Cerita Keji Ibu Kandung Tega Bunuh Anak Sampai Bayar 5 Eksekutor
Merdeka.com - Seorang ibu berinisial DRH tega melakukan pembunuhan berencana terhadap anak kandungnya, Carudin (32). Kasus itu terbongkar setelah adanya penemuan mayat laki-laki pada 27 Agustus lalu di kawasan hutan lindung Gunung Kalong Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu.
Polisi terus menyelidiki kasus ini, hingga ditemukan fakta adanya lima eksekutor yang terkait pembunuhan Carudin. Berikut fakta-fakta pembunuhan di Kabupaten Indramayu dan lima eksekutor yang ikut membantu pembunuhan berencana tersebut:
Awal Permasalahan
-
Bagaimana cara ibu korban membunuh kedua anaknya? Luka-luka yang ditemukan menunjukkan kekerasan yang ekstrem. MB ditemukan dengan delapan luka bacok di tubuhnya, sementara BN mengalami enam luka bacok.
-
Siapa pelaku pembunuhan wanita di Bali? Polisi telah menangkap pelaku pembunuhan ini. Tersangka bernama Anjas Purnama (23), warga Desa Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, Dia merupakan seorang anak buah kapal (ABK).
-
Kenapa pelaku membunuh wanita di Bali? Pelaku tega menghabisi korban karena kesal dimintai bayaran untuk berhubungan badan.'Motifnya, tersangka kesal serta emosi karena korban (saat berhubungan badan) terus mendesak meminta bayaran untuk berhubungan badan yang kedua. Dan mengancam akan berteriak meminta pertolongan.
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Niat DRH membunuh berawal sejak suaminya meninggal dunia. Hubungan DRH dan korban, Carudin, sudah tak harmonis sejak saat itu. Selain itu, ada unsur ekonomi juga yang melatarbelakangi terjadinya kasus ini.
Namun, puncak ketidakharmonisan keduanya terjadi pada tiga bulan lalu. Hingga akhirnya, tersangka merencanakan aksi pembunuhan.
"Bapaknya ini orang kaya. Setelah meninggal mereka seperti gitu lah (memperebutkan harta). Tanahnya banyak, ada sebagian yang sudah dijual," kata Kapolres Indramayu AKBP Yoris M.Y Marzuki.
Pelaku dan Eksekutor Saling Kenal
DRH sebagai pelaku pembunuhan berencana ternyata saling kenal dengan lima eksekutor. Mereka ini adalah orang-orang yang kerap diminta bantuan untuk mengobati kejiwaan korban yang dianggap bermasalah. Indikatornya, korban kerap menganiaya sang ibu dan menyelewengkan uang.
"(Rencana pembunuhan) Itu tiga bulan lalu. Memang ini kan intinya (tersangka) minta tolong (kepada lima eksekutor) untuk ngobati anaknya. Selain diduga ada masalah kejiwaan, infonya (korban) pemakai narkoba. Ada beberapa masalah," kata Kapolres Indramayu AKBP Yoris M.Y Marzuki.
"(Si ibu) Minta ke dukun menyadarkan. Nah dukun ini adalah di antaranya eksekutor," lanjut Yoris.
Korban Punya Perilaku Menyimpang
Kapolres Indramayu AKBP Yoris M.Y Marzuki menjelaskan alasan pelaku sampai menyewa lima eksekutor untuk melancarkan niatnya. Hal ini dikarenakan korban sempat mengancam akan membunuhnya.
Selain itu, korban juga mempunyai perilaku menyimpang dengan menyukai sesama jenis. Atas dasar itu pelaku menyewa para eksekutor untuk melenyapkannya.
"Dari pengakuan pelaku, korban ini sering menganiaya dengan memukuli, selain itu juga menjual harta benda milik pelaku DRH," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang anak berusia 5 tahun ditemukan tewas dengan bersimbah darah di sebuah rumah kawasan Bekasi,
Baca SelengkapnyaIbu di Bekasi diduga tega membunuh anaknya dan mengaku mendapat bisikan gaib sebelum melakukan aksinya.
Baca Selengkapnya"Begitu di sana kita olah TKP, barbuk hanya pisau saja, pisau sempat dicuci, pisau dapur."
Baca SelengkapnyaBocah tersebut ditemukan dengan luka 20 tusukan, salah satunya di bagian dada sebelah kiri
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap lima pelaku penculikan dan pembunuhan bocah perempuan berusia 5 tahun Aqilatunnisa Prisca Herlan di Cilegon
Baca SelengkapnyaPeristiwa tragis itu terjadi di Burgundy Residence
Baca SelengkapnyaPembunuhan itu bermula dari hilangnya Aqila. Saat penculikan terjadi, ibunda Aqila sedang pergi.
Baca SelengkapnyaPelaku terindikasi mengalami skizofrenia, sekitar dua bulan lalu
Baca SelengkapnyaKecurigaan bahwa kematian Asep tidak wajar semakin kuat setelah adanya tagihan pinjaman online atas nama korban yang diajukan di hari dia meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPembunuhan itu terjadi di kediaman pelaku Klaster Burgundy Blok RAA 9, Kawasan Summarecon, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaSebelum membunuh sang ibu, pelaku dimarahi ayahnya dengan kata-kata yang memicu emosi.
Baca SelengkapnyaAqilatunnisa Prisca Herlan, bocah usia 5 tahun tewas mengenaskan di tangan tiga orang wanita.
Baca Selengkapnya