri Mulyani juga meminta arahan dari Presiden terpilih terkait program-program tahun depan

Baca Selengkapnya
SBY Terima Pimpinan MPR: DNA Kita Sama-Sama Mencintai Negeri
SBY Terima Pimpinan MPR: DNA Kita Sama-Sama Mencintai Negeri

Rombongan pimpinan MPR itu dipimpin Bambang Soesatyo dan tiga Wakil Ketua MPR.

Baca Selengkapnya
FOTO: Delegasi KTT Asean Mulai Berdatangan ke JCC Senayan
FOTO: Delegasi KTT Asean Mulai Berdatangan ke JCC Senayan

Satu per satu tamu undangan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ke-43 Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) mulai berdatangan di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Sebelum Dibawa ke Sidang Paripurna, Sri Mulyani Akui RAPBN 2025 Sudah Dapat Lampu Hijau dari Prabowo-Gibran
Sebelum Dibawa ke Sidang Paripurna, Sri Mulyani Akui RAPBN 2025 Sudah Dapat Lampu Hijau dari Prabowo-Gibran

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut RAPBN 2025 telah mendapat persetujuan dari Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya