Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Diah penuh semangat tembus pedalaman Kalteng untuk mengajar

Cerita Diah penuh semangat tembus pedalaman Kalteng untuk mengajar Diah Putri Kurniawati. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Pengabdian seorang guru untuk membuat anak didiknya menjadi lebih berilmu dan berguna tentu tak ada penggantinya. Tujuan itu pula yang membuat Diah Putri Kurniawati nekat menjadi pengajar di pedalaman kebun sawit wilayah Kalimantan Tengah tepatnya di SMP Tunas di Desa Terawan, Seruyan.

Diah sudah lebih kurang tujuh bulan bekerja di pedalaman kebun sawit. Dia mengajar di sana sejak lulus kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum.

Kepada wartawan merdeka.com, Diah mengaku pilihan ini dia tempuh untuk mencari pengalaman. Kebetulan, dia juga mendapat tawaran itu. Tak perlu pikir panjang dia langsung menerima, dengan harapan dapat memberikan ilmu kepada anak-anak di perkebunan karena menuntut ilmu tak hanya buat mereka yang tinggal di kota tapi juga di dalam perkebunan seperti Desa Terawan.

"Awalnya ada tawaran di Kalimantan jadi pengajar, terus aku coba aja buat pengalaman juga mumpung masih muda. Daripada ngajar di Yogyakarta udah terbilang biasa. Karena buat aku memberikan ilmu itu kan enggak harus di kota saja, di daerah juga bisa," jelas Diah ketika dihubungi, Jumat (17/4).

Sesuai dengan program studinya, Diah mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Namun, karena kekurangan tenaga pengajar, Diah juga mengajar Keterampilan untuk kelas IX dan Pendidikan Budaya Dayak untuk kelas VIII.

Meski memiliki fasilitas yang cukup memadai dari perusahaan tempatnya bekerja, Diah masih tetap mengalami berbagai halangan, seperti terbatasnya akses transportasi dan sulitnya mencari air bersih. Tapi Diah tetap semangat mengajar demi terpenuhinya kebutuhan akademik anak-anak di sana.

"Akses transportasi ke kota itu masih susah. Bahkan hanya untuk beli kebutuhan sehari-hari harus ke kota dulu. Aku ngajar jalan kaki, sementara di sini jalanan masih tanah merah jadi sampai sekolah udah jelek. Di sini juga kesulitannya air, kita kan ngambil airnya di sungai jadi musti nyaring air gitu sebelum digunain. Apalagi kita enggak bisa minum langsung dari air sungai itu kan," jelas Diah.

Bagi perempuan kelahiran Kulonprogo, 22 Januari 1991 ini, mengajar di desa tersebut memberikan manfaat tak ternilai untuknya. Di sana, dia menyadari pendidikan sangat mahal. Meski harus bangun pukul 03.00 WIB hanya untuk menunggu bus sekolah, para murid tetap semangat untuk menimba ilmu.

"Kesulitannya, mereka harus bangun jam 3 pagi terus nunggu bus ke sekolah. Bahkan lebih susah lagi kalau bus itu enggak dateng, mereka harus naik truk gandeng yang debunya banyak banget. Tapi mereka tetap punya semangat," ungkap Diah.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Wanita Ini Abadikan Momen saat Bertugas Jadi Guru PPPK di Daerah Terpencil Riau, Berangkat Pakai Perahu hingga Tidak Ada Aliran Listrik
Wanita Ini Abadikan Momen saat Bertugas Jadi Guru PPPK di Daerah Terpencil Riau, Berangkat Pakai Perahu hingga Tidak Ada Aliran Listrik

Perjalanan ke tempat bertugasnya itu harus ditempuh dengan penuh perjuangan.

Baca Selengkapnya
Hari Pertama Tahun Ajaran Baru, Begini Momen Perjuangan Guru yang Mengajar di Desa Terpencil
Hari Pertama Tahun Ajaran Baru, Begini Momen Perjuangan Guru yang Mengajar di Desa Terpencil

Bahkan, para guru ini harus menggunakan perahu untuk menuju ke tempat sekolah tersebut.

Baca Selengkapnya
Viral Perjuangan Guru Mengajar di Sekolah Terpencil, Berangkat Lewati Jalan Berlumpur
Viral Perjuangan Guru Mengajar di Sekolah Terpencil, Berangkat Lewati Jalan Berlumpur

Perjuangan guru yang mengajar di sekolah terpencil ini viral di tiktok, berangkat lewati jalan berlumpur hingga muara.

Baca Selengkapnya
Guru di Pelosok Lebak Ini 30 Tahun Jalan Kaki untuk Mengajar, Pernah Jatuh ke Jurang hingga Diadang Hewan Liar
Guru di Pelosok Lebak Ini 30 Tahun Jalan Kaki untuk Mengajar, Pernah Jatuh ke Jurang hingga Diadang Hewan Liar

Tantangan yang dihadapinya bukan hanya soal jalanan yang rusak, tetapi juga hewan-hewan liar di sepanjang perjalanan.

Baca Selengkapnya
Guru Ini Bagikan Pengalamannya Mengajar di Pedalaman Sulawesi Utara, Awalnya Khawatir Kini Senang
Guru Ini Bagikan Pengalamannya Mengajar di Pedalaman Sulawesi Utara, Awalnya Khawatir Kini Senang

Awalnya, ia merasa tugas ini berat karena perjalanan yang melelahkan dan fasilitas yang terbatas, namun kenyataannya berbeda dari yang dibayangkannya.

Baca Selengkapnya
Pengabdian Normayanti di Ujung Negeri, Demi Cerdaskan Putra Putri Ibu Pertiwi
Pengabdian Normayanti di Ujung Negeri, Demi Cerdaskan Putra Putri Ibu Pertiwi

Norma masuk dalam 43 guru peraih penghargaan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan.

Baca Selengkapnya
Momen Wanita Lewati Jalanan Ekstrem di Perdesaan Sukabumi, Aksinya Bikin Ngeri
Momen Wanita Lewati Jalanan Ekstrem di Perdesaan Sukabumi, Aksinya Bikin Ngeri

Jalur yang dilaluinya sangat sempit dengan tikungan tajam serta pendakian dan turunan yang ekstrem.

Baca Selengkapnya
Perjalanan Mudik Wanita Ini Menegangkan, Lewati Jalan Berlubang hingga Jembatan Kayu
Perjalanan Mudik Wanita Ini Menegangkan, Lewati Jalan Berlubang hingga Jembatan Kayu

Kemampuan wanita ini melewati akses jalan yang ekstrem bikin takjub warganet.

Baca Selengkapnya
Potret Miris Bocah SD di Sinjai Dayung Perahu Menuju Sekolah, Bertaruh Nyawa Lewati Sungai Sedalam 10 Meter
Potret Miris Bocah SD di Sinjai Dayung Perahu Menuju Sekolah, Bertaruh Nyawa Lewati Sungai Sedalam 10 Meter

Setiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua

Baca Selengkapnya
Terdampak Banjir, Siswa Ini Tetap Semangat Berangkat Sekolah Naik Delman
Terdampak Banjir, Siswa Ini Tetap Semangat Berangkat Sekolah Naik Delman

Meski harus bergelantung di atap agar seragam tak basah, perempuan itu tampak bahagia.

Baca Selengkapnya