Cerita Kakek Maniur rantai cucunya karena nakal dan ogah sekolah
Merdeka.com - Bocah 8 tahun RP, warga Jalan Gurilla, Gang Mustika, Medan menjalani hidup dengan penuh keprihatinan. Betapa tidak, di usia anak-anak dia mesti kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya.
RP ditinggalkan ibunya menjadi TKW di Malaysia. Sedangkan ayahnya, tidak diketahui keberadaannya. Dia dan tiga adiknya pun tinggal bersama kakeknya.
Namun ternyata, keprihatinan itu belum berakhir. Di rumah sang kakek Maniur Lumbangaol (79), RP malah mendapatkan perilaku yang memilukan. Dia dikurung dan kakinya dirantai oleh kakeknya. RP kemudian kabur karena tak tahan diperlakukan seperti itu.
-
Bagaimana ibu itu mengurung putranya? Ia mengungkapkan kepada pihak kepolisian bahwa selama bertahun-tahun, ia telah berupaya menyelamatkan putranya melalui berbagai cara, termasuk mengirimnya ke lebih dari 10 pusat rehabilitasi di seluruh negeri.
-
Siapa yang disiksa dengan roda hukuman? 'Korban dari roda hukuman bisa saja dianggap berbeda oleh orang-orang sezamannya, dan mungkin diskriminasi ini menjadi penyebab dari hukuman terakhirnya, karena ia bisa saja dikorbankan, sebagai 'seorang yang aneh', oleh orang-orang yang marah, sebagai penyebar wabah pes,' jelas para arkeolog yang melakukan penelitian.
-
Mengapa orang disiksa dengan roda hukuman? Teknik penyiksaan ini pada masa lalu kemungkinan umumnya dipakai untuk menghukum orang-orang yang dituduh dengan kejahatan berat. Akan tetapi, di wilayah Italia utara, hukuman semacam ini bahkan bisa diberikan pada orang yang dianggap sebagai penyebar wabah pes, dugaan yang disematkan pada pria ini.
-
Mengapa anak-anak disekap di sekte ini? Anak-anak tersebut diduga digunakan sebagai buruh murah. Selain itu, ditemukan kuburan yang tidak terdaftar yang diduga adalah kuburan bayi.
-
Bagaimana cara menyiksa dengan roda hukuman? Salah satu contoh dari praktik penyiksaan dengan menggunakan roda hukuman adalah dengan menjatuhkan roda kayu yang berat ke lengan dan kaki. Bagian tubuh yang patah tadi kemudian akan diikat ke jeruji roda dengan tali. Penyiksaan tambahan juga dapat diberikan dengan luka menggunakan pisau hingga api.
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
Akhirnya dia ditemukan di kawasan Jalan HM Yamin Gang Sado, Medan, oleh anggota polisi lalu lintas.
"Anggota kita dari Unit Binmas Aiptu Situmorang sedang mengatur lalu lintas di sana. Kemudian warga memberitahu tentang adanya anak itu. Kemudian anggota kita menyelamatkan dan membawanya ke Mapolsek," kata Kapolsek Medan Timur Kompol BL Malau.
Balau mengungkapkan, saat ditemukan kondisi bocah tersebut lusuh dan lemas. Diduga karena dia belum ada asupan makanan.
"Waktu ditemukan kondisinya lusuh dan lemas. Makanya kita kembalikan dulu kebugarannya," sambung Malau.
Polisi pun kemudian mencari alamat pihak keluarga guna memberitahu keberadaan RP. Tak lama sang kakek mendatangi Mapolsek Medan Timur untuk menjemput cucunya itu. Di hadapan polisi Maniur mengaku lelah dengan sikap RP yang tak mau sekolah.
"Sudah capek aku. Makanya ku rantai kakinya. Ku bujuk dia sekolah, tapi tak mau dia. Memang nakal anak ini," kata Maniur, di Mapolsek Medan Timur, Jumat (4/3).
Menurut Maniur, dia sudah tak tahan dengan kenakalan cucunya tersebut. Oleh karena itu dia tega merantai kakinya selama 10 hari. Tujuannya untuk membuat anak itu malu jika bertemu dengan teman-temannya, sehingga mau menjaga adik-adiknya di rumah.
"Tiap hari ku antar ke sekolah, tapi lari dia, main-main. Makanya ku rantai kakinya biar dia malu dilihat kawannya," kata Maniur terbata-bata.
Maniur mengaku, dia bersama anaknya mengasuh RP dan tiga adiknya setelah ditinggalkan kedua orang tuanya.
"Bapaknya jumpa mamaknya di Malaysia. Sekarang aku tidak tahu di mana mereka. Mereka tinggal denganku, aku ngasih makan semua, tapi anak-anakku yang menjaga," jelas Maniur.
Atas apa dilakukannya Maniur mengaku siap menanggung risiko jika polisi akan menahannya. "Kalau memang salah, biarlah aku ditahan," ujarnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi penganiayaan terhadap bocah tersebut diduga dipicu kekesalan warga atas ulah sang bocah yang ketahuan mencuri uang milik warga.
Baca SelengkapnyaTersangka membunuh tetangganya itu karena menyimpan dendam sepuluh tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaPotret Muhammad Rauf (13) korban penganiayaan dan pembunuhan ibu kandungnya sendiri.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap pria pembanting balita hingga leher patah di Condet, Kramatjati.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara dicekik pelaku hingga meninggal dunia dan jasadnya langsung dibuang ke sawah yang ada di sekitar rumah tinggal pelaku dan korban.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu di Surabaya menyiksa anak kandungnya sendiri yang masih berumur 9 tahun secara sadis.
Baca SelengkapnyaSaat jasadnya ditemukan warga, korban sudah dalam kondisi berlumuran darah.
Baca SelengkapnyaKasus ini terbongkar setelah ibunya curiga dengan perubahan perilaku korban yang cenderung murung dan tak mau bergaul.
Baca SelengkapnyaDia menyebut dari hasil pemeriksaan sementara, aksi bejat itu dilakukan pelaku sejak korban berusia 10 hingga 16 tahun.
Baca SelengkapnyaOrang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaAtas perbuatannya itu, RY saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana tersebut.
Baca SelengkapnyaTersangka R memerintahkan korban agar meminta izin kepada orang tua bahwa pergi ke rumah nenek agar aksinya berjalan lancar.
Baca Selengkapnya