Cerita arogansi polisi aniaya penjaga warnet
Merdeka.com - Pukulan dan tendangan bertubi-tubi dilakukan seorang anggota polisi pada Rabu (3/8) pagi, itu membuat MS alias Fauzan (17), seorang penjaga warnet di wilayah Medan, Sumatera Utara, begitu menderita. Dirinya kaget tiba-tiba dimarahi seorang polisi sekaligus menerima penganiayaan.
Beruntung aksi pemukulan itu terekam kamera CCTV dengan durasi 2 menit 22 detik. Terlihat jelas bagaimana dua orang polisi petugas Polsek Medan Area berinisial Aiptu JMS dan Aiptu S, tengah memarahi seorang pelajar berseragam di dalam warnet. Namun, Aiptu JMS justru terpancing emosi ketika melihat MS.
MS dihampiri dan ikut dimarahi. Awalnya polisi itu protes ada pelajar berseragam justru berada di dalam warnet. Dirinya berdalih tidak bisa melarang adanya pelanggan masuk meski sudah tertera larangan.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Kenapa pelaku melakukan perundungan? Berdasarkan hasil pemeriksaan, terungkap bahwa pelaku kesal karena korban mengaku sebagai anggota geng yang dipimpin pelaku. Padahal korban bukan menjadi bagian dari geng pelaku.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Mengapa perwira tersebut diperlakukan seperti itu? Dijelaskan dalam video, bahwa setiap prajurit yang sudah masuk ke rumah tahanan maka dianggap sama. “Tidak ada yang spesial di penjara militer meski setinggi apapun pangkatnya,“
"Di sini sudah tertera bahwa yang pakai seragam sekolah dilarang masuk, tapi terkadang mereka (siswa sekolah) memaksa masuk. Kami tidak bisa apa-apa," ucap MS sambil menunjukkan pengumuman yang tertempel di dinding warnet.
Pemuda penjaga warnet itu juga tidak mengerti alasan Aiptu JMS tiba-tiba melayangkan pukulan bertubi-tubi. "Enggak tahu aku," katanya.
Tampang kedua polisi itu ternyata tidak asing bagi MS. Dirinya mengaku kedua polisi itu kerap dilihatnya biasa mengatur lalu lintas. Maka itu, dirinya merasa aneh bila kedua polisi itu mendadak menggeruduk tempat kerjanya.
"Dia dan rekannya biasa mengatur lalu lintas di persimpangan di depan warnet ini," ungkapnya.
Atas tindakan penganiayaan ini, MS mengaku telah melaporkan anggota polisi menganiaya dirinya. "Aku pun sudah divisum," kata MS.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolda Sulut memerintahkan kejadian itu diusut tuntas.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaSaat ini pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan telah dilakukan penahanan.
Baca SelengkapnyaKaro Ops menegaskan yang dilakukannya saat di dalam gudang hanya memberikan nasihat dan teguran.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian tersebut, MA mengalami luka di wajah bagian bawah, pelipis, bibir, dan kepala bagian belakang.
Baca SelengkapnyaMM melakukan pemukulan terhadap anak AKBP S. Akibat pemukulan tersebut, MM harus mendekam di tahanan Polsek Maritengngae.
Baca SelengkapnyaSeorang polisi dari anggota Polres Grobogan, menganiaya seorang montir saat memperbaiki motor di Bekel
Baca SelengkapnyaDidik mengaku instansinya akan bersikap profesional dalam penanganan kasus ini.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula dari klaim polisi yang mengenakan pakaian preman sedang melakukan razia.
Baca SelengkapnyaTak terima ditegur, kedua pelaku langsung melakukan penyerangan kepada Aipda D dan A.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan di kediaman kekasih SSA alias U di daerah Otista.
Baca Selengkapnya