Cerita di balik eksekusi terpidana mati di Nusakambangan
Merdeka.com - Dermaga Wijaya Pura, Cilacap tak seperti biasanya. Adanya pelaksanaan eksekusi terpidana mati membuat akses menuju Lapas Nusakambangan ini ramai dikunjungi warga maupun awak media.
Sejak pagi sampai malam Dermaga Wijaya Pura banyak aktivitas, mulai dari penjualan batu akik, warung makan, ojek motor dan lainnya. Tak hanya itu, polisi dan TNI hilir masuk memantau pengamanan menjelang eksekusi mati.
Bahkan interpol negara tetangga Indonesia juga berada di Dermaga Wijaya Pura. Mereka meminta jurnalis asing untuk menunjukkan identitas pers tempat bekerjanya. Bahkan, memeriksa paspor dan barang yang dibawa.
-
Dimana korban dieksekusi? Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari hasil interogasi, korban dieksekusi di tempat indekos tersangka di Desa Triharjo, Sleman.
-
Siapa pelaku pembunuhan NKS? Polisi berhasil menangkap pelaku inisial IS, pelaku pembunuhan dan pemerkosaan terhadap NKS (18), seorang gadis penjual gorengan yang merupakan warga Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
-
Siapa yang ditangkap terkait narkoba? Sosok suami Irish Bella kembali tertangkap dalam kasus narkoba, menunjukkan situasi yang mengkhawatirkan.
-
Siapa yang ditangkap karena kasus narkoba? Penangkapan Ammar Zoni ini ternyata tak membuat Irish Bella ambil pusing, ia bahkan tetap sibuk syuting.
-
Siapa yang ditangkap dalam kasus narkoba ini? Sejumlah orang yang diduga terlibat sebagai kurir narkoba telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
-
Siapa yang ditangkap polisi terkait kasus narkoba? 'Satu lagi Yogi Gamblez, bukan yang main di Preman Pensiun, tapi Serigala Terakhir. Yang berperan sebagai AKP Jaka. Dari kedua orang ini, dari salah satunya kami menemukan barbuk narkotika jenis ganja dan dua-duanya setelah kami lakukan cek urine awal positif narkoba menggunakan ganja, untuk kedua orang tersebut sampai sekarang kami sedang melakukan pendalaman perannya sebagai apa,' kata Panjiyoga kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Barata, Jumat (10/5) malam.
Sementara detik-detik terakhir menjelang eksekusi terpidana mati. Dermaga Wijaya Pura terus ramai didatangi berbagai kalangan. Mereka ingin memastikan atau mengetahui pelaksanaan eksekusi mati.
Tepatnya Selasa (28/4) malam, sekitar pukul 11.30 WIB. Handy talky yang dipegang polisi terus berbunyi untuk saling berkoordinasi satu sama lain. Sedangkan para awak media menunggu suara tembakan eksekutor terpidana kasus narkoba di lapangan tembak Limus Buntu.
Beberapa awak media memantau suara tembakan eksekutor di dekat Stasiun Pandu yang tak jauh dari Dermaga Wijaya Pura. Sebab lokasi Stasiun Pandu bebas dari suara berisik kerumunan orang dan kendaraan yang jalan. Sehingga wartawan bisa mendengar suara tembakan tersebut.
Para awak media duduk di bawah pohon besar, sembari memainkan handphone dan melihat jam tangan. Saat waktu menunjukkan pukul 00.00 WIB, wartawan diam untuk memerhatikan suara yang ada di seberang Dermaga Wijaya Pura. Pasalnya, terpidana mati dikabarkan ditembak mati pada Rabu (29/4) dini hari.
"Kamu sudah dengar suara tembakan belum," tanya salah satu wartawan kepada wartawan lain di lokasi.
"Belum terdengar suara tembakan," jawabnya.
Sedangkan sinyal handphone mulai tak ada sama sekali. Biasanya sinyal selalu bagus untuk berkomunikasi.
Tibanya sekitar pukul 00.20 WIB, suara tembakan pun terasa terdengar dari Stasiun Pandu. Polisi yang menjaganya mulai sibuk dengan suara handy talky-nya. Sedangkan wartawan saling memberitahu yang lainnya, bahwa suara tembakan sudah terdengar.
Suasana Dermaga Wijaya Pura pun pecah, fotografer mulai memanjat tembok untuk menanti datangnya mobil ambulans delapan jenazah terpidana mati kasus narkoba. Sedangkan jurnalis televisi mulai disibukkan dengan tayangan langsung terjadinya di lokasi.
Apalagi terpidana lain Mary Jane lolos dari maut sang eksekutor. Kerabat dan keluarga mulai teriak dan lompat dengan senang mendengar Mary Jane lolos dari eksekusi lewat pemberitaan. Suasana di Dermaga semakin ramai.
Setelah menunggu beberapa jam, mobil ambulans tiba di Dermaga Wijaya Pura. Suasana pun makin semrawut tak bisa dikontrol oleh petugas polisi dan TNI. Warga dan wartawan merapat ingin masuk ke dalam Dermaga Wijaya Pura. Namun polisi menghadangnya.
Mobil ambulans yang berisikan peti mati akhirnya meninggalkan Dermaga Wijaya Pura. Kerabat dan keluarga ikut mengiringi di belakang mobil ambulans untuk langsung memakamkan jenazah.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puluhan kilogram sabu, ganja, ekstasi dan kokain disita polisi dari pengungkapan kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaSebanyak 1.897,09 gram dan 5.934 butir pil ekstasi dimusnahkan di Aula BNNP Sumbar, Jumat (21/7). Narkotika itu diblender lalu dibuang ke dalam kloset.
Baca SelengkapnyaPara hakim dinilai sudah berpengalaman, memiliki kematangan dan kearifan dalam memutuskan perkara.
Baca SelengkapnyaPenandatanganan pengaturan praktis (practical arrangement) antara Indonesia dan Australia terkait pemindahan lima narapidana dilakukan secara virtual.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan surat tulisan tangan dari Freddy Budiman sebelum dieksekusi mati di Nusakambangan.
Baca SelengkapnyaSebelum menemui ajalnya, Freddy sungguh-sungguh bertaubat dan tegar menghadapi regu tembak.
Baca SelengkapnyaJaksa berharap hukuman mati bisa membuat efek jera para pengedar narkoba
Baca SelengkapnyaPara terdakwa dan jaksa penuntut umum (JPU) Rizkie Andriani Harahap kompak menyatakan pikir-pikir.
Baca SelengkapnyaPelaku narkoba tetap memiliki hak asasi manusia (HAM) yang harus dijaga.
Baca SelengkapnyaPembunuhan Vina Cirebon terjadi pada 27 Agustus 2016.
Baca SelengkapnyaPolda Jawa Barat meminta keterangan warga Desa Karangasih, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Baca SelengkapnyaSeorang tokoh di Nusakambangan membeberkan cara ia melakukan pendekatan kepada narapidana yang akan dieksekusi mati.
Baca Selengkapnya