Cerita keseruan keluarga 'Bhinneka Tunggal Ika' asal Bantul
Merdeka.com - Tinggal bersama keluarga memiliki berbagai keyakinan berbeda membuat Sumulyo Halim (22), menjadi memahami apa arti dari Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan bagi keluarga Halim merupakan hal menyenangkan dan tak menjadi alasan untuk bertikai maupun berselisih pendapat.
"Di keluarga saya agamanya berbeda. Ayah saya, Djoni Efendi Halim (64) memeluk Islam. Ibu saya Vivi (50) memeluk Budha. Sedangkan saya Kristen Karismatik dan adik laki-laki saya menyakini Kristen Jawa," ucap Halim saat ditemui merdeka.com di Bantul, Sabtu (10/6).
Halim dan keluarganya tinggal di Dusun Mandingan, Desa Ringinharjo, Kabupaten Bantul, DIY. Dia menceritakan bahwa di keluarganya, keyakinan tiap orang berdasarkan dari pengalaman pribadi dan proses pencarian masing-masing.
-
Bagaimana Bhineka Tunggal Ika terwujud dalam kehidupan bangsa Indonesia? Selain menjadi semboyan dan simbol, Bhineka Tunggal Ika juga menjadi identitas bangsa Indonesia yang plural. Apalagi Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya dan bahasa yang berbeda.Lantas sebenarnya apa arti Bhineka Tunggal Ika dan dari mana sejarah asal usul katanya?
-
Apa arti sebenarnya dari Bhineka Tunggal Ika? Arti Bhineka Tunggal Ika Secara etimologi kata bhinneka adalah berbeda-beda, dan kalimat lengkapnya tertulis di kitab kakawin karangan Mpu Tantular yaitu 'Bhinneka Tunggal Ika, Tanhana Dharma Mangrwa'.Sehingga jika diartikan utuh kata bhinneka adalah berbeda-beda, sementara itu arti Bhinneka Tunggal Ika yaitu 'berbedalah itu, tetapi satulah itu; dan di dalam peraturan undang-undang tidak adalah diskriminasi atau dualisme.'
-
Siapa yang bisa saling menghormati perbedaan? Anak sulung dan anak bungsu dapat menghormati perbedaan satu sama lain. Anak sulung telah belajar untuk menghargai keberagaman pendapat dan kebutuhan adik-adik mereka, sementara anak bungsu terbiasa menghormati otoritas dan pandangan orang tua. Hal ini membantu menciptakan pengertian dan perasaan aman di antara pasangan, yang merupakan dasar yang kuat untuk suatu hubungan yang langgeng.
-
Bagaimana kehidupan antar agama di kampung toleransi? Hal ini membuat seluruh umat beragama dari kalangan Buddha, Kristen sampai Muslim hidup rukun berdampingan.
-
Bagaimana cara menghargai keberagaman? Jamaah Jumat yang berbahagia,Adagium tersebut dapat kita wujudkan dengan sikap penghargaan terhadap siapa saja, sekali pun berbeda dalam banyak hal. Perbedaan suku, misalnya, tidak menghalangi kita untuk tetap menjalin sinergi.
-
Kenapa Bhineka Tunggal Ika jadi penting untuk bangsa Indonesia? Arti kata bhinneka adalah berbeda-beda dan istilah Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno. Apa arti Bhinneka Tunggal Ika didapat dari kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno yaitu kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular dari kerajaan Majapahit. Kakawin ini berisi ajaran toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.
"Bagi kami, prinsip agama yang kami percayai bukan keturunan. Tetapi bersifat holistik dan spiritual. Hal itu tidak diturunkan melainkan didapatkan dari pribadi masing-masing," ujar alumnus Geografi UNY ini.
Halim menuturkan bahwa awalnya sang ayah dan ibunya memeluk agama Budha. Kemudian, sang ayah memilih untuk menjadi muslim setelah melakukan perjalanan spiritual ke Jawa Barat dan sempat berguru kepada salah seorang Kiai di sana. Pilihan sang ayah untuk menjadi muslim tak mendapatkan tentangan. Ibunya, kata Halim, justru mendukung pilihan ayah.
Sedangkan Halim memilih menjadi Kristen setelah sempat dikenalkan kedua orang tuanya berbagai macam agama di Indonesia. Dari proses pencarian tersebut, akhirnya Halim mantap memilih beragama Kristen.
"Saya dulu sempat belajar agama Islam di masjid. Sempat ikut TPA. Sempat juga belajar Budha dari ibu. Kemudian belajar Konghucu dari keluarga ibu yang kebetulan memang Tionghoa. Belajar Hindu pun saya juga pernah. Akhirnya saya memutuskan memilih Kristen karena merasa cocok. Saya memilih Kristen Karismatik," ungkap Halim.
Halim menyampaikan bahwa pilihannya menjadi penganut Kristen itu tak mendapat tentangan dari orang tua. Mereka justru mendukung pilihannya. "Mereka hanya berpesan agar saya bertanggung jawab atas pilihan saya. Selain itu saya diminta agar menjalankan semua perintah dalam Kristen sebaik-baiknya," ungkapnya.
Halim menerangkan bahwa di keluarganya, meskipun memiliki perbedaan keyakinan tetapi masing-masing saling menghormati dan saling mengingatkan untuk beribadah sesuai dengan keyakinannya. Seperti saat bulan Ramadan, sang ayah beragama Islam menjalankan ibadah puasa. Sang ibu bahkan rela menyiapkan sahur dan buka puasa untuk ayah. Saat membangunkan ayah akan sahur, baik Halim, ibu maupun adiknya, melakukan bergantian.
"Contoh lain saat Natal, saya dan adik sering dimasakkan hidangan spesial. Selain itu selalu diingatkan untuk berangkat ke gereja setiap hari Minggu. Saat masih kecil, kedua orang tua pun mengantar saya ke gereja. Sedangkan saat ibu waktunya ke vihara, keluarga yang lain pun juga mengingatkan. Saya kebetulan yang paling sering mengantar ibu ke vihara," ucap Halim.
Mengenai perbedaan yang ada di dalam keluarganya, ia mengaku sempat membuat teman-temannya kaget. Hal itu menjadi sesuatu yang aneh dan langka. Bahkan, teman-temannya shock dan tak heran ada yang selalu meminta diceritakan namun ia enggan menceritakan panjang lebar.
"Bagi kami perbedaan itu indah dan saya bersyukur bisa mengetahuinya. Meskipun berbeda ada kesatuan di dalam perbedaan itu. Tidak ada pemaksaan kehendak. Semua masalah diselesai bersama," pungkas Halim.
Disinggung mengenai kemungkinan menerapkan hal yang sama kepada anak-anaknya kelak, Halim menilai hal itu baik untuk anak-anaknya nanti. Setiap anak, akan dibebaskan Halim untuk memilih agama atau keyakinan sesuai dengan kepercayaan serta panggilan hati.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Shandy Aulia dan sang ayah punya keyakinan yang berbeda. Namun mereka mampu jalin keakraban dan tetap harmnonis. Seperti apa potret mereka?
Baca SelengkapnyaWalaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.
Baca SelengkapnyaMahalini telah mendapat restu dan dukungan dari keluarganya. Mahalini kini telah menjadi mualaf.
Baca SelengkapnyaDengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaIndonesia menjadi contoh masyarakatnya tidak terpecah karena saling membenci.
Baca SelengkapnyaToleransi dalam beragama begitu tergambarkan dalam keluarga Puput Nastiti.
Baca SelengkapnyaSaking harmonisnya hubungan antarwarga beda agama, kampung ini dijuluki Desa Pancasila.
Baca SelengkapnyaIndonesia adalah negara dengan keragaman yang majemuk.
Baca SelengkapnyaDi sana juga terdapat tiga makam besar dari keluarga G.B Walter yang merupakan warga keturunan Belanda kelahiran Sumedang pada 1879.
Baca SelengkapnyaPaus Fransiskus menilai keberagaman justru menciptakan kehidupan yang damai.
Baca SelengkapnyaDesa ini dinobatkan sebagai desa Pancasila karena tingkat implementasi Pancasila sangat baik
Baca SelengkapnyaKenduri ini merupakan bagian dari Prosesi Agung Paroki HKTY yang tahun ini genap berusia ke 100 tahun.
Baca Selengkapnya