Cerita Diah penuh semangat tembus pedalaman Kalteng untuk mengajar
Merdeka.com - Pengabdian seorang guru untuk membuat anak didiknya menjadi lebih berilmu dan berguna tentu tak ada penggantinya. Tujuan itu pula yang membuat Diah Putri Kurniawati nekat menjadi pengajar di pedalaman kebun sawit wilayah Kalimantan Tengah tepatnya di SMP Tunas di Desa Terawan, Seruyan.
Diah sudah lebih kurang tujuh bulan bekerja di pedalaman kebun sawit. Dia mengajar di sana sejak lulus kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum.
Kepada wartawan merdeka.com, Diah mengaku pilihan ini dia tempuh untuk mencari pengalaman. Kebetulan, dia juga mendapat tawaran itu. Tak perlu pikir panjang dia langsung menerima, dengan harapan dapat memberikan ilmu kepada anak-anak di perkebunan karena menuntut ilmu tak hanya buat mereka yang tinggal di kota tapi juga di dalam perkebunan seperti Desa Terawan.
-
Bagaimana guru mengatasi kesulitannya? Dalam video, guru laki-laki itu memperlihatkan nama muridnya Revaveroesy Veisaqireina Mulawarman. “Hi guys, nomor 19 bacanya gimana ya?“ katanya dalam video, diunggah akun Twitter @kegblgnunfaedh, pada Selasa (1/8). Saat sang guru kesulitan kesulitan menyebut nama muridnya. Murid-muridnya yang ada di dalam kelas sontak tertawa.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta jadi semakin kompleks? Sedangkan sejak 1990 hingga saat ini, kemacetan semakin kompleks akibat meningkatnya jumlah kendaraan, ketidakdisiplinan pengemudi, dan tingginya kendaraan pribadi.
-
Apa yang membuat guru kesulitan? Viral, Video Guru Susah Sebut Nama Muridnya: Ini Bacanya Gimana ya? Sang guru kesulitan menyebut nama muridnya. Zaman semakin berkembang, nama-nama anak sekarang juga semakin unik dan terkadang sulit untuk diucapkan.
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
-
Bagaimana guru Banyuwangi harus beradaptasi? Guru harus beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang sesuai dengan jaman generasi sekarang.
-
Dimana kemacetan semakin parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
"Awalnya ada tawaran di Kalimantan jadi pengajar, terus aku coba aja buat pengalaman juga mumpung masih muda. Daripada ngajar di Yogyakarta udah terbilang biasa. Karena buat aku memberikan ilmu itu kan enggak harus di kota saja, di daerah juga bisa," jelas Diah ketika dihubungi, Jumat (17/4).
Sesuai dengan program studinya, Diah mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Namun, karena kekurangan tenaga pengajar, Diah juga mengajar Keterampilan untuk kelas IX dan Pendidikan Budaya Dayak untuk kelas VIII.
Meski memiliki fasilitas yang cukup memadai dari perusahaan tempatnya bekerja, Diah masih tetap mengalami berbagai halangan, seperti terbatasnya akses transportasi dan sulitnya mencari air bersih. Tapi Diah tetap semangat mengajar demi terpenuhinya kebutuhan akademik anak-anak di sana.
"Akses transportasi ke kota itu masih susah. Bahkan hanya untuk beli kebutuhan sehari-hari harus ke kota dulu. Aku ngajar jalan kaki, sementara di sini jalanan masih tanah merah jadi sampai sekolah udah jelek. Di sini juga kesulitannya air, kita kan ngambil airnya di sungai jadi musti nyaring air gitu sebelum digunain. Apalagi kita enggak bisa minum langsung dari air sungai itu kan," jelas Diah.
Bagi perempuan kelahiran Kulonprogo, 22 Januari 1991 ini, mengajar di desa tersebut memberikan manfaat tak ternilai untuknya. Di sana, dia menyadari pendidikan sangat mahal. Meski harus bangun pukul 03.00 WIB hanya untuk menunggu bus sekolah, para murid tetap semangat untuk menimba ilmu.
"Kesulitannya, mereka harus bangun jam 3 pagi terus nunggu bus ke sekolah. Bahkan lebih susah lagi kalau bus itu enggak dateng, mereka harus naik truk gandeng yang debunya banyak banget. Tapi mereka tetap punya semangat," ungkap Diah.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjalanan ke tempat bertugasnya itu harus ditempuh dengan penuh perjuangan.
Baca SelengkapnyaBahkan, para guru ini harus menggunakan perahu untuk menuju ke tempat sekolah tersebut.
Baca SelengkapnyaPerjuangan guru yang mengajar di sekolah terpencil ini viral di tiktok, berangkat lewati jalan berlumpur hingga muara.
Baca SelengkapnyaTantangan yang dihadapinya bukan hanya soal jalanan yang rusak, tetapi juga hewan-hewan liar di sepanjang perjalanan.
Baca SelengkapnyaAwalnya, ia merasa tugas ini berat karena perjalanan yang melelahkan dan fasilitas yang terbatas, namun kenyataannya berbeda dari yang dibayangkannya.
Baca SelengkapnyaNorma masuk dalam 43 guru peraih penghargaan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan.
Baca SelengkapnyaJalur yang dilaluinya sangat sempit dengan tikungan tajam serta pendakian dan turunan yang ekstrem.
Baca SelengkapnyaKemampuan wanita ini melewati akses jalan yang ekstrem bikin takjub warganet.
Baca SelengkapnyaSetiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua
Baca SelengkapnyaMeski harus bergelantung di atap agar seragam tak basah, perempuan itu tampak bahagia.
Baca Selengkapnya