Cerita ayah malu punya anak gangguan mental hingga membunuhnya
Merdeka.com - Kasih ibu atau bapak sepanjang masa, kasih anak sepanjang jalan. Pepatah itu sering diungkapkan untuk menggambarkan betapa sayang dan cintanya orangtua terhadap anaknya.
Tapi ternyata, pepatah itu tidak berlaku bagi seorang ayah bernama Masriya bin Darfi (50). Dia tega menghabisi nyawa buah hatinya Ferdi Haryadi (21) karena malu buah hatinya mengalami keterbelakangan mental. Ferdi juga dianggap sering mencoreng nama keluarga akibat kekurangannya itu.
"Saya kesal, karena saya sering dapat laporan dari warga kalau dia melempari kaca sekolah, terus motor dan mobil orang-orang. Karena memang, anak saya ini autis sejak kecil," kata Masriya di hadapan penyidik Satreskrim Polres Cilegon, Rabu (7/10).
-
Bagaimana pelaku menutupi kejahatannya? Kapolsek Tanjung Priok Kompol Nazirwan, Senin (26/2), menyebut kebakaran dikondisikan oleh pelaku DZ untuk menutupi kejahatannya. Pelaku diduga sakit hati karena orang tua korban menagih utang kepadanya.
-
Bagaimana pria itu membunuh anak tirinya? 'Mereka cekcok sehingga tersangka SE ini menusuk SR dan anaknya menggunakan pisau sehingga anak tidak tertolong lagi,' kata Kapolres Merangin AKBP Ruri Roberto.
-
Siapa yang memperkosa anak kandungnya? Ali Arwin, ayah kandung yang tega memperkosa putrinya hingga hamil dan melahirkan akhirnya dimunculkan ke publik.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana ibu itu mengurung putranya? Ia mengungkapkan kepada pihak kepolisian bahwa selama bertahun-tahun, ia telah berupaya menyelamatkan putranya melalui berbagai cara, termasuk mengirimnya ke lebih dari 10 pusat rehabilitasi di seluruh negeri.
Ferdi dihabisi dengan sadis pada Rabu (30/9), sekitar pukul 23.30 WIB. Namun sebelum dibunuh, Masriya menyiapkan karung berisikan 3 buah batu paving blok, dan memakaikan seragam sekolah SMAN 3 Kota Cilegon kepada anaknya tersebut.
Pelaku pun pergi ke sebuah sungai di Desa Sindanglaya, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Sampai di lokasi, tubuh Ferdi diikat dengan sebuah tali yang telah diberi pemberat tiga buah paving blok dalam karung. Lalu korban diceburkan ke sungai dalam keadaan masih bernyawa oleh pelaku.
"Sebelumnya dari rumah, dia (korban) saya naikin ke motor, saya ajak berkeliling, sampai akhirnya saya ceburkan ke sungai di jembatan Teneng," ungkap Masriya di hadapan penyidik Satreskrim Polres Cilegon. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus ini terbongkar setelah polisi mendapatkan laporan dari ibu korban.
Baca SelengkapnyaTragis Nasib Pelajar di Gowa, Diperkosa Ayah Lalu Dicekoki Obat Aborsi Berkali-Kali
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi saat korban dan ibunya tidur di kamar rumahnya, Selasa (19/11) dini hari
Baca SelengkapnyaSi Pria yang merupakan anak korban mengaku tega memukul sang Ayah yang sudah pikun karena kesal meninggalkan rumah.
Baca SelengkapnyaAyah di Muara Baru Banting Anaknya di Tengah Keramaian hingga Meninggal
Baca SelengkapnyaUsai melakukan mencekik korban di dalam kamar, pelaku sempat keluar rumah dan merokok.
Baca SelengkapnyaAda dugaan, pelaku mengidap gangguan jiwa. Tetapi kebenarannya masih didalami
Baca SelengkapnyaKasus ini terungkap setelah ayah kandung korban mencari anaknya.
Baca SelengkapnyaHasil tes urine menjadi bukti kuat tindakan tersangka dilakukan secara sadar.
Baca SelengkapnyaKorban diperkosa sebanyak dua kali oleh ayahnya di tahun 2021 dan 2022.
Baca SelengkapnyaSaat diperiksa polisi, pelaku alias ibu kandung korban kerap tertawa sendiri
Baca SelengkapnyaPelaku terindikasi mengalami skizofrenia, sekitar dua bulan lalu
Baca Selengkapnya