Cerita Ibu 4 anak selamat dari hantaman batu besar saat naik Semeru
Merdeka.com - Siti Sariah masih belum bisa melupakan peristiwa nahas yang nyaris membuatnya kehilangan nyawa. Ibu empat putri ini tidak henti-hentinya bersyukur atas keajaiban yang dialaminya.
"Alhamdulillah masih diberi napas dan tidak terjadi hal-hal yang berat. Kata petugas Saya cuma kena shock urat saja dan harus akupuntur," ujar Sari kepada merdeka.com, Jumat (14/8).
Sari adalah salah satu pendaki yang tertimpa batu besar saat mendaki terjalnya puncak Semeru. Selain Sari, M Rendika (pendaki asal Medan) mengalami patah kaki dan Dania (mahasiswi Unpas) meninggal dunia karena tertimpa batu besar itu.
-
Apa yang dilakukan istri? Dia memukul tangan suaminya yang sedang memegang mikrofon. Si suaminya akhirnya turun sambil menggandeng anaknya.Anaknya yang menyaksikan aksi sang ibu terlihat syok di bawah panggung.
-
Bagaimana cara wanita tersebut membantu suaminya kembali beribadah? Rupanya selama 14 tahun ini, ia telah menuntun suaminya sedikit demi sedikit untuk kembali ke Tuhannya. Ia juga mengaku sempat menyerah karena tak bisa terus memaksa suaminya. Namun siapa sangka, hari ini suaminya kembali beribadah pada Allah dengan tanpa paksaan dari sang istri.
-
Apa yang dilakukan oleh istri anggota TNI? Setelah dinikahi Letkol Inf Nur Wahyudi pada 2022 lalu, Juliana Moechtar menjabat sebagai Ketua Persit dan Ketua Yayasan Cabang XIX Siliwangi.
-
Apa yang dilakukan istri pria itu? Namun, tiba-tiba istri pria tersebut langsung menempeleng sopir ambulans.
-
Kenapa suami harus mendukung istri berbakti kepada orang tua? Hal ini, menurutnya, adalah bentuk dari kebaikan yang besar dari seorang suami dalam menjaga hubungan keluarga.
Sari memang Ibu yang tangguh. Meski sudah memiliki 4 putri, warga Jakarta ini masih sering mendaki gunung. Meski capek, Sari mengaku tidak pernah bosan mendaki gunung.
"Naik gunung itu memang capek, tapi entah kenapa setiap kali ada yang ngajak selalu semangat buat daki lagi," ujar Sari berseloroh.
Namun tidak setiap saat Sari mendaki. Ibu berjilbab itu hanya mendaki jika mendapat restu dari suaminya.
Sari berkisah, dua bulan lalu dia diajak mengikuti Diklat Dasar yang dilakukan oleh alumni SMA 15 Jakarta di Gunung Semeru. Jiwa petualangnya pun kembali bangkit dan ingin mencoba mendaki puncak tertinggi di Pulau Jawa itu. Namun karena tidak mendapat izin dari suami, Sari pun mengurungkan niatnya.
"Saya kalau tidak ada izin dari suami tidak akan berangkat. Kebetulan waktu itu anak sedang mau ujian jadi suami melarang," ujar Sari.
Namun untuk pekan lalu, suaminya memberi izin. Sari mendaki bersama 10 orang temannya. 2 Perempuan dan 8 laki-laki. Mereka start dari Ranupane sekitar pukul 15.00 WIB hari Senin (11/8).
Awalnya semua berjalan lancar. Jalur terjal menuju puncak Mahameru memang sulit namun Sari dan rombongan dengan pasti menjajakinya jengkal demi jengkal.
Hingga akhirnya peristiwa yang memupuskan harapan Sari itu terjadi. Rabu (12/8) sekitar pukul 05.05 WIB, saat berada di posisi 20 meter dari puncak Semeru, Sari harus berhenti. Meski tinggal 20 meter, kejadian luar biasa itu membuatnya tak sampai ke Mahameru.
Sebuah batu berdiameter 1 meter tiba-tiba longsor dan menggelinding menimpa Sari. Sari yang dalam posisi tidak siap langsung terpelanting dan berguling-guling menuruni puncak hingga jatuh di jurang kawasan blank 75. Sari langsung tak sadarkan diri.
Sementara batu besar itu terus menggelinding dan mengenai pendaki asal Medan M Rendika. Akibat tertimpa batu, M Rendika mengalami patah kaki.
Tidak sampai di situ, batu besar itu juga terus bergulir menuruni puncak Semeru hingga akhirnya menimpa pendaki lainnya, Dania Agustina. Dania adalah pendaki asal Sukabumi yang juga seorang mahasiswi Universitas Pasundan, Bandung. Dania bernasib paling tragis. Gadis belia itu tewas akibat tertimpa batu besar itu.
"Kondisi saya sebenarnya paling beruntung dibanding pendaki dari Medan dan Dania. Saya sempat shock juga," ujar Sari.
Sari terpental dan terpelanting ke jurang di area blank 75. Meski demikian dia tidak mengalami cedera serius. Hanya shock urat saja kata petugas yang mengevakuasinya. Namun dari semua musibah itu, satu hal yang membuatnya kuat dan harus bisa bertahan.
"Bahwa cinta orang-orang terdekat itu sangat memotivasi diri untuk jadi kuat. Saya gak nyangka saja setelah ketimpa batu dan kemarin Rabu pas kejadian saya sama sekali gak bisa menggerakkan bagian kanan karena nyeri yang luar biasa. Tapi saya motivasi diri sendiri bahwa Saya harus bangun dan harus bisa jalan hari itu juga karena saya ingat anak-anak saya menunggu kepulangan saya di Jakarta," ujar Sari.
Dengan tekad dan motivasi yang kuat, Sari akhirnya bisa melanjutkan perjalanan untuk pulang. Misi untuk menginjakkan kaki di puncak tertinggi di Pulau Jawa pun kandas. Namun ada yang lebih penting dari itu semua, anak-anak dan keluarganya sudah menunggunya di rumah.
Sari mengaku berangkat dari Jakarta menuju Semeru juga membawa secarik kertas. Kertas HVS putih yang telah ditulisi itu rencananya akan dia foto ketika sampai di Puncak Semeru.
"Tujuan sampai puncak sebenarnya juga buat 'misi' foto-foto ungkapan perasaan buat orang-orang terkasih sih. Itu kertas hvs yang saya tulis dengan spidol saat dari Jakarta. Dengan tekad itu saya optimis sampai puncak karena kondisi juga lagi fit. Tapi, ya... takdir bicara lain. Ada batu besar yang menghentikan langkah saya," terang Sari.
Namun karena gagal ke puncak karena terbentur batu besar, Sari meminta ketua rombongannya untuk memfoto HVS itu di jalan terjal jelang puncak Semeru.
"Foto itu diambil oleh ketua rombongan saya yang menemani saya dengan satu orang lagi. Posisi saya itu baru sadar dan masih lemah kemudian ingat dengan tulisan tangan yang saya buat. Saya minta agar mereka memfotokan kertas HVS tulisan saya itu. Saya sudah cukup puas berada di 20 meter mencapai summit. Sudah melihat semua keindahanNya dari posisi tertinggi. Saya anggap sudah sampai di puncak itu karena sudah lihat Golden Sunrise juga," terangnya.
Siang ini Sari sudah berada di kereta dari Malang menuju Jakarta. Dari sekian gunung yang pernah dia daki, mungkin Semeru yang paling meninggalkan kesan. Sari pun berharap segera tiba di rumah untuk kembali bercengkrama dengan keluarga yang sudah menunggu. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral video balita diajak mendaki Gunung. Ayahnya pun memberikan penjelasan.
Baca SelengkapnyaSosok wanita cantik berikut ini banjir atensi. Dia disebut begitu beruntung.
Baca SelengkapnyaSeorang perempuan ribut dengan suaminya di perjalanan pulang dengan mobil. Suaminya kemudian mendorongnya sampai jatuh ke jurang.
Baca SelengkapnyaViral nenek usia 71 tahun taklukan banyak gunung. Ini fakta sosoknya yang curi perhatian.
Baca SelengkapnyaJacinto traveling dengan membawa bekal seadanya. Dia juga tidak membawa tenda untuk menginap.
Baca SelengkapnyaRudy Kukuh bercerita, mendaki buka hal baru buatnya. Sebanyak 17 gunung dan lima bukti telah didaki.
Baca SelengkapnyaPerempuan yang bernama Lilie Wijayati ini masih terus mendaki di usianya yang kini hampir menginjak 60 tahun.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, viral seorang ibu yang sukses membesarkan sendiri 6 anaknya menjadi orang sukses. Video ini pun membuat salut banyak orang.
Baca SelengkapnyaBiasa tampil anggun, simak keseruan Keisya Levronka saat naik gunung bareng teman-temannya berikut ini!
Baca SelengkapnyaSelama perjalanan, mereka mendapati kejadian yang horor dan menegangkan
Baca SelengkapnyaSeorang wanita paruh baya pilih berjualan di tengah hutan dan gunung selama 24 jam sehari untuk penuhi kebutuhan keluarganya.
Baca SelengkapnyaHobi tersebut ternyata sudah dimulai sejak bangku sekolah. Meski usianya kini akan menginjak kepala enam, Meriam Bellina masih antusias untuk naik gunung.
Baca Selengkapnya