Cerita di balik pembelian pesawat pengebom Tu-16 TNI AU dari Rusia
Merdeka.com - Di era 1960-an, Indonesia pernah mendapat julukan 'Macan Asia'. Julukan ini didapatkan karena kekuatan militer yang dimiliki TNI sangat diperhitungkan banyak negara, bahkan tak mampu ditandingi negara-negara tetangga seperti Australia maupun China.
Julukan ini tak lepas dari kepemilikan pesawat pembom strategis Tupolev Tu-16 yang dimiliki TNI AU saat itu. Di saat bersamaan, Australia maupun China tak punya pesawat pembom strategis bermesin jet seperti Indonesia. Sampai awal 60-an, hanya Amerika Serikat, Inggris dan Rusia.
Pesawat Tu-16 memang pesawat tercanggih di eranya. Pesawat ini dilengkapi peralatan elektronik canggih di dalamnya, badannya pun sangat kokoh hingga disebut-sebut tak mampu dibelah dengan kampak paling besar sekalipun. Meski begitu, tidak mudah mendapatkan pesawat canggih ini dari Uni Soviet.
-
Bagaimana TNI AU modernisasi alutsista? Tiga tahun terakhir, pemerintah mengalokasikan anggaran cukup besar untuk modernisasi alutsista dalam negeri.
-
Apa jenis pesawat yang mereka gunakan? Timm dan Cook mempersiapkan pesawat Cessna 172 dengan berbagai modifikasi, termasuk instalasi tangki bahan bakar tambahan.
-
Bagaimana pesawat nirawak TNI AU bekerja? Tonny Harjono usai acara HUT ke-78 TNI AU di Lapangan Dirgantara AAU, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, menjelaskan pesawat terbang tanpa awak itu berteknologi satelit sehingga mampu mendukung pertempuran 'beyond visual range' (BVR) atau pertempuran udara jarak jauh.
-
Pesawat apa yang digunakan TNI AU untuk mengebom PKI? TNI AU Mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI. Serangan udara itu berhasil membuat pasukan PKI kocar-kacir dan batal melakukan eksekusi pada sejumlah tawanan. Kadet Udara I Aryono menerbangkan pesawat, sementara Kapten Mardanus duduk di belakangnya menjadi observer udara. Mereka terbang rendah kemudian menjatuhkan bom di komplek kantor kabupaten.
-
Apa fungsi F-16 di TNI AU? F-16 adalah pesawat tempur multi peran Bisa digunakan untuk patroli, serangan udara ke darat, pengawalan VVIP, hingga aneka misi pertempuran udara.
-
Di mana F-16 TNI AU ditempatkan? Pesawat tempur ini memperkuat Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi di Jawa Timur.
Rencana pembelian Tu-16 sebenarnya sudah dilakukan sejak 1957, di mana usulan tersebut dikemukakan pertama kali oleh Letkol Udara Salatun. Pria yang menjabat sebagai sekretaris Dewan Penerbangan/Sekretaris Gabungan Kepala-kepala Staf menyampaikan kepada Kasau Marsekal Suryadarma mengenai pentingnya memiliki Tu-16.
"Dengan Tu-16, awak kita bisa terbang setelah sarapan pagi menuju sasaran terjauh sekalipun dan kembali sebelum makan siang," jelasnya kepada Suryadharma, demikian dikutip dari website resmi TNI AU mengutip Majalah Angkasa.
Mendapat penjelasan itu, Suryadharma bertanya mengenai pangkalan yang tepat untuk Tu-16. Dengan tegas, Salatun menyebut Kemayoran sebagai lokasi yang cocok. "Kita akan pakai Kemayoran yang mampu menampung pesawat jet," jawab Salatun. Setelah pembelian Tu-16 disetujui TNI AU, landas pacu Lanud Iswahyudi, Madiun ikut diperpanjang.
Meski begitu, proses pembeliannya tidak berjalan dengan mulus. Soviet berkali-kali menolak permintaan Indonesia untuk menjual pesawat tersebut. Bahkan, pendekatan yang dilakukan Presiden Soekarno tak juga membuat Soviet setuju begitu saja.
"Tu-16 masih dalam pengembangan dan belum siap untuk dijual," ucap Dubes Rusia untuk Indonesia, Zhukov kepada Bung Karno di penghujung tahun 50-an.
Indonesia juga pernah meminta bantuan China agar ikut melobi Uni Soviet, salah satunya diminta untuk menalangi dulu pembayarannya. Namun, mereka malah menawarkan Tu-4m Bull miliknya. Keberhasilan nampaknya hanya ada di tangan Bung Karno.
Kengototan AURI untuk mendapatkan pesawat itu membuat Bung Karno ikut berupaya melakukan lobi. Bahkan, presiden pertama RI ini terus menguber Zhukov dengan pertanyaan yang sama. "Gimana nih, Tu-16-nya," begitu kira-kira kalimat yang disampaikan Bung Karno yang kemudian diteruskan kepada Menlu Rusia Mikoyan. Namun, Soviet enggan memberikan kepastian.
Hingga akhirnya, awal 1960-an Indonesia mengirim delegasi pembelian senjata yang dipimpin Jenderal AH Nasution. Hingga tiba di Moskow, Salatun dan seluruh delegasi tak pernah mengetahui Tu-16 sudah dimasukkan ke dalam daftar senjata yang disetujui. Sebab, Bung Karno hanya memerintahkan mereka untuk mencari senjata.
Mereka terkejut saat mendapatkan salinan yang diberikan Soviet. Tu-16 ternyata masuk sebagai senjata yang disetujui.
"Karena Tu-16 kami berikan kepada Indonesia, maka pesawat ini akan kami berikan juga kepada negara sahabat lain," ujar Menlu Mikoyan.
Sejak itu, Indonesia menjadi negara keempat di dunia yang mengoperasikan pembom strategis selain Amerika, Inggris dan Rusia. Tanpa menunggu waktu lama, AURI segera mempersiapkan awaknya. Puluhan kadet dikirim ke Cekoslovakia dan Rusia dengan nama sandi Cakra I, II, III, Ciptoning I dan Ciptoning II.
Mulai tahun 1961, ke-24 Tu-16 mulai datang bergiliran diterbangkan awak Indonesia maupun Rusia. Pesawat pertama yang mendarat di Kemayoran dikemudikan oleh Komodor Udara (sekarang Marsda) Cok Suroso Hurip). Sejak itu pula, Indonesia resmi dijuluki 'Macan Asia'.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Foto-foto lama ini menunjukkan kekuatan raksasa TNI AU. Sangar banget.
Baca SelengkapnyaF-15 dari AS dan Sukhoi serta MiG dari Rusia. Mana yang lebih baik dalam pertempuran?
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo memborong 24 unit pesawat tempur F-15EX dari Amerika Serikat. Lantas, apa saja keunggulan jet tempur buatan Boeing ini? Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaPerlengkapan perang terus berkembang cepat dengan terobosan baru yang diciptakan untuk pertahanan negara.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto memborong 24 pesawat jet tempur F-15 EX dari Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPesawat tempur F-15EX merupakan versi paling muktahir dari pesawat F-15 yang pernah dibuat oleh Boeing.
Baca SelengkapnyaF-15EX adalah versi jet tempur paling canggih dan hanya digunakan oleh lebih dari setengah lusin negara secara global.
Baca SelengkapnyaTNI AU masih menyelidiki kronologi dan penyebab kecelakaan termasuk soal kemungkinan prajurit menjadi korban.
Baca SelengkapnyaTNI AU adalah salah satu pengguna jet tempur F-16.
Baca SelengkapnyaDua pesawat tempur taktis Super Tucano hendak melakukan latihan penerbangan rutin.
Baca SelengkapnyaPemerintah juga akan kedatangan 42 unit pesawat tempur Rafale secara bertahap sekaligus merencanakan modernisasi radar.
Baca SelengkapnyaSuper Tucano terbilang cukup lincah dan memberikan tingkat survivability cukup tinggi
Baca Selengkapnya