Cerita Haru Tukang Becak, Petani dan Pemulung Pergi Haji
Merdeka.com - Jemaah haji asal Indonesia yang tergabung dalam kloter pertama mulai terbang ke Arab Saudi. Di antara banyaknya jemaah pergi ke Tanah Suci, ada cerita-cerita haru dari para jemaah.
Ada tukang becak, pemulung dan petani yang bisa menunaikan ibadah haji hasil jerih payah mereka. Menabung bertahun-tahun agar bisa menunaikan rukun Islam kelima. Berikut kisah mereka:
Menabung Rp20 Ribu Tiap Hari
-
Kenapa orang berhaji? Haji sendiri merupakan salah satu rukun Islam yang bisa ditunaikan. Haji merupakan ibadah yang ditunaikan setelah syahadat, salat, zakat, dan puasa. Namun dalam syariatnya, menunaikan ibadah Haji dapat dilakukan apabila seorang muslim mampu melaksanakannya.
-
Bagaimana cara orang berhaji? Biasanya, ada serangkaian acara yang dilakukan menjelang seseorang menunaikan ibadah Haji. Salah satunya yakni momen berpamitan kepada sanak, saudara, hingga orang-orang terdekat.
-
Siapa yang sedang bersiap berangkat haji? Rezky Aditya dan Citra Kirana telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, termasuk melakukan manasik haji sebagai bekal ilmu sebelum mereka tiba di Mekkah dan Madinah.
-
Apa yang dimaksud dengan haji? Haji secara istilah adalah menyengaja berkunjung ke Baitullah, di Makkah untuk melakukan ibadah pada waktu dan cara tertentu serta dilakukan dengan tertib.
-
Apa yang diharapin orang ketika ucapin doa berangkat haji? Doa-doa tersebut bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi juga bentuk dukungan spiritual dan emosional yang sangat berarti. Ketika seseorang menerima ucapan doa dari orang-orang terdekatnya, mereka merasa lebih tenang dan yakin bahwa perjalanan ibadah mereka mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.
-
Apa tren unik jemaah haji Indonesia di Arafah? Ada-ada saja kejadian unik dari jemaah Haji Indonesia di tanah suci. tahun ini. Jemaah haji asal Indonesia selalu berhasil mencuri perhatian banyak orang. Jika biasanya dikenal sebagai jemaah paling banyak selfie di tanah suci, kali ini jemaah Indonesia mencuri atensi dengan membawa gendongan ketika akan melakukan wukuf di Arafah.
Tipah, warga asal Probolinggo, Jawa Timur, berhasil mewujudkan impiannya mencium tanah suci hanya dengan menabung Rp20.000 setiap hari selama 9 tahun. Uang tersebut ia dapat dari hasil berdagang nasi untuk anak-anak sekolah dan sang suami memulung kardus bekas.
Namun dari hasil kerja keras itu mereka mampu menyisihkan uang Rp20.000 setiap harinya. "Pokoknya waktu itu berpikirnya cuma harus bisa menyisihkan uang Rp20.000 saja. Bagaimana pun caranya," ujarnya.
Ia mengaku, ketika terkumpul uang sebesar Rp5 juta, ia pun memberanikan diri untuk mendaftar haji dengan masa penantian 9 tahun.
Meski masa penantian cukup lama, ia mengaku tidak mempermasalahkannya. Sebab, sepanjang perjalanan waktu, ia harus menabung agar dapat melunasi biaya haji tepat waktu. "Ya kita berikhtiar, kalau ada niat pasti ada jalan," tambahnya.
Menyimpan Uang di Kamar Sejak 1965
Haki (92) bersama istrinya, Satuni (70), mendapat ucapan selamat dan doa setelah berkesempatan menunaikan rukun Islam kelima menuju Tanah Suci. Ia menjadi calon jamaah haji (CJH) tertua asal Kota Malang tahun ini.
Impian untuk naik haji akhirnya tercapai berkat menabung sejak tahun 1965 atau sekitar 54 tahun. uang tabungannya ia dapat dari hasil berjualan pakaian secara keliling dari pasar ke pasar. Profesi itu dijalani sejak masih muda dan hingga saat ini masih menjadi penopang hidupnya.
Haki dengan kesederhanaannya rajin menyisihkan hasil kerjanya. Walaupun dengan jumlah tidak besar, tetapi setiap pulang berdagang selalu menyisihkan untuk ditabung.
"Tergantung hasil dagang, terkadang Rp10 ribu, kan hasil dagang tidak mesti laku," katanya.
Haki yang lahir 1 Januari 1927 mengaku tidak pernah mengenal bank. Tabungannya cukup diselipkan di sebuah tas dalam kamarnya.
"Nabungnya di rumah, ditaruh di tas," tegasnya.
Bahkan lantaran terlalu lama disimpan, uang itu sampai lusuh, menjamur dan bau apek. Beberapa tidak laku karena sudah ditarik peredarannya. Keluarga baru menyetorkan ke bank untuk pendaftaran pada tahun 2013 sejumlah sekitar Rp60 Juta.
"Setelah setor ke bank baru 6 tahun kemudian bisa berangkat," tegasnya.
Menabung Selama 22 Tahun dari Hasil Mengayuh Becak
Matnazu Mucari Bungkas (71) akhirnya berhasil mewujudkan impian naik haji. Matnazu menjadi calon jemaah haji asal kota Surabaya.
Untuk mewujudkan impian itu, Matnazu sampai harus menabung selama 22 tahun. Uang tabungannya ia dapat dari hasil jerih payahnya mengayuh becak.
"Saya selama ini menabung untuk bisa berangkat haji. Saya sisihkan sebagian dari penghasilan mengayuh becak," ujar warga Simo Hilir Sukomanunggal.
Matnazu mengaku, selama puluhan tahun bekerja, ia tidak tertarik untuk membeli perabotan mewah. Menurut kakek dari 20 cucu ini, yang sangat berharga ialah becak tua yang bersandar di depan rumahnya. "Ya cuma becak itu harta yang paling berharga di rumah," ungkapnya tersenyum.
Menarik becak ia jalani mulai tahun 1997, meski penghasilannya tidak seberapa, namun pada bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Upayanya meraih mimpi bukannya tanpa halangan. Sebab, dalam kurun waktu tahun terakhir ini, penghasilannya dari mengayuh becak mengalami penurunan yang cukup drastis. Jika pada tahun-tahun sebelumnya ia dalam sehari bisa mengumpulkan uang Rp50.000 hingga Rp100.000, namun kini ia hanya mampu meraup rejeki antara Rp30.000 hingga Rp50.000 saja perhari.
Petani Asal Sumut Menabung 8 Tahun Demi Naik Haji
Abdul Salam bin Abdullah (71), seorang petani karet di Mandailing Natal, Sumatera Utara yang akhirnya bisa menjalankan rukun Islam ke 5 tersebut. Impiannya menginjak Tanah Suci sudah didambakan sejak 8 tahun lalu.
Abdul Salam Bin Abdullah (71) tergabung dalam Kelompok Terbang 05 Embarkasi Medan yang terbang menuju Tanah Suci pada Selasa malam sekitar pukul 21.30 Wib.
"Alhamdulillah, delapan tahun menabung dari hasil menjual karet, akhirnya berangkat juga ke Tanah Suci," kata Abdul.
Abdul mengatakan dalam mengumpulkan uang untuk biaya haji tersebut, ia menyisihkan sedikit penghasilannya dari menjual karet. "Jadi, saya menabung selama delapan tahun untuk pergi haji," katanya.
Sisihkan Upah sebagai Satpam untuk Naik Haji
Mansur, seorang satpam perumahan di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, menyisihkan upahnya untuk naik haji.
Bergaji Rp900 ribu sebulan, warga Kampung Kejawanan, Kecamatan Socah ini nekat mendaftar haji tahun 2011. Tak sendiri, Mansur juga mendaftarkan istrinya.
Tiap kali terima gajian dari pengelola Perumahan Griya Abadi, uang itu langsung disimpan ke tabungan naik haji. Untuk kebutuhan dapur, bayaran sekolah juga aneka kebutuhan hidup lain keluarga ini bergantung dari hasil jualan jamu tradisional yang ditekuni istrinya sejak lama.
Jika kebutuhan primer sudah terpenuhi dan masih ada sisa, maka uang sisa tersebut ia tabung untuk naik haji.
Konsistensi pasutri ini berbuah manis. Delapan tahun kemudian, mereka bisa melunasi seluruh biaya perjalanan haji yang ditetapkan Rp36,5 juta per orang.
Selama menabung, Mansur sering mendapat godaan. elalu muncul situasi mendesak yang membutuhkan uang banyak dan jumlah tabungan haji cukup menutupi kebutuhan itu. Namun, Mansur selalu menepis keinginan memakai uang tabungan haji dan mencari jalan lain untuk menutupinya.
"Alhamdulillah, saya dan istri, bisa berangkat tahun ini, minta doanya semoga menjadi haji mabrur," kata dia.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaMbah Tono sudah 26 tahun menabung untuk berangkat haji
Baca SelengkapnyaMbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaDi antara mereka, ada seorang nenek berusia 99 tahun yang terlihat semangat untuk menunaikan ibadah haji
Baca SelengkapnyaPasutri ini bisa berangkat ke Tanah Suci berkat rajin menabung
Baca SelengkapnyaDua lansia ini mampu mewujudkan mimpinya setelah menabung selama puluhan tahun.
Baca SelengkapnyaMereka memilih untuk berangkat ke Mekkah dengan gowes sepeda.
Baca SelengkapnyaPenampilan kuli panggul itu berjubah dan mengenakan sorban berwarna merah putih.
Baca SelengkapnyaSeperti apa contoh khutbah Jumat singkat tentang ibadah haji tersebut?
Baca SelengkapnyaMenabung sejak 1996, pada tahun 2012 mereka berhasil mendaftar sebagai calon jamaah haji.
Baca SelengkapnyaAwalnya ria yang hanya berprofesi sebagai pencari rumput ternak ini, biaya untuk berhaji ibarat langit dan bumi. Sulit dibayangkan olehnya.
Baca Selengkapnya