Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Eks Napi Teroris Soal Milenial Jadi Lone Wolf Belajar dari Medsos

Cerita Eks Napi Teroris Soal Milenial Jadi Lone Wolf Belajar dari Medsos Polisi Sisir Lokasi Usai Ledakan di Gereja Katedral Makassar. ©2021 AFP/INDRA ABRIYANTO

Merdeka.com - Mantan napi teroris (napiter) Mukhtar Khairi alias Abu Hafsah membenarkan bahwa saat ini jaringan terorisme memang menyerang para kaum milenial. Namun, dia mengaku lebih khawatir dengan tindakan terorisme yang dilakukan sendiri (lone wolf) seperti aksi ZA di Mabes Polri, 31 Maret lalu.

Menurut dia, aksi terorisme lone wolf akan sangat menyulitkan aparat dan negara. Seperti yang diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungapkan bahwa ZA tidak terikat dengan jaringan terorisme yang ada di Indonesia ataupun di negara lainnya.

"Kondisi sekarang, terorisme menyerang milenial melalui medsos karena memang zamannya digital. Nah susah bagi kita untuk mengontrolnya karena mereka tidak koordinasi dengan kelompok terorisme," kata Mukhtar dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Alinea, Rabu (7/4).

Orang lain juga bertanya?

Mantan napiter yang pernah diajak bergabung dengan ISIS itu melihat, kaum milenial bisa dengan cepat memahami materi mengenai terorisme yang tersebar di media sosial. Bahkan bisa mengembangkannya sendiri. menurutnya, media sosial sangat berperan dalam penyebaran paham radikal serta ajaran-ajaran pembuatan bom hingga penyerangan.

"Sekarang zamannya sudah beda, anggota Densus 88 ada yang mengeluhkan ke saya kalau teroris sekarang tidak koordinasi (dengan jaringan) seperti dulu. Mereka belajar sendiri di medsos, improvisasi sendiri," ujarnya.

Oleh sebab itu, menurutnya pemerintah harus lebih serius dalam menumpas radikalisme ideologi. Karena kata dia, radikalisme ideologi lebih berbahaya dibandingkan radikalisme fisik. Dia ingin, pemerintah bersinergi dengan para ulama untuk meluruskan paham-paham yang keliru.

"Ulama harus diberdayakan lembaga negara di wilayahnya masing-masing untuk menangkal paham-paham (radikalisme) tersebut. Yang jadi masalah kan selama ini penafsiran ayatnya, harus diluruskan," kata napiter yang divonis penjara 8 tahun itu.

Senada dengan Mukhtar, Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen (Purn) Ansyaad Mbai mendorong pemerintah untuk bekerja sama dengan para ulama dalam meluruskan paham radikalisme tersebut. Dia bahkan mendorong negara untuk bersikap lebih tegas. Karena kata dia, jika negara tidak tagas, maka terorisme di Indonesia akan bisa ditumpas.

"Para ulama harus meluruskan paham-paham yang disesatkan. Tapi imbauan ulama saja tidak cukup, harus ada pressure atau tekanan dari negara. Kalau tidak bisa meluruskan paham secara baik-baik, anda akan berhadapan dengan kekuatan negara atau tindakan hukum," kata Ansyaad dalam diskusi tersebut.

Pengamat terorisme itu mengibaratkan sebagai fenomena kebakaran yang disebabkan oleh kompor yang tidak dimatikan. Sehingga kata dia, cara mematikan kompor tersebut yakni dengan menghentikan pemahaman yang salah itu.

"Selama kompor-kompor ini tidak kita padamkan, selama itu pula akan ada kebakaran, jangan kaget kalau muncul lagi, teroris kejutan, semua negara kebobolan," ujarnya.

Secara terpisah, sebelumnya Mantan Ketua Jamaah Islamiyah wilayah Timur, Nasir Abbas juga mengkhawatirkan aksi terorisme lone wolf seperti ZA. Menurutnya aksi tersebut lebih membahayakan karena hal itu menunjukkan bahwa saat ini banyak anak Indonesia yang mencari tahu paham-paham radikalisme sendiri dan mempelajari cara melakukan penyerangan sendiri.

"Seperti ZA itu kan ternyata setelah ditelusuri oleh polisi dan Tim Densus 88, dia tidak terafiliasi atau terikat oleh jaringan teroris manapun. jadi dia belajar sendiri, cari tahu sendiri, terpapar sendiri, menyerang sendiri," kata Nasir, Selasa (6/4).

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri

Tim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.

Baca Selengkapnya
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer

Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).

Baca Selengkapnya
Kepala BNPT Ungkap Pola Serangan Terorisme Kini Berubah, Generasi Muda jadi Sasaran
Kepala BNPT Ungkap Pola Serangan Terorisme Kini Berubah, Generasi Muda jadi Sasaran

Kepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial

Ketiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.

Baca Selengkapnya
Dua Teroris JAD jadi Guru di NTB, Densus 88 Ingatkan Orang Tua Hati-Hati Sekolahkan Anak
Dua Teroris JAD jadi Guru di NTB, Densus 88 Ingatkan Orang Tua Hati-Hati Sekolahkan Anak

Sebanyak dua teroris jaringan Anshor Daulah, LHM dan DW yang bekerja sebagai tenaga pendidik di Bima, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditangkap.

Baca Selengkapnya
Densus 88 Tangkap Dua Terduga Teroris di OKU Timur Sumsel
Densus 88 Tangkap Dua Terduga Teroris di OKU Timur Sumsel

Kedua tersangka merupakan teroris Negara Islam Indonesia (NII) di Kabupaten OKU Timur, Sumsel.

Baca Selengkapnya
Pegawai KAI Teroris Simpatisan ISIS Bergerak Sendiri Menyebarkan Propaganda di Media Sosial
Pegawai KAI Teroris Simpatisan ISIS Bergerak Sendiri Menyebarkan Propaganda di Media Sosial

Salah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.

Baca Selengkapnya
Kapolri Jenderal Sigit Bicara Bahaya Narkoterorisme: Begitu Ada Teman Ubah Kebiasaan, Tolong Ikuti
Kapolri Jenderal Sigit Bicara Bahaya Narkoterorisme: Begitu Ada Teman Ubah Kebiasaan, Tolong Ikuti

Jenderal Sigit mengatakan saat ini gerakan terorisme menjadi lebih berbahaya karena bergabung dengan jaringan narkoba atau narkotika.

Baca Selengkapnya
Tiga Terduga Teroris Ditangkap di Jateng Jaringan Anshor Daulah
Tiga Terduga Teroris Ditangkap di Jateng Jaringan Anshor Daulah

Ketiga terduga teroris ditangkap berinisial BI, ST dan SQ.

Baca Selengkapnya
Pelajar Tersangka Teroris di Malang Tertutup pada Keluarga dan Kerap Jadi Korban Bully di Sekolah
Pelajar Tersangka Teroris di Malang Tertutup pada Keluarga dan Kerap Jadi Korban Bully di Sekolah

Hanya sekitar tujuh bulan sejak terpapar paham radikal dari media sosial, HOK sudah nekat mempelajari cara peracikan bahan peledak.

Baca Selengkapnya
BNPT Bongkar Pola Serangan Terorisme di Indonesia, Lewat Gerakan Bawah Tanah Secara Sistematis
BNPT Bongkar Pola Serangan Terorisme di Indonesia, Lewat Gerakan Bawah Tanah Secara Sistematis

Hal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.

Baca Selengkapnya