Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Jogja Nyah Nyoh penambal jalan, dikepung warga & dikasih uang

Cerita Jogja Nyah Nyoh penambal jalan, dikepung warga & dikasih uang Komunitas Jogja Nyah Nyoh tambal jalan berlubang. ©2017 merdeka.com/cahyo purnomo edi

Merdeka.com - Sudah tak terhitung lagi berapa jalan berlubang yang sudah ditambal Jogja Nyah Nyoh selama hampir dua tahun terakhir ini. Selain karena tak ingin menghitung jumlahnya, banyaknya jalan berlubang di DIY juga tak terhitung jumlahnya.

"Saya tidak menghitung, target kita bukan jumlah. Kita inginnya gotong royong jadi greget lagi. Pemerintah dan bukan pemerintah itu kita inginnya bisa bersama-sama gotong royong memperbaiki jalan berlubang," ujar Arditya Eka Sunu, koordinator Jogja Nyah Nyoh kepada Merdeka.com, Rabu (11/1) malam.

Mengawali kegiatannya pada 2015 dan mulai menyandang nama Jogja Nyah Nyoh sejak Februari 2016, komunitas sosial ini rutin menambal dan menandai jalan-jalan berlubang yang ada di wilayah DIY dengan menggunakan pilox putih. Bagi mereka, jalan berlubang adalah musuh bersama para pengguna jalan.

"Nyah nyoh itu dari Bahasa Jawa. Artinya ikhlas memberi tanpa mengharap ada balasan. Lewat gerakan ini kami ingin membangkitkan lagi budaya gotong royong. Kami juga ingin mengajak masyarakat untuk kembali peduli pada lingkungan sekitar," jelas Adit.

Sebelum beraksi menambal lubang, mereka harus melakukan survei jalan terlebih dulu. Caranya pun unik, saat berangkat kerja, masing-masing personel Jogja Nyah Nyoh selalu melewati jalan yang berbeda.

"Ya survei dulu. Kami prioritaskan jalan yang padat dan ramai dilalui pengendara, artinya potensi kecelakaan akibat lubang itu besar," kata Adit.

Berbagai kisah unik sampai menegangkan mewarnai aksi Jogja Nyah Nyoh ketika menambal jalan berlubang. Salah satunya, dikepung warga karena dikira mau tawuran. Saat dikepung dan akan dimassa warga, mereka belum menggunakan nama Jogja Nyah Nyoh. Setelah kejadian itu, mulailah mereka menyandang nama Jogja Nyah Nyoh supaya lebih mudah dikenali dan menghindari salah paham dengan warga.

"Kita dulu pernah di kepung warga saat menambal jalan berlubang di dekat Stadion Bantul. Kita dikira mau ribut (tawuran). Waktu itu banyak orang di pinggir jalan. Kita mau dimassa saat itu, tetapi langsung kita jelaskan tujuan kita," ujar Adit sambil tersenyum mengenang kisah mereka.

Adit kembali tersenyum mengingat pengalaman Jogja Nyah Nyoh sedang menambal lubang di pinggir jalan. Semisal ada beberapa pengendara yang melempar uang ke arah mereka. Serentak Adit dan beberapa teman dari Jogja Nyah Nyoh lalu mengejar pengendara itu. Uang yang dilempar tadi dikembalikan ke pemiliknya. Mereka lantas menjelaskan maksud dan tujuan aksi Jogja Nyah Nyoh.

"Kita tidak cari uang di sini. Ini di Jogja. Kalau mau ikut urunan, bukan gitu caranya. Kita kejar yang lempar uang. Kita kembalikan uangnya. Kalau perlu kita tambahi uangnya. Padakke kene ra duwe duit (dikiranya kami tidak punya uang apa)," ujar Adit sambil tersenyum.

Aksi spontanitas dari warga juga kerap muncul saat Jogja Nyah Nyoh menambal jalan berlubang. Biasanya ada saja warga yang tiba-tiba ikut membantu. Belum hilang dari ingatannya saat ada seorang pengendara mobil yang turun dari kendaraannya untuk membantu aksi Jogja Nyah Nyoh. Pengemudi itu memarkirkan mobil dan lampu untuk penerangan kegiatan menambal jalan.

"Orangnya pun ikut membantu. Malah saking dramatisnya, orang itu sampai ikut menambal tanpa pakai alat. Pakai tangan telanjang. Katanya, itu wujud kekesalannya karena jalan berlubang dan sudah lama tak diperbaiki," tutur Adit.

Adit menceritakan ada beberapa ruas jalan berlubang yang berulang kali harus ditambal karena selalu mengalami kerusakan. Hal ini karena setelah ditambal dan tak kunjung diperbaiki, akhirnya kembali berlubang dan terpaksa ditambal kembali dengan semen.

"Salah satunya di perempatan lampu merah MM UGM. Dulu pertama kali kami melakukan kegiatan menambal jalan ya di situ. Sampai sekarang sudah empat kali kami tambal. Tapi belum diperbaiki juga sama yang berkewajiban. Lubangnya berukuran besar," terang Adit.

Selain di perempatan MM UGM, ada juga lubang lain yang sudah berulang kali ditambal yaitu di dekat Jogja Expo Center (JEC). Seingat Adit, selama kurun waktu satu semester atau enam bulan, sudah dua kali lubang itu ditambal oleh Jogja Nyah Nyoh.

Adit mengaku Jogja Nyah Nyoh pernah dipanggil Gubernur DIY pada bulan Juni 2016 lalu. Saat itu ia dan kawan-kawannya, ditanya mengenai gerakan Jogja Nyah Nyoh dan di hubungkan dengan dinas Pekerjaan Umum (PU).

"Kami ditanya apa konsep gerakannya. Motivasinya apa? Kami justru diapresiasi oleh Gubernur. Dan dipertemukan dengan dinas terkait supaya ada sinergi untuk memperbaiki jalan yang berlubang," ucap Adit

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya
Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya

Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli.

Baca Selengkapnya
Melihat Terowongan 15 Meter yang Membelah Gunung Rompang Cianjur,  Hasil Swadaya Warga
Melihat Terowongan 15 Meter yang Membelah Gunung Rompang Cianjur, Hasil Swadaya Warga

Jalur tampak cukup sempit dan terbatas untuk dilalui kendaraan. Meski begitu, pemandangan di sekitar eksotis karena bentuk terowongan yang membobol gunung

Baca Selengkapnya
Kelakuan Anggota LSM, Palak Sopir Truk Modus Kontribusi Menjaga Lingkungan
Kelakuan Anggota LSM, Palak Sopir Truk Modus Kontribusi Menjaga Lingkungan

Jika tidak diberi, para pelaku akan berbuat kasar, mulai marah hingga merusak truk. Hal ini membuat sopir ketakutan.

Baca Selengkapnya
Hidup dari Uang Recehan di Putaran Jalan
Hidup dari Uang Recehan di Putaran Jalan

Keberadaan Pak Ogah dan banyaknya kendaraan yang berputar balik, dinilai menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan ibu kota.

Baca Selengkapnya
Sejarah Polisi Cepek yang Sekarang Makin Menjamur di Indonesia
Sejarah Polisi Cepek yang Sekarang Makin Menjamur di Indonesia

Dalam getaran megapolitan, keyakinan tersebar bahwa uang bukan barang langka, begitulah bukti adanya para polisi cepek di Ibu Kota. Simak selengkapnya disini!

Baca Selengkapnya
Viral Sekelompok Pemuda Tarik Pungli Modus Bersihkan Selokan, Endingnya Sesuai Harapan Netizen
Viral Sekelompok Pemuda Tarik Pungli Modus Bersihkan Selokan, Endingnya Sesuai Harapan Netizen

Viral warga Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat dibuat geram atas aksi sejumlah pemuda tarik pungli dengan modus bersihkan selokan.

Baca Selengkapnya