Cerita guru MTs bermodal Rp 1,5 juta bisa hasilkan robot terbaik
Merdeka.com - Untuk menciptakan robot yang mampu berjalan di atas track dan memindah barang dari tempat asalnya ke tempat lain, tentu dibutuhkan modal besar. Memilih barang-barang elektronik berkualitas dan canggih juga memakan biaya cukup mahal.
Namun, AM Muhklis Indrawan (24), guru ekstrakulikuler di Madrasah Tsanawiyah (MTs/sederajat SMP) Tarbiyatul Wathon, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur, cukup dengan sekitar Rp 1,5 juta untuk membuat robot berkualitas terbaik.
Rinciannya, PCB seharga Rp 200 ribu, dua unit dinamo masing-masing Rp 200 ribu (total Rp 400 ribu), baterai litium Rp 200 ribu, LCD Rp 250 ribu, serta ratusan rupiah untuk harga komponen seperti beberapa resistor (R), beberapa IC, beberapa dioda led dan lain sebagainya.
-
Robot apa yang dipamerkan? Sebuah robot dipamerkan dalam acara Devotion Experience (Dev-X) yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat (5/1/2024).
-
Siapa yang menciptakan robot ini? Para peneliti di Universitas Tianjin di Tiongkok telah menciptakan robot yang dikendalikan oleh sel otak manusia.
-
Kenapa Kemenag gelar pameran robot? Acara tersebut dikemas dengan nuansa pop culture untuk menarik minat anak muda untuk tertarik pada religi.
-
Siapa yang mengoperasikan robot? Siswa MAN 2 Lebak Banten mengoperasikan teknologi Smart Farmer pada acara Devotion Experience (Dev-X) yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat (5/1/2024).
-
Mengapa para peneliti mengembangkan robot ini? Ini merupakan terobosan pertama dalam bidang biokomputasi. Mengutip South China Morning Post via NYPost, Jumat (4/7), melaporkan bahwa hal ini dapat mengarah pada 'pengembangan kecerdasan hibrida manusia-robot.'
-
Mengapa robot ini penting? Kemampuan untuk melompat ke atas dari mana saja bisa membuat Raven bermanfaat dalam misi bantuan bencana di mana drone bersayap tetap biasanya tidak bisa mendarat atau lepas landas, kata Shin.
"Total semuanya sekitar Rp 1,5 juta, sebagian kita beli di Surabaya, karena di sini tidak ada yang menjual," terang guru ekstrakulikuler MTs Tarbiyatul Wathon, yang akrab disapa Wawan itu kepada merdeka.com, Kamis (11/12) lalu.
Alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini melanjutkan, sebelum mengikuti kompetisi, dia menyiapkan prototipe yang terdiri dari beberapa komponen elektronik dirangkai dalam satu mesin robot.
"Robot ini kita desain sedemikian mungkin agar bisa berjalan mengikuti line yang ditentukan. Kemudian diprogram agar bisa memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang dituju," terang Wawan.
Untuk memrogramnya, disiapkan laptop. Komputer jinjing ini, berfungsi untuk mengendalikan mesin robot dengan nama kode Vision AVR, untuk kemudian diunggah ke mesin perangkat keras (hardware) robot. Perangkat lunak (software) sendiri disiapkan untuk memerintah robot berjalan di atas line dan memindah barang.
"Komponen elektro ini terdiri dari perangkat sensor photodeoda, perangkat komparator yang dikontrol IC pemograman AT Mega 16. Kemudian sebagi penggeraknya adalah perangkat motor yang terdiri dari komponen motor 1000 RPM," jelasnya lebih teknis.
Selanjutnya, mesin robot seharga Rp 1,5 juta ini, akan ditarungkan dengan robot-robot buatan pelajar-pelajar dari luar negeri yang mengikuti kompetisi robot internasional di Tay Eng Soon Convention Centre, ITE Headquarters, Singapura pada 28 hingga 30 Januari mendatang.
Mesin robot yang akan bersaing di ajang bergengsi di Singapura ini dibuat oleh tiga pelajar MTs Tarbiyatul Wathon, yaitu Ahmad Khoirul Hadi (15), Nabil Al Annisi (14), dan Mohammad Harris Riqin (13). Ketiganya adalah anak pedagang ikan, sopir freeline dan nelayan di Pantai Utara Desa Campurejo, Gresik.
"Yang membuat mesinnya atau bagian hardware, Ahmad Khorul Hadi. Karena dia yang lebih senior dan jadi ketua timnya. Sedang Nabil bertugas di bagian pe-nyoftware-an atau program. Kalau Harris, karena masih belajar, istilahnya masih pupuk bawang, bagian membantu pengoprasian," papar Wawan lagi.
Dan yang terpenting, dengan mesin robot seharga Rp 1,5 juta ini, setidaknya tiga anak desa di pesisir Pantai Utara tersebut, sudah membuktikan bahwa robot buatan merekalah yang terbaik di kancah nasional.
Mereka telah menjuarai kompetisi robot se Jawa dan Bali di Jember Line Tracer IV yang digelar Universitas Jember dan kompetisi Robot Elite Competition 2 (Reco 2) di Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung.
Pada Januari mendatang, mereka akan kembali membuktikan kualitas robot buatanya di Singapura.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka berhasil membawa kemenangan pada ajang Championship of World Robotic Center Competition 2024 di Multimedia University, Cyberjaya Malaysia.
Baca SelengkapnyaTim robotik sekolah yang diwakili oleh dua siswa berbakat, Naufal Najih Mumtaz dan Andi Alvonso, berhasil meraih Juara II.
Baca SelengkapnyaSebanyak 400 peserta dari seluruh Indonesia bertanding memperebutkan Piala Ketua MPR RI dan tiket menuju World Robotic Center Competition di Singapura.
Baca SelengkapnyaBerikut aksi robot terkecil di dunia bisa peragakan gaya apa saja.
Baca SelengkapnyaSiswa SMP Kharisma Bangsa menjadi perwakilan Indonesia yang mendapatkan Grand Award!
Baca SelengkapnyaRekor robot ini sekitar 10 kali lebih cepat dibanding rekor tercepat manusia dalam memecahkan Rubik.
Baca SelengkapnyaSantri di Kota Tangerang ini ciptakan robot pertanian unik.
Baca SelengkapnyaBocah SD bernama Muhammad Novan Alfaridzi mencuri perhatian dunia sains internasional.
Baca SelengkapnyaAjang IPITEX atau juga dikenal dengan Thailand Inventor’s 2024 digelar di Bangkok 2-6 Februari 2024
Baca SelengkapnyaCastrol Indonesia berikan wadah bagi para siswa SMK untuk adu keahlian sebagai mekanik. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaMereka berjuang keras untuk menggapai di bangku SMA agar bisa masuk kampus favorit melalui jalur prestasi.
Baca SelengkapnyaTim olimpiade fisika Indonesia menyabet satu medali emas, satu medali perak, tiga medali perunggu, dan tiga Honorable Mention (HM).
Baca Selengkapnya