Cerita Jokowi tertibkan monyet sampai akan buang ke Pulau Seribu
Merdeka.com - Sejak Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta telah membuat terobosan berbagai program, salah satunya menertibkan topeng monyet. Pasalnya, Jokowi nama panggilanya, menilai tidak tega melihat hewan berwarna coklat itu dieksploitasi.
Meski demikian, mantan wali kota Solo itu, memiliki berbagai jurus yang dilakukannya, misalnya mengedarkan poster '2014 Jakarta Bebas Topeng Monyet'. Dalam poster tersebut Jokowi mengimbau agar masyarakat tidak menyiksa hewan dan juga menampilkan Pasal 303 KHUP tentang Perlindungan Hewan.
Dalam menjalankan kebijakan itu, Jokowi dihujani kritikan. Jokowi misalnya, dituding hanya mengurusi monyet ketimbang masalah-masalah di ibu kota. Jokowi juga pernah berencana membeli satu monyet seharga Rp 1 juta per ekor, lalu dikirim ke Ragunan tapi ditolak manajemen karena takut membawa penyakit.
-
Kenapa kata-kata Jokowi tentang semut dan gajah lucu? “Saya hanyalah semut yang harus melawan gajah-gajah yang punya segalanya.“
-
Apa yang Jokowi lakukan di MTQ Nasional? Jokowi akan menghadiri pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional XXX yang digelar di Stadion Gelora Kadrie Oening, Kota Samarinda.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Bagaimana Jokowi menyampaikan pesan dalam kata-kata lucu nya? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Apa yang dilakukan Jokowi di Sumbar? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian. Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
-
Siapa yang Jokowi temui? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian. Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
Berbagai upaya dilakukan Jokowi belum berhasil. Belakangan, Jokowi bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana melepaskan monyet hasil razia ke Pulau Seribu.
Berikut 6 cerita Jokowi soal penertiban monyet yang berhasil dihimpun merdeka.com:
Jokowi ingin Jakarta bebas monyet pada 2014
Demi ibu kota bebas dari tukang monyet, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membuat semacam poster bertuliskan '2014 Jakarta Bebas Topeng Monyet'. Bersama Pemerintah DKI, Jokowi mengaku merazia topeng monyet lantaran mengganggu ketertiban umum dan dapat menularkan penyakit."Itu bisa menjadi ya demi ketertiban mengganggu di perempatan ya menyebar penyakit rabies mangkanya mau bina. Kita tertibkan. Minggu ini mulai kita bereskan. Ya masukkan binatangnya ke Ragunan," ujar dia yang ditemui di Balai Kota, Jakarta, Senin (21/10).Jokowi menegaskan saat ini pihaknya belum menghitung jumlah monyet yang dijadikan topeng monyet. Tetapi, nantinya monyet-monyet tersebut akan menjadi tanggung jawab dari Dinas Peternakan, Pertanian dan Kelautan DKI Jakarta."Monyetnya belum dihitung, yang tanggung jawab ke Dinas Peternakan, Pertanian dan Kelautan," kata dia.
Jokowi dikritik gara-gara urus monyet
Kebijakan Gubernur DKI Joko Widodo menertibkan topeng monyet menuai kritik dari berbagai kalangan. Salah satunya, Anggota Komisi X dari Fraksi Partai Demokrat Nurul Qomar menyindir kompensasi yang ditawarkan Jokowi."Jangan dibeli monyetnya, dampaknya nanti banyak orang ternak monyet terus jual monyetnya ke Jokowi. Nanti Jokowi jadi tukang tampung monyet," kata Qomar di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (24/10).Menurut dia, topeng monyet adalah hasil kesenian dan kebudayaan. Sehingga solusi melokalkan itu dinilai lebih pantas. "Seharusnya Pemda dapat mengorganisir, lokalisir, dan kemudian ditempatkan di beberapa destinasi wisata. Ini tugas Jokowi. Jadi nilai manusiawinya tetap ada, persoalannya kan bukan pada monyetnya, tapi pada manusia di belakang monyet itu," katanya.Selain itu, Budayawan Betawi Ridwan Saidi juga mengkritik Jokowi. Dia menilai, sah-sah saja orang bekerja dan mencari nafkah sebagai tukang topeng monyet. "Cari makan halal dari rakyat ngapain sih diganggu saya heran," ujar Ridwan di Gedung DPR, Jakarta, Senin (28/10).
Monyet dikarantina
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merencanakan melepaskan monyet hasil razia ke Ragunan. Untuk itu, tempat Ragunan pun siap menampung ribuan monyet yang kerap dieksploitasi oleh pemiliknya.Kepala Taman Marga Satwa Ragunan Marsawitri Bumay mengatakan, pihaknya sedang mempersiapkan perbaikan kandang guna menampung monyet-monyet tersebut. "Prinsipnya bahwa kita SKPD-nya kepala Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan siap mendukung kebijakan tersebut. TMR sendiri kondisinya juga siap menerima monyet-monyet hasil penyidakan itu karena kami saat ini sudah menyiapkan kandang-kandang untuk konservasinya," kata Marsawitri kepada wartawan, Kamis (24/10).
Jokowi kasih uang Rp 1 juta ke pemilik monyet
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, mengatakan pemberian dana kompensasi sebesar Rp 1 juta untuk para pawang monyet yang dirazia Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bukan untuk uang pengganti monyet tersebut. Tetapi, untuk pengganti usaha lainnya selain topeng monyet."Kita itu tidak beli monyet. Kita ini memberikan kompensasi itu usaha bukan untuk beli monyet," ujar dia yang ditemui di Balaikota, Jakarta Pusat, Kamis (24/10).Jokowi mengatakan banyak pawang monyet yang ingin menjadi tukang sayur. Maka itu, Pemprov DKI Jakarta memberikan dana kompensasi sebagai pengganti usaha tersebut. "Macem-macem ada yang minta jadi tukang sayur. Memang kalau monyet yang sudah terlatih itu memang mahal harganya bisa sampai Rp 3 juta," ujarnya.
Ditolak Ragunan
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku ditolak Taman Margasatwa Ragunan (TMR) untuk menerima monyet dengan alasan mengidap penyakit berbahaya yang dapat menular ke satwa lainnya."Karena monyetnya sakit. Banyak penyakitnya. Seperti hepatitis dan TBC. Jadi kalau TMR enggak mau ya sudah," jelas mantan Wali Kota Solo ini, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/1)
Monyet dilepas ke Pulau Seribu
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merencanakan melepaskan monyet hasil razia di Pulau Seribu. Menurut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), monyet tersebut lebih baik jauh hidup bebas tanpa gangguan manusia."Ada tempatnya, di Kepulauan Seribu ada masih banyak tempat kita. Tapi yang terpenting terlokalisir lah," ujar Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/1).
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Hati-hati tentang lompat-melompat. Belum tentu lompat-lompat itu akan bermanfaat, rakyat akan menilai," kata Prabowo.
Baca SelengkapnyaDalam momen libur sekolah ini, presiden menghabiskan hampir satu minggu di kampung halamannya
Baca SelengkapnyaBikin heran warganet, monyet di Pura Uluwatu ini makan jok motor hingga habis setengah.
Baca SelengkapnyaTawa kecil terdengar saat Sedah Mirah mengelus punggung reptil tersebut dengan penuh kehati-hatian.
Baca SelengkapnyaBeberapa monyet ada yang masuk ke pemukiman desa bahkan ada yang mengambil makanan milik warga.
Baca SelengkapnyaKawanan makhluk kecil muncul ke permukiman warga Depok.
Baca SelengkapnyaCurhatan wanita di Bali bantu beri makan ratusan monyet yang kelaparan akibat hutan dibabat.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ibu Iriana Joko Widodo mengisi libur Lebaran dan akhir pekan di Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca SelengkapnyaKutipan kata-kata Presiden Indonesia yang lucu dan inspiratif.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi akan mengakhir masa tugasnya pada 20 Oktober 2024 mendatang. Jelang purnatugas, sejumlah kegiatan dilakukan Jokowi.
Baca SelengkapnyaMereka menjatuhkan anjing-anjing itu satu per satu atau meninggalkannya di pepohonan yang tinggi.
Baca Selengkapnya