Cerita Habibie umpat Soeharto 'Bapak kurang ajar' sebelum lengser
Merdeka.com - Soeharto siap mundur ketika 14 menteri yang diangkat menyatakan mengundurkan diri. Kekecewaan tidak bisa disembunyikan ketika Soeharto menerima surat pengunduran diri para pembantunya itu.
Namun ada satu yang membuatnya mengganjal, siapa calon penggantinya. Secara konstitusi tentu Wakil Presiden BJ Habibie otomatis naik bila Soeharto lengser. Namun itulah yang mengganjal pikiran tokoh sentral Orde Baru itu.
Di mata Soeharto, Habibie adalah kawan dekat, cerdas dan cekatan, namun belum 'kuat' untuk menjadi penguasa di nusantara.
-
Kenapa Soeharto dekat dengan keluarga BJ Habibie? “Hal ini patut saya kenang. Di rumah keluarga Habibie itu terdapat suasana yang membuat anggota Staf Brigade kami kerasan,“ kata Soeharto dikutip dari HMSoeharto.id.
-
Bagaimana Soeharto mengenal keluarga BJ Habibie? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Siapa yang menjadi ajudan Soeharto? Pada tahun 1974, Kolonel Try Sutrisno Diangkat Menjadi Ajudan Presiden Soeharto Empat tahun Try menjabat ajudan presiden.
-
Siapa yang jadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto. Mengutip situs tni.mil.id, sejak saat itu, karier suami Tuti Sutiawati ini meroket tajam.
-
Mengapa Soeharto merasa tidak percaya diri? Soeharto masih mengingat sosok wanita itu. Tapi dia sempat tidak percaya diri alias tidak pede. “Apa Dia Akan Mau?“ Apa Orang Tuanya Akan Memberikan?“ Mereka orang ningrat, kata Soeharto.
-
Bagaimana Soeharto memilih Wakil Presiden? 'Saya tidak sendiri memilih wakil presiden,' kata Soeharto.Tahun 1983, berdasarkan berbagai pertimbangan, pilihan jatuh pada Jenderal (Purn) Umar Wirahadikusumah.
Probosutedjo, adik Soeharto, yang berada di kediaman Jalan Cendana, malam itu, mengungkapkan, Soeharto pada malam itu terlihat gugup dan bimbang.
"Pak Harto gugup dan bimbang, apakah Habibie siap dan bisa menerima penyerahan itu," ujarnya.
Mantan Menteri Pariwisata di era Presiden BJ Habibie, Marzuki Usman, dalam buku 'Kekacauan Negara di Tengah Presiden Ketiga dan Keempat,' menyebutkan Habibie pernah mengumpat Soeharto karena kemampuannya diragukan.
"Bapak kurang ajar," demikian hardikan Habibie kala itu kepada Presiden Soeharto yang menjadi atasannya selama puluhan tahun, seperti dituturkan Marzuki, Kamis, 2 Juli 2009 seperti dikutip dari Antara.
Pada bagian II buku tersebut, Marzuki Usman menulis sisi lain di balik suksesi 1998 dari Presiden Soeharto kepada wakilnya, BJ Habibie. Disebutkan, Soeharto nekat melanjutkan pemerintahannya dan menilai wakilnya (Habibie) tidak bisa mengatasi krisis ekonomi dan politik yang sedang melanda Indonesia saat itu.
"Kalau saya berhenti sekarang, apa wakil saya itu bisa," demikian penuturan Presiden Soeharto kepada sejumlah tokoh nasional yang dipimpin Nurcholis Majid saat menemui salah satu orang terkuat Asia itu di Jalan Cendana.
Penilaian miring Soeharto itu akhirnya didengar Habibie. Dan setelah diberitahukan oleh Tanri Abeng, Habibie marah dan langsung menemui Soeharto di Cendana hingga kata "kurang ajar" keluar dari mulutnya.
Malik Fadjar yang mantan Menteri Agama saat itu mengakui rumahnya pernah digunakan untuk rapat 14 orang menteri yang mengundurkan diri dari kabinet Soeharto. Dia mengungkapkan, pengunduran diri Soeharto bukan semata lantaran mundurnya 14 Kabinet Pembangunan VII, namun karena banyak aspek terutama tekanan politik dan ekonomi yang semakin mempersulit kondisi negara.
Sedangkan Tanri Abeng mengaku mendengar langsung ucapan Presiden Soeharto yang kurang mempercayai kemampuan Habibie dalam memimpin negara.
"Saya dengar sendiri kesan Pak Harto terhadap Pak Habibie," kata Abeng.
Rupanya Soeharto masih menyimpan kekesalannya pada Habibie meski dia telah lengser. Bahkan ketika Soeharto sakit di RS Pusat Pertamina pada medio Januari 2008, Habibie ditolak menjenguk.
Padahal saat itu Habibie dan sang istri Ainun, sengaja datang dari Jerman untuk menjenguk Soeharto. Turun dari pesawat, Habibie tidak mampir ke rumah tetapi langsung menuju ke RS Pertamina.
"Begitu sampai RSPP, kami tak diizinkan menemui beliau. Kami tak tahu kenapa," kata Habibie.
Karena niat baiknya ditolak, Habibie langsung kembali ke Bandara untuk kembali terbang ke Jerman. Saat itu, satu-satunya tujuan Habibie pulang ke Tanah Air adalah menjenguk Soeharto.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski tidak pernah mengungkapkannya ke publik, Soeharto menyimpan nama orang-orang yang dianggap pernah mengkhianatinya.
Baca SelengkapnyaSoeharto mengaku cepat akrab dengan keluarga BJ Habibie karena ibu Habibieyang berasal dari Yogyakarta masih fasih berbahasa Jawa.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjawab tuduhan Politikus Golkar, Nusron Wahid yang menyebut keturunan Soekarno dan Soeharto tak berprestasi
Baca SelengkapnyaJenderal yang paling dipercaya ini tiba-tiba berani mengkritik sepak terjang anak presiden. Jabatan taruhannya.
Baca SelengkapnyaMahfud bercerita, sejatinya, Habibie saat 1999 memiliki peluang untuk meneruskan kepemimpinannya hingga 2003
Baca SelengkapnyaSoeharto marah dan dendam dilengserkan. Ada sejumlah orang dia cap sebagai pengkhianat.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai antitesis Soeharto, sosok Benny Moerdani ternyata memiliki kisah tak terungkap antara dirinya dan sang Presiden kedua RI. Simak ulasan berikut.
Baca SelengkapnyaSoeharto memerintahkan camat dan lurah untuk membawa sahabatnya dari desa ke Jakarta
Baca SelengkapnyaKIsah Presiden ke-2 RI pernah ingin jadi sopir taksi dan berhenti dari militer.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca SelengkapnyaHubungan Hoegeng dengan Soeharto memang renggang setelah mengusut kasus korupsi
Baca SelengkapnyaBanyak kisah menarik Soeharto dan para pengawalnya. Hal ini dikisahkan Jenderal (Purn) Kunarto.
Baca Selengkapnya