Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Daeng Aziz, mantan bandar judi yang disegani di Kalijodo

Cerita Daeng Aziz, mantan bandar judi yang disegani di Kalijodo Daeng Aziz. ©2016 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Kombes Krishna Murti ingat betul kejadian mengerikan di Kalijodo, saat dirinya menjabat sebagai Kapolsek Penjaringan 2001-2004. Saat itu Abdul Aziz atau Daeng Aziz mengamuk setelah adiknya terbunuh.

Daeng Aziz marah besar sambil menembakkan senjata. Akhirnya bersama 800 pasukan Krishna menangkap 2.900 preman, termasuk Aziz dan anak buahnya. Setelah peristiwa itu praktik prostitusi dan perjudian bisa dihentikan.

"Ada tiga kelompok preman saat itu. Bugis Makassar, Mandar dan Serang. Habis semua ditangkap dibawa ke Polda. Aziznya ditahan," katanya.

Setelah lebih dari 10 tahun sejak kejadian itu ternyata Aziz masih bertaji di Kalijodo. Anak buahnya masih kerap patroli ke tempat hiburan malam di sana.

Sosok Aziz kembali muncul ketika Pemerintah Provinsi DKI ingin meratakan kawasan Kalijodo dengan tanah. Bersama warga, dia lantang menolak rencana itu. Dia pun sudah mengadu ke Komnas HAM dan DPRD DKI.

Selama hampir 30 tahun hidup di sana Aziz mengaku sudah sering mendengar rencana penggusuran. Bahkan, dia pun berani blak-blakan dengan masa lalunya yang menjadi bandar judi.

"Kalau perjudian, saya ini bandarnya dulu. Jadi dulu waktu saya jadi bandar sebenarnya saya cuma menjalankan. Tapi oknum sebagai bandarnya," ujar Aziz di Kalijodo, Selasa (16/2).

Dia juga menceritakan kerukunan warga di Kalijodo. Dengan gotong royong, warga membangun rumah ibadah tanpa campur tangan pemerintah. "Di sana ada tempat ibadah termasuk masjid dan gereja, itu secara swadaya masyarakat bukan dari pemerintah," ucapnya.

Aziz mengatakan, warga Kalijodo juga keberatan disebut sebagai warga liar karena tinggal di atas tanah negara. Pria asal Sulawesi ini membawa bukti bahwa dirinya dan warga Kalijodo bukan warga ilegal.

Dia menunjukkan Surat Pernyataan Riwayat Kepemilikan Rumah di Atas Tanah Negara yang kemudian disebutnya sebagai salah satu bukti dia membayar pajak. Selain itu Daeng Azis juga membawa Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). Dalam kuitansi pembayaran tertanggal 20 April 2015, dia membayar Rp 16.666.526.

"Status tanah memiliki bukti ditandatangani oleh pak lurah, saya bayar pajak satu objek Rp 16 juta setahun. Ini diakui oleh pemerintah bukan?" ujarnya.

Salah satu warga Kalijodo yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa Daeng Aziz lewat anak buahnya menjaga keamanan tempat hiburan malam. Anak buahnya seringkali menyisir kafe-kafe yang di dalamnya terdapat keributan.

Daeng Aziz, menurutnya, mendapat penghasilan dari mengelola Kalijodo. Ia tidak tahu apakah ada bisnis lain di luar Kalijodo yang dimiliki Aziz.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pria ini Tewas Dibacok Temannya di Gunung Katu Malang, Motif Karena Dendam
Pria ini Tewas Dibacok Temannya di Gunung Katu Malang, Motif Karena Dendam

Motif tersangka nekat membunuh korban adalah terkait ekonomi dan dendam

Baca Selengkapnya
Sakit Hati Diejek, Pemuda di Maros Tikam Pengusaha Roti dan Anaknya Pakai Gunting hingga Tewas
Sakit Hati Diejek, Pemuda di Maros Tikam Pengusaha Roti dan Anaknya Pakai Gunting hingga Tewas

Polisi menangkap pelaku pembunuhan pengusaha roti di Maros.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Hal Sepele, Pemuda di OKU Hantam Wajah Sahabatnya Pakai Kayu Balok hingga Tewas
Gara-Gara Hal Sepele, Pemuda di OKU Hantam Wajah Sahabatnya Pakai Kayu Balok hingga Tewas

Pelaku menyerahkan diri ke kantor polisi karena merasa bersalah membunuh sahabatnya.

Baca Selengkapnya
Anak Kandung Dalangi Pembunuhan Juragan Mainan di Comal Pemalang, Sewa Eksekutor untuk Habisi Ayah
Anak Kandung Dalangi Pembunuhan Juragan Mainan di Comal Pemalang, Sewa Eksekutor untuk Habisi Ayah

Pembunuhan Muhammad Aldar (66), juragan mainan di Kecamatan Comal, Pemalang, ternyata diotaki anak kandungnya, MB.

Baca Selengkapnya
Geger Mayat Bersimbah Darah di Sebuah Gang, Kesaksian Tetangga Bikin Terkejut
Geger Mayat Bersimbah Darah di Sebuah Gang, Kesaksian Tetangga Bikin Terkejut

Korban ditemukan tewas bersimbah darah di sebuah gang. Diduga korban tewas usai terlibat perselisihan dengan kakak kandungnya, E.

Baca Selengkapnya
Sakit Hati Dibully, Kakak dan Adik Bunuh Pasutri di Ruko Kebayoran Lama
Sakit Hati Dibully, Kakak dan Adik Bunuh Pasutri di Ruko Kebayoran Lama

Korban dibunuh kedua tersangka menggunakan pisau daging.

Baca Selengkapnya
Kronologi Duel Maut Dua Pria di Pondok Pinang, Berawal dari Cekcok Mulut
Kronologi Duel Maut Dua Pria di Pondok Pinang, Berawal dari Cekcok Mulut

Akibat kejadian ini, polisi mengamankan satu orang yang diduga sebagai pelaku.

Baca Selengkapnya
Tampang Kakak-Adik Pembunuh Pasutri di Ruko Kebayoran Lama
Tampang Kakak-Adik Pembunuh Pasutri di Ruko Kebayoran Lama

Kedua tersangka diduga sudah lama merencanakan aksinya.

Baca Selengkapnya
Terungkap Motif Kakak Adik Bunuh Pasutri di Jaksel: Sakit Hati Korban Merasa Paling Senior
Terungkap Motif Kakak Adik Bunuh Pasutri di Jaksel: Sakit Hati Korban Merasa Paling Senior

Motif kakak adik di Jaksel bunuh pasutri akhirnya terungkap.

Baca Selengkapnya
Kesal Tak Difasilitasi Komunikasi, Seorang Pria Bacok dan Tusuk Adik Ipar di Garut hingga Meninggal
Kesal Tak Difasilitasi Komunikasi, Seorang Pria Bacok dan Tusuk Adik Ipar di Garut hingga Meninggal

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut AKP Ari Rinaldo mengatakan bahwa aksi tersebut terjadi di jalan Gagak Lumayung, Kelurahan Kota Wetan.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Gula, Kakak Tewas Ditikam Adik Kandung
Gara-Gara Gula, Kakak Tewas Ditikam Adik Kandung

Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Berry Juana Putra mengatakan peristiwa itu terjadi karena keduanya terlibat cekcok di rumah keduanya.

Baca Selengkapnya
Pembunuh Satu Keluarga di Musi Banyuasin Divonis Hukuman Mati
Pembunuh Satu Keluarga di Musi Banyuasin Divonis Hukuman Mati

Pembunuhan tersebut dipicu masalah bisnis. Pelaku kesal tak mendapatkan bagi hasil.

Baca Selengkapnya