Cerita keluarga asal Depok selamat dari gempa dan tsunami di Palu
Merdeka.com - Asmat, warga Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya Depok merasa sedih. Pasalnya anak perempuannya yang bernama Fitria kini masih terkatung-katung di Palu, Sulawesi Selatan. Anak perempuannya itu tinggal di Palu bersama suaminya yang bekerja di sana. Mereka dikaruniai satu anak berusia lima tahun.
Fitria dan keluarga menjadi korban selamat dalam bencana gempa dan tsunami. Namun kondisi mereka sekarang kesulitan. Satu keluarga itu juga tidak bisa pulang ke Depok karena tak punya biaya.
Fitria dan M Irfan, suaminya harus mencari jalan agar bisa kembali ke Depok bersama Sakinah Rafanda, anaknya. Asmat sendiri masih merasa kurang tenang karena belum bertemu langsung dengan mereka.
-
Siapa yang terdampak broken home? Dan dampaknya? Lebih kepada anak-anak.
-
Apa yang terjadi pada keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Apa yang sulit bagi Ibu Persit di Wamena? Hal yang membuat ibu Persit tersebut kesulitan adalah saat dirinya harus menggunakan kompor dari minyak tanah.
-
Siapa yang terdampak dari broken home? Dampak dari broken home dapat terasa pada anggota keluarga, terutama anak-anak.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
"Saya sempat mau ke sana tetapi enggak boleh sama tetangga. Mereka bilang khawatir di sana malah susah. Nanti ketemu anak enggak malahan hilang sayanya," kata Asmat di rumahnya di RT 5 RW19, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Selasa (2/10).
Setelah dipikir lagi barulah Asmat mengurungkan niatnya untuk ke Palu. Dia pun tetap berupaya mendapatkan informasi terbaru kabar anak cucunya. Asmat pun tak henti-hentinya memanjatkan doa agar keluarga anaknya diberi keselamatan.
Asmat sedikit lega setelah ada kerabat yang menginformasikan bahwa anak cucunya selamat. Begitu pun istri Asmat yang sebelumnya hanya bisa menangis kini sedikit bernapas lega.
"Kemarin malam akhirnya ada yang ngabarin. Ada yang telepon kemari, katanya anak cucu dan mantu saya ketemu. Mereka cuma punya pakaian yang ada di badan. Tapi alhmdulillah mereka selamat," ungkapnya lega.
Asmat dan istrinya tak hanya diam. Mereka berusaha untuk membantu anaknya agar bisa kembali bersama. Dia pun mendapat bantuan dari tetangga dan saudara. Kemudian uang itu dikirimkan melalui bank.
"Alhamdulillah tadi pagi sudah saya kirim (transfer), mudah-mudahan cukup dah buat ongkos mereka pulang ke Depok. Kabar tadi pagi yang saya dapat mereka sekarang lagi antre nunggu giliran naik pesawat TNI. Katanya nanti anak-anak sama perempuan dulu, laki-laki belakangan. Tapi enggak tahu kapan, katanya banyak banget yang kaya mereka," ceritanya.
Kabar yang dia dapat bahwa untuk persediaan makanan sudah teratasi. Hanya saja anaknya kesulitan untuk pulang ke Depok.
"Kalau urusan makan katanya aman. Cuma sulit air. Anak saya ingin pulang, tapi mereka kagak punya ongkos. Kasihan, cucu saya katanya trauma berat," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wahyu mengaku kedua orang tuanya meninggal dunia akibat tsunami dan gempa yang menerjang Kota Palu pada tahun 2018..
Baca SelengkapnyaPutri bercerita harus meninggalkan tiga anaknya demi pengabdian kepada Garut.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaDewi Gita harus terpisah sementara waktu dengan suami dan anaknya lantaran kesibukan masing-masing.
Baca SelengkapnyaHarus berpisah dari anaknya yang masih kecil, pria ini mengaku hal inilah yang menjadi patah hati terbesar seorang ayah.
Baca SelengkapnyaKetiganya meninggal pada 31 Maret 2024 lalu usai diterjang luapan sungai saat mencari ikan
Baca SelengkapnyaBencana longsor tersebut dipicu tingginya intensitas hujan yang menggujur kota Padang tanpa henti sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) pagi.
Baca SelengkapnyaAda seorang warga kampung yang hilang dan keberadaannya belum diketahui hingga kini.
Baca SelengkapnyaSang ayah mengadu hingga diberi solusi oleh politikus Dedi Mulyadi.
Baca SelengkapnyaSimak cerita janda cantik asal Sukabumi yang tinggal di desa terpencil dan ingin melihat suasana kota. Begini ulasannya.
Baca SelengkapnyaBupati juga ikut menyalatkan almarhum Fauzan di masjid dekat rumahnya bersama warga sekitar.
Baca SelengkapnyaMomen pria bagikan kenangan potret rumah di Google Maps sebelum peristiwa tsunami di Palu. Potretnya bikin pilu.
Baca Selengkapnya