Cerita baliho Red Army bikin eks wali kota Malang dikaitkan komunis
Merdeka.com - Gara-gara tulisan 'Red Army' dan logo bintang emas di baliho, mantan Wali Kota Malang Peni Suparto dikait-kaitkan dengan komunis. Padahal ormas yang dipimpinnya itu yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945 dalam rangka menegakkan NKRI.
Baliho itu sudah diturunkan oleh Satpol PP Kota Malang, karena ternyata tidak memiliki izin. Selain menampilkan logo Red Army, baliho juga bertuliskan Tegakkan Pancasila Kokohkan NKRI, Kerukunan Nasional Lahir dan Bathin. Terpampang di situ foto wajah Peni Suparto, mantan Wali Kota Malang dua periode 2003-2008 dan 2008-2013.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) Kota Malang, Priyadi mengatakan, baliho tersebut diturunkan karena tidak ada izinnya. Selain itu, karena dianggap meresahkan.
-
Apa yang dilambangkan oleh bendera merah putih? 'Semoga Sang Saka Merah Putih selalu berkibar tinggi, melambangkan persatuan dan kebebasan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!'
-
Siapa Letnan Kolonel yang menjadi Mendagri era PRRI? Sosok Dahlan Djambek, Letnan Kolonel yang Menjadi Mendagri Era Kabinet PRRI Sumatera Barat memiliki banyak sekali tokoh-tokoh besar yang begitu berpengaruh khususnya di bidang kemiliteran.
-
Apa simbol perjuangan rakyat Indonesia? Bambu runcing adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah.
-
Siapa ketua Pemuda Pancasila Semarang? Ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (MPC PP) Kabupaten Semarang Ali Imron bersama Wisnu akhirnya mengajukan permintaan maaf di hadapan warga.
-
Di mana Peristiwa Merah Putih di Manado terjadi? Peristiwa Merah Putih merupakan penyerbuan markas militer Belanda yang berada di wilayah Teling, Manado, Sulawesi Utara yang berlangsung pada 14 Februari 1946.
-
Kapan Bendera Merah Putih dikibarkan? Bendera itulah yang dikibarkan pertama setelah Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945.
"Kami mendapat pengaduan dari masyarakat, selain itu karena tidak ada izinnya," kata Priyadi saat ditemui di acara halal bihalal di kediaman Ketua DPRD Kota Malang, Rabu (5/7).
Penurunan juga melibatkan polisi, TNI dan Dishub. Priyadi juga mengaku berkoordinasi dengan Peni Suparto melalui Dandim 0833, Letkol Arm Aprianko Suseno.
"Kita sudah koordinasi, sebenarnya diminta untuk mencopot malam hari, agar tidak mengganggu lalu lintas," katanya. Ada tiga baliho di dua lokasi yang diturunkan oleh Satpol PP.
Dalam jumpa pers di salah satu rumah makan di Kota Malang, Peni menegaskan, ormas yang dipimpinnya itu tidak ada sangkut pautnya dengan paham komunisme. "Kalau dikaitkan dengan Rusia? Walah, siapa pengurus Red Army yang pernah tahu Rusia. Komunikasi apapun dengan komunis sama-sekali tidak ada," ujarnya.
Peni pun menegaskan bahwa dalam pembukaan Red Army berbunyi organisasi kemasyarakatan yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945 dalam rangka menegakkan NKRI. Pihaknya pun mengaku berada di garda paling depan, jika muncul organisasi anti Pancasila.
"Jelas itu, jelas seperti itu, komunismenya tidak ada. Jadi kami Pancasila, kami Nasionalis tulen. Justru kalau ada yang anti Pancasila, kami berada di garis paling depan bersama TNI Polri dan kawan-kawan Banser. Kami berada di depan, Red Army tidak ada kaitannya dengan komunis," tegasnya lagi.
Peni Suparto ©2017 merdeka.com/darmadi sasongkoDia menjelaskan, gambar bintang yang digunakan dalam logo ormasnya bukan sesuatu yang aneh. Bintang segi lima itu banyak juga digunakan oleh ormas lain, bahkan ormas keagamaan.
"Lihat Garuda Pancasila di dadanya ada bintang kuning yang artinya Ketuhanan Yang Maha Esa. Red Army menggunakan bintang lima, berarti warga Red Army warga yang berketuhanan. Salahnya di mana?" tanya dia.
Soal perizinan yang dipermasalahkan, Peni mengungkapkan, bahwa proses izin sedang diurus, karena saat pemasangan, kantor perizinan sedang libur panjang Lebaran. Meski begitu, Peni mengaku bisa memahami langkah yang diambil oleh Satpol PP, Polisi dan TNI yang menurunkan baliho itu.
"Izinnya sedang diproses. Kenapa izinnya baru diproses? Karena waktu pemasangannya sedang libur panjang. Jadi tutup semua, kantor-kantor juga tutup," terangnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Megawati: Andika Sekarang KTA-nya PDIP Loh, Jangan Mbalelo!
Baca SelengkapnyaSebuah baliho bergambar Calon Presiden Prabowo Subianto bertuliskan, "Untuk Indonesia Terus Maju"
Baca SelengkapnyaSosok Jokowi, Bobby, dan Prabowo di dalam sebuah baliho dianggap sebagai sinyal dukungan terhadap Partai Gerindra di Pilrpes 2024.
Baca SelengkapnyaSukarno dan peci tidak pernah terpisahkan. Ia mengenakan peci sebagai simbol kebangsaaan
Baca SelengkapnyaWarga Kecamatan Ilir Barat I, Palembang dibuat heboh dengan adanya poster tersebut.
Baca SelengkapnyaDandim mengatakan, pemasangan spanduk tersebut dilakukan dengan tujuan untuk penggiringan opini agar masyarakat meragukan netralitas TNI.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri yang menyinggung penguasa bertindak seperti rezim orde baru.
Baca SelengkapnyaDi rute-rute yang dilewati oleh Jokowi masih terpasang bendera-bendera dari parpol.
Baca SelengkapnyaMegawati menyentil kasus pemukulan relawan PDIP oleh TNI di Boyolali
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengingatkan kepada para kader tidak main mata untuk pindah partai.
Baca SelengkapnyaTNI AU pastikan baliho bergambar Prabowo Subianto itu telah dicopot.
Baca SelengkapnyaJokowi merupakan kader PDIP, mengapa memilih mengendors partai lain.
Baca Selengkapnya